Permintaan uang dari perbankan ke Bank Indonesia sejak awal Ramadhan hingga menjelang Idul Fitri 2020 di NTB mencapai Rp 1,5 triliun. Jumlah itu meningkat 6 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·2 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Permintaan uang dari perbankan ke Bank Indonesia sejak awal Ramadhan hingga menjelang Idul Fitri di Provinsi Nusa Tenggara Barat mencapai Rp 1,5 triliun. Jumlah itu meningkat 6 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2019.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Barat Achris Sarwani di Mataram, Selasa (19/4/2020), mengatakan, uang keluar (outflow) dari Bank Indonesia kepada perbankan di Provinsi NTB yang mencapai Rp 1,5 triliun merupakan catatan selama 22 hari Ramadhan, yakni pada kurun waktu 24 April 2020 sampai dengan 15 Mei 2020. Pada periode yang sama tahun lalu, jumlah uang keluar Rp 1,4 triliun.
Menurut Achris, tingginya uang keluar pada periode 22 hari Ramadhan tahun ini disebabkan oleh peningkatan uang pecahan besar (UPB) dari perbankan.
”Tingginya peningkatan outflow UPB tersebut untuk memenuhi kebutuhan uang tunai dalam rangka pembayaran tunjangan hari raya, gaji, dan khususnya penyaluran program bantuan sosial tunai (BST) dari pemerintah,” kata Achris.
Penyaluran BST bertujuan agar masyarakat yang terdampak Covid-19 tetap memiliki daya beli terhadap bahan kebutuhan pokok. Pemenuhan terhadap kebutuhan bahan pokok itu dipasok oleh usaha mikro kecil menengah (UMKM) disekitar dan lokal sehingga memberikan kemanfaatan terhadap perekonomian Provinsi NTB.
Tingginya peningkatan outflow UPB tersebut untuk memenuhi kebutuhan uang tunai dalam rangka pembayaran tunjangan hari raya, gaji, dan khususnya penyaluran program bantuan sosial tunai (BST) dari pemerintah. (Achris Sarwani)
BST yang berasal dari Kementerian Sosial mulai disalurkan di NTB pada Rabu (6/5/2020). Menurut Kepala Dinas Sosial Provinsi NTB Ahsanul Khalik, jumlah keluarga penerima BST di NTB sebanyak 270.005 keluarga. Setiap keluarga mendapat Rp 600.000 per bulan selama tiga bulan.
Berbeda dengan uang keluar, kata Achris, uang masuk dari perbankan ke Bank Indonesia pada 22 hari Ramadhan Rp 211,2 miliar atau menurun dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 310,3 miliar. Rendahnya uang masuk, kata Achris, tidak terlepas dari sektor pariwisata yang turun karena pandemi Covid-19.
Sejak Covid-19, sektor pariwisata NTB memang terpuruk. Itu karena sepinya wisatawan. Semua sektor terkait, mulai dari akomodasi, jasa perjalanan wisata, hingga pusat oleh-oleh terdampak. Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB Lalu Moh Faozal mengatakan, sekitar 15.000 pekerja di sektor pariwisata di rumahkan sejak merebaknya pandemi Covid-19.
Meski sektor pariwisata terdampak, menurut Achris, uang masuk akan mulai meningkat setelah hari raya Idul Fitri.
”Hal itu seiring dengan adanya realisasi belanja masyarakat pada masa Idul Fitri, meskipun diperkirakan tidak akan setinggi tahun sebelumnya,” kata Achris.