Pandemi Covid-19 membuat sektor ekonomi dan dunia usaha di Indonesia begitu terpukul, termasuk pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, maka Pemerintah Kota Surabaya mengajak berkolaborasi untuk penanganan covid-19
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA
·5 menit baca
SURABAYA, KOMPAS - Pandemi Covid-19 membuat sektor ekonomi dan dunia usaha di Indonesia begitu terpukul, termasuk pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Ketika UMKM kelimpungan menjalankan bisnis, Pemerintah Kota Surabaya mengajak berkolaborasi untuk mengupayakan penanganan penyebaran virus korona.
Pelaku UMKM di Surabaya turut diberdayakan oleh Pemkot Surabaya dalam upaya mengantisipasi dan menangani pandemi Covid-19. Pelaku usaha yang umumnya dijalankan di rumah ini, diajak membuat masker, alat pelindung diri (APD) seperti baju hazmat dan face shield, hingga produk olahan makanan. Semua produk yang digarap oleh UMKM di Kota Surabaya dibagikan oleh pemkot kepada tenaga medis dan warga yang terdampak Covid-19.
Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Surabaya, Wiwiek Widayati di Surabaya, Sabtu (9/5/2020) mengatakan, di tengah pandemi Covid-19, Pemkot Surabaya terus berupaya bagaimana memberdayakan UMKM. Apalagi situasi saat ini sektor ekonomi dan dunia usaha berdampak begitu besar. "Pemkot Surabaya terus mencarikan substitusinya, bagaimana supaya UMKM tetap produksi sehingga penghasilan tetap ada,” ujarnya.
Karena itu, pihaknya melibatkan UMKM untuk mendukung pemkot dalam upaya penanganan Covid-19. Mereka dilibatkan dalam pembuatan alat pelindung diri seperti masker dan baju hazmat, hingga berbagai produk olahan makanan. Paling tidak setiap hari UMKM di Kota Surabaya bisa menghasilkan 800 hazmat dan sedikitnya 2.000 masker kain.
Pemkot Surabaya terus mencarikan substitusinya, bagaimana supaya UMKM tetap produksi sehingga penghasilan tetap ada (Wiwiek Widayati)
Selain mengerjakan APD dan masker, UMKM juga dilibatkan pembuatan abon, kering tempe untuk dibagaikan kepada warga Surabaya yang terdampak Covid-19.
Melibatkan UMKM dalam upaya Pemkot Surabaya menangani Covid-19, dilakukan sejak awal. Menurut Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, semua produk yang bisa dikerjakan oleh UMKM, otomatis diserahkan kepada kelompok ini. Memberikan mereka pekerjaan, salah satu upaya pemkot untuk menyelamatkan sektor yang paling rentan ketika situasi ekonomi agak terganggu seperti sekarang.
Menopang UMKM
"Hampir semua pelaku UMKM bisa mendapat pekerjaan, selama mereka kreatif dan inovatif. Semisal selama ini membuat kerajinan, dan bukan konveksi tapi dengan begitu banyak kebutuhan APD, mereka harus siap mengarap dang berkualitas," ujar Risma.
Wiwiek merinci, untuk produk kering tempe, pemkot melibatkan hampir 165 UMKM. Sedangkan abon, 10 UMKM, dan sambal pecal 49 UMKM. Di samping itu, ada pula UMKM yang dilibatkan dalam pembuatan APD dan masker kain. Untuk pembuatan APD itu ada 11 UKM, sedangkan masker, kurang lebih ada 41 UKM.
Salah satu pemilik UMKM Ida Sri Setyaningsih. Pemilik UMKM Makmur Sari Surabaya ini mengaku, jika pandemi Covid-19 berdampak besar bagi produksi sambal etap berjalan dan menghasilkan. Usaha itu menjadi tumpuan warga di sekitarnya yang selama ini ikut mmebuat sambal pecal pesanan Pemkot Surabaya
Hal yang sama juga dialami pemilik UMKM Joana Cookies, Monica Harijati. Ia mengaku sangat terbantu dengan adanya pesanan makanan abon dari Pemkot Surabaya. Setiap harinya orderan dari pemkot ini kian bertambah. “Sampai hari ini pemkot melalui Disdag sudah pesan sekitar 400 kilogram,” kata Monica.
