Pembayaran Digital Mengakomodasi Kebutuhan Masyarakat
Pola masyarakat berbelanja selama pandemi Covid-19 berubah ke digital. Penyedia layanan jasa keuangan mengadopsi perubahan itu dengan memperkuat layanan pembayaran digital.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kebiasaan baru masyarakat, yakni bekerja dari rumah demi mengurangi tingkat penyebaran Covid-19, juga mengubah pola belanja mereka. Perbankan dan penyedia layanan pembayaran lainnya pun akhirnya perlu menyesuaikan bisnis untuk mengakomodasi perubahan perilaku konsumsi masyarakat.
Digital Banking Head PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Irwan S Tisnabudi mengatakan, pandemi Covid-19 telah mengubah cara masyarakat dalam beraktivitas, termasuk pada periode Ramadhan dan hari raya Idul Fitri 2020.
Pada periode ini, lanjut Irwan, transaksi keuangan, seperti membayar tagihan telepon, listrik, kartu kredit, paket data, isi pulsa, dan pembayaran berbagai aplikasi berlangganan yang menggunakan Jenius mengalami peningkatan. Jenius adalah produk layanan keuangan Bank BTPN.
”Fitur Send It pada Jenius menjadi fitur yang paling banyak digunakan karena memudahkan pengguna untuk melakukan transfer antarbank dan juga membayar berbagai macam tagihan,” ujarnya, saat dihubungi Kompas, Senin (18/5/2020).
Untuk melihat tren perilaku digital dari masyatakat dalam menjalani Ramadhan dan mempersiapkan Idul Fitri di tengah pandemi, Jenius melakukan survei independen bertajuk ”Jenius Study: Indonesian Digital Savvy Behavior During Ramadan 2020”. Survei ini dilakukan kepada 486 pengguna Jenius sepanjang April hingga Mei 2020.
Hasil survei menunjukkan, kegiatan finansial yang paling sering dilakukan masyarakat digital selama Ramadhan kali ini adalah menabung (76 persen responden), berbelanja daring (71 persen), membayar tagihan (69 persen), membeli makanan dengan layanan pesan antar (55 persen), dan top up e-Wallet (52 persen).
”Pengguna Jenius dapat memiliki hingga lima kartu debit, yakni satu kartu debit utama (m-Card), tiga kartu debit tambahan (x-Card), dan satu kartu debit virtual (e-Card) untuk membantu pengguna mengatur pos pengeluaran dan alokasi dana untuk setiap kebutuhan,” ujar Irwan.
Dihubungi terpisah, Presiden Direktur OVO Indonesia Karaniya Dharmasaputra menyampaikan, pada periode Ramadhan 2020 ada pertumbuhan signifikan dalam transaksi e-dagang hingga lebih dari 110 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Sepanjang 2020 berjalan, pengguna baru OVO meningkat hingga 267 persen.
”Pertumbuhan ini terjadi seiring kebiasaan baru masyarakat dalam berbelanja secara dalam jaringan dan mengadopsi metode pembayaran nontunai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari selama melakukan pembatasan sosial,” ujarnya.
Pertumbuhan ini terjadi seiring kebiasaan baru masyarakat dalam berbelanja secara dalam jaringan.
Sejak pemerintah mengimbau warga untuk melakukan pembatasan sosial dan bekerja dari rumah, Karaniya mengklaim terjadi lonjakan yang sangat signifikan terhadap transaksi bahan pokok. Meski tidak dapat menyebut angka, ia mengatakan nilai transaksi bahan pokok menggunakan OVO sejak pemberlakuan pembatasan sosial setara dengan nilai harian kebutuhan beras untuk seluruh masyarakat di Jawa Tengah.
Selain peningkatan transaksi bahan pokok, penggunaan dompet digital OVO sebagai alat transaksi juga meningkat untuk pembelian paket data internet dan layanan pendidikan daring.
”Tim kami bekerja ekstra untuk mendukung layanan transaksi nontunai. Selama kami terus berfokus untuk menghadirkan berbagai keuntungan bagi pengguna, maka kami tidak hanya dapat mempertahankan, tetapi juga mengembangkan basis pengguna OVO,” ujarnya.
Sementara itu, Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication PT Bank Central Asia Tbk Hera F Haryn menuturkan, jumlah transaksi melalui BCA mobile dan Klik BCA selama Maret-Mei 2020, masing-masing tumbuh 99,2 persen dan 10,8 persen secara tahunan.
”Saat ini sekitar 98,2 persen dari keseluruhan jumlah transaksi nasabah telah dilakukan melalui jaringan perbankan digital BCA,” ujarnya.
Pertumbuhan jumlah nasabah ditopang fasilitas pembukaan rekening melalui BCA Mobile dan pengembangan program aplikasi antarmuka (applications programming interface/API) untuk memudahkan pengguna teknologi perbankan atau perusahaan e-dagang dalam menjalankan transaksi bisnis.
Teknologi API memungkinkan BCA melakukan integrasi antara sistem copartner dan sistem perbankan BCA. Saat ini sudah lebih dari 1.600 mitra, terutama terdiri dari perusahaan-perusahaan teknologi finansial dan e-dagang, telah tergabung dengan sistem BCA.
”Sejak fasilitas ini diluncurkan, masyarakat memberikan respons yang sangat positif. Hal ini tecermin dari banyaknya pembukaan rekening baru, yang tertinggi mencapai hingga 3.000 rekening per hari yang dibuka melalui BCA Mobile,” ujar Hera.