Pandemi Covid-19 memukul hampir semua sektor ekonomi dan perdagangan. Namun, UMKM justru punya peluang bertahan dan berkembang. Salah satunya dengan mengoptimalkan laman pemasaran.
Oleh
ARIS PRASETYO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kendati pandemi Covid-19 melumpuhkan sebagian besar aktivitas ekonomi dan perdagangan, ada sejumlah peluang dan pasar baru bagi sektor usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM. Salah satu strateginya adalah memanfaatkan penjualan di laman pemasaran. Di beberapa jenis produk UMKM justru mengalami peningkatan penjualan selama masa pandemi.
Menurut CEO Blibli Kusumo Martanto, dibandingkan dengan sebelum pandemi Covid-19, peningkatan penjualan produk melalui laman pemasaran Blibli.com mencapai sekitar 50 persen. Namun, untuk sektor tertentu, khususnya produk-produk yang dijual UMKM, ada peningkatan penjualan 2-6 kali lipat dibandingkan dengan saat kondisi normal. Hal itu mencerminkan bahwa masih ada peluang baru di tengah situasi pandemi seperti sekarang ini.
Untuk sektor tertentu, khususnya produk-produk yang dijual UMKM, ada peningkatan penjualan 2-6 kali lipat dibandingkan dengan saat kondisi normal.
”UKM atau UMKM yang menjual produk-produk herbal, masker, ataupun cairan penyanitasi tangan (hand sanitizer) justru mengalami peningkatan penjualan dua kali lipat hingga enam kali lipat. Artinya, ada peluang baru di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini,” ujar Kusumo dalam diskusi daring bertajuk ”Bertahan dari Pandemi: Penciptaan Pasar Baru” yang bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Kamis (14/5/2020).
Kusumo menambahkan, kebiasaan baru di masa pandemi juga dapat dijadikan peluang bisnis. Saat ini, dengan kebijakan pembatasan sosial berskala besar dan kebijakan bekerja dari rumah, hampir semua transaksi serta model kegiatan berubah dari tatap muka menjadi lewat daring. Begitu pun transaksi jual beli yang kian masif terjadi secara daring.
”Nah, perubahan perilaku selama pandemi Covid-19 ini bisa memberikan peluang bagi pelaku UKM dan UMKM. Kalau kami amati, dalam situasi seperti ini, UMKM dan UKM punya daya tahan yang lebih baik,” ucap Kusumo.
Sementara itu, menurut Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, kolaborasi menjadi kunci bagi pelaku usaha skala kecil dan menengah untuk bisa bertahan dan berkembang. Kolaborasi yang ia maksud adalah kerja sama antarpihak, seperti pemerintah, pelaku usaha, dan penyedia laman pemasaran.
Selain membantu memasarkan produk, perusahaan penyedia laman pemasaran dapat membantu memberi pelatihan dan pendampingan kepada pelaku usaha.
”Ada jutaan UMKM di Jawa Tengah. Kalau semua bahu-membahu, misalnya saling bertukar informasi, pengalaman, dan jejaring pemasaran, saya rasa dalam kondisi seperti ini UMKM dapat bertahan atau mungkin bisa berkembang. Selain kolaborasi, kata kunci lainnya adalah butuh inovasi,” tutur Ganjar.
Dalam kondisi seperti ini, UMKM dapat bertahan atau mungkin bisa berkembang. Selain kolaborasi, kata kunci lainnya adalah butuh inovasi.
Seperti diberitakan sebelumnya, sejumlah pelaku UMKM yang terdampak pandemi Covid-19 menanti dukungan dan realisasi insentif dari pemerintah. Ketua Forum Komunikasi Asosiasi Pengusaha (Forkas) Jawa Timur Nur Cahyudi, Rabu (1/4/2020), mengatakan, sudah ada beberapa masukan dari sejumlah anggota Forkas.
Mereka meminta pemerintah segera merealisasikan kebijakan relaksasi bagi UKM yang terdampak Covid-19. UMKM di sektor pariwisata di Jawa Timur, misalnya, mengalami penurunan omzet penjualan lantaran sepinya wisatawan domestik dan mancanegara karena imbas Covid-19.
”UMKM yang berjualan secara daring dan mendapat banyak permintaan juga ada yang tidak dapat mengirim. Salah satu penyebabnya adalah lokasi pembeli tidak bisa dilewati (akibat pemberlakuan PSBB) sehingga barang dikembalikan,” ujar Nur Cahyudi.