Monica menjelaskan, setiap harinya dia yang dibantu anak-anaknya itu, mampu menyelesaikan kurang lebih 100 kilogram abon. “Selain dibantu anak saya, kami mengerjakan ini juga secara berkelompok,” katanya.
Namun begitu, Monica juga mengakui, sebelum mendapat orderan, omzet jualannya menurun drastis, terlebih dampak dari pandemi Covid-19. Namun, tanpa menunggu lama, ia pun bergegas untuk lebih mengaktifkan penjualannya dengan memanfaatkan digital marketing. “Kita harus bangkit dengan cara yang beda. Akhirnya muncul ide baru dengan mengaktifkan online,” jelasnya.
Untuk saat ini, Monica mengaku jika usahanya mulai bangkit kembali. Selain penjualan, ia pun juga sibuk melakukan workshop secara online agar terbebas dari keterpurukan ini.
Sejak awal dilibatkan menggarap hazmat dan masker juga dialami Wiwit Manfaati (53), pengusaha kerajinan dari eceng gondok di Kebraon Surabaya. Setiap hari kelompoknya terdiri dari 13 penjahit dan dua orang tukang potong kain harus menyelesaikan paling tidak 150 hazmat, dan 2.000 masker. Semua bahan baku dipasok oleh Pemkot Surabaya, kami pelaku usaha hanya mengerjakan dan harus berkualitas karena hazmat dan APD lain khusus untuk tenaga medis di seluruh rumah sakit di Surabaya.
UMKM yang menggarap APG ada 10 kelompok, yang melibatkan sekitar 50 orang, penjahit, memotong kain dan pekerjan lain. “Setiap hari harus ada yang seslesai dikerjakan lalu diantar ke Balai Kota Surabaya, untuk segera disalurkan ke rumah sakit,” kata Wiwit.
Pada Sabtu siang, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menemui tiga purnawirawan Jenderal yang diutus oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di dapur umum di Taman Surya.
Adapun ketiganya adalah Mayjend TNI Purnawirawan Eko Budi S, Mayjen Mar TNI Purnawirawan Gatot Triswanto, dan Brigjen Pol Purnawirawan JB Gebana P. Ketiganya berdiskusi dengan Wali Kota Risma tentang berbagai penanganan Covid-19 yang telah dilakukan oleh Pemkot Surabaya.
Saat itu, Wali Kota Risma menjelaskan tentang berbagai upaya yang telah dilakukan Pemkot Surabaya dalam melawan pandemi ini. Salah satunya melakukan penyemprotan disinfektan setiap hari ke berbagai penjuru kota, memasang wastafel di fasilitas umum dan memasang sarana penyemprotan disinfektan.
Selain itu mengirimkan minuman pokak dan telur, serta makanan tiga kali sehari, termasuk alat makan, alat mandi ke warga, terutama warga yang statusnya orang tanpa gejala (OTG), orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan(PDP) dan positif Covid-19.
Bahkan, ia juga menyampaikan berbagai upaya Dinas Kesehatan dalam melakukan tracing atau penulusuran kepada warga kota, termasuk pula data-data pasien hingga cerita dan kronologi terkena Covid-19. “Kami lengkap datanya itu hingga ceritanya, dia terkena dimana dan sudah berhubungan atau kontak dengan siapa aja,” ujarnya.
Wali Kota Risma juga menyampaikan 17 pos perbatasan yang saat ini terus diperketat penjagaannya. Bahkan, bagi warga yang baru datang dari luar negeri, akan langsung diminta isolasi diri di hotel yang telah disediakan pemkot. “Mereka kami minta isolasi diri di hotel selama 14 hari sekaligus menjalani beberapa tes,” tegasnya.
Sementara itu, Mayjend TNI Purnawirawan Eko Budi S mengatakan kedatangannya ke Surabaya untuk melaksanakan kegiatan monitor dan evaluasi berbagai kegiatan percepatan penyelesaian Covid-19. Makanya, dia bersama dua rekannya itu datang langsung ke Balai Kota Surabaya untuk berinteraksi langsung dengan Wali Kota Risma selaku Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Kota Surabaya
“Apa yang telah disampaikan oleh Bu Wali Kota sudah cukup baik, sudah bagus, termasuk upaya yang telah dilakukan, seperti penyemprotan, pemberian sembako, memperhatikan mereka-mereka yang terpapar di rumah sakit, memberikan vitamin dan jamu, itu saya kira sudah cukup baik sekali,” katanya.