Kesulitan berjumpa di tengah pandemi Covid-19 disiasati dengan mengirimkan makanan menjelang Lebaran meskipun keyakinan konsumen sedang merosot.
Oleh
BM Lukita Grahadyarini/M Paschalia Judith
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemesanan bahan makanan dan makanan siap saji meningkat menjelang Lebaran. Makanan yang disediakan pelaku usaha dijual melalui laman perdagangan secara elektronik ataupun secara langsung.
Namun, pelaku usaha makanan yang umumnya dari segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mesti berhadapan dengan pandemi Covid-19. Situasi ini mengakibatkan pengiriman makanan ke daerah yang menerapkan pembatasan sosial menjadi terbatas.
Biasanya, menjelang Lebaran, konsumsi masyarakat meningkat. Namun, hasil survei Indeks Keyakinan Konsumen yang dilakukan Bank Indonesia menunjukkan persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi melemah cukup dalam. Indeks Kondisi Ekonomi pada April 2020 sebesar 62,8 atau anjlok dari Maret 2020 yang sebesar 103,3.
Optimisme konsumen melemah, yang terlihat dari Indeks Keyakinan Konsumen sebesar 84,8 pada April 2020 atau melorot dari 113,8 pada Maret 2020. Indeks Keyakinan Konsumen di bawah 100 adalah zona pesimistis.
Meski demikian, konsumen optimistis kondisi ekonomi dalam 6 bulan mendatang akan membaik.
Salah seorang pelaku UMKM yang penjualannya meningkat menjelang Lebaran kali ini adalah Fluorina Indrianti. Rendang buatannya yang dijual di toko Uni Etty di laman e-dagang Tokopedia meningkat 75 persen dibandingkan dengan hari biasa.
Seiring pembatasan sosial berskala besar pada masa pandemi Covid-19, Indrianti yang dapur produksinya di Tangerang, Banten, membatasi wilayah pengantaran produknya paling jauh ke Jawa Tengah.
Pilihan itu diambil karena jasa pengantaran barang terkendala pembatasan sosial. Padahal, ia harus menjaga kualitas makanan saat tiba di tangan pembeli.
”Kalau ada hambatan di perjalanan dan pengirimannya terlalu lama, saya khawatir makanannya akan basi,” katanya saat dihubungi, Selasa (19/5/2020).
Pada Ramadhan dan menjelang Lebaran 2020, Tokopedia mengadakan program Festival Santapan Lezat edisi kuliner lokal. Program ini menjadi panggung bagi pelaku usaha kuliner Tanah Air untuk menampilkan produk mereka.
Menurut External Communications Senior Lead Tokopedia Ekhel Chandra Wijaya, pelaku usaha yang memiliki kanal pemasaran dalam jaringan lebih tangguh menghadapi pandemi Covid-19. ”Mereka berhasil membuat bisnis tetap berjalan sehingga lapangan pekerjaan tetap dapat dipertahankan,” ujarnya.
Pengiriman
Terkait pembatasan sosial berskala besar di tengah pandemi Covid-19, Ketua Asosiasi Logistik Indonesia Zaldy Masita menyebutkan, pengiriman makanan dan bahan makanan melalui jasa logistik meningkat 80-100 persen. Dalam dua pekan terakhir, pengiriman makanan didominasi makanan siap saji dan makanan olahan siap masak.
Menurut Zaldy, tren ini mesti segera diakomodasi penyedia jasa logistik atau pengiriman barang. ”Banyak perusahaan logistik yang tidak siap menangani makanan karena butuh penanganan khusus, terutama makanan beku. Hal ini jadi pembelajaran bagi perusahaan untuk lebih siap menangani (pengiriman) makanan dan bahan makanan,” katanya.
Zaldy menambahkan, sekitar 90 persen pengiriman makanan dan bahan makanan didominasi oleh UMKM, termasuk petani dan nelayan. Paramita, misalnya, seorang warga yang tinggal di Jakarta Timur, mengatakan, ia mengirim makanan kepada kerabatnya yang tinggal di Tangerang pada Lebaran kali ini melalui jasa logistik.
Sekitar 90 persen pengiriman makanan dan bahan makanan didominasi oleh UMKM, termasuk petani dan nelayan.
Chief Corporate Affairs Gojek Nila Marita memaparkan, pengiriman makanan dan bahan makanan semakin banyak dilayani GoSend dan GoBox.
Nila menekankan, keamanan dan kesehatan mitra pengemudi, toko, dan pelanggan jadi fokus utama. (LKT/JUD)