Uji Cepat Covid-19 Jemaah Masjid di Sidoarjo Diperluas
Gugus Tugas Covid-19 Sidoarjo memperluas uji cepat terhadap jemaah masjid yang masih menggelar kegiatan keagamaan secara massal. Itu dilakukan untuk mengantisipasi persebaran virus korona galur baru.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sidoarjo memperluas uji cepat terhadap jemaah Masjid Nurul Huda yang menggelar kegiatan keagamaan secara massal. Itu dilakukan untuk mengantisipasi persebaran virus menyusul ditemukannya kasus reaktif pada jemaah Masjid Al-Ikhlas.
Uji cepat Covid-19 di Masjid Nurul Huda, Desa Janti, Kecamatan Waru, berlangsung Jumat (8/5/2020) malam. Sasarannya puluhan warga yang baru selesai menjalankan ibadah Tarawih secara berjemaah. Mereka diperiksa satu per satu dan diminta menunggu hingga diketahui hasilnya.
Tidak semua anggota jemaah diperiksa, tetapi diseleksi secara acak, terutama orang yang berisiko tinggi terpapar virus korona galur baru dengan menunjukkan gejala klinis seperti batuk, pilek, dan demam. Selain itu, orang tanpa gelaja klinis, tetapi berusia di atas 40 tahun.
Tim gabungan akhirnya berhasil mengumpulkan 93 anggota jemaah masjid untuk diuji cepat Covid-19. Hasilnya, 91 orang dinyatakan nonreaktif (negatif), sedangkan dua orang reaktif (positif). Jemaah yang hasil tesnya reaktif itu laki-laki bernama M (25) dan perempuan bernama S (60), warga Desa Janti.
Uji cepat Covid-19 ini akan terus diperluas dengan menyasar tempat-tempat terjadinya kerumunan karena berpotensi terhadap penyebaran virus. (Sumardji)
Dua jemaah masjid yang hasil tesnya reaktif itu kemudian diobservasi di Gedung Pendidikan dan Pelatihan Badan Kepegawaian Daerah Sidoarjo. Mereka harus menjalani pemeriksaan lanjutan berupa uji swab (usap) hidung dan tenggorokan untuk memastikan apakah terkonfirmasi positif Covid-19.
Deteksi dini
Kepala Polresta Sidoarjo yang juga Wakil Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sidoarjo Komisaris Besar Sumardji mengatakan, uji cepat merupakan upaya deteksi dini terhadap orang-orang yang terpapar virus. Harapannya, penanganan Covid-19 bisa dilakukan secara cepat dan tepat, termasuk upaya memutus rantai persebaran virus.
”Uji cepat Covid-19 ini akan terus diperluas dengan menyasar tempat-tempat terjadinya kerumunan karena berpotensi terhadap penyebaran virus,” ujar Sumardji, Sabtu (9/5/2020).
Sebelumnya, uji cepat Covid-19 menyasar jemaah Masjid Al-Ikhlas, Kelurahan Bluru Kidul, Kecamatan Sidoarjo, Rabu (6/5/2020) malam. Dari 123 jemaah shalat Tarawih yang diuji cepat, enam orang menunjukkan hasil reaktif (positif). Enam orang itu terdiri atas dua perempuan dan empat laki-laki.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo Syaf Satriawarman mengatakan, enam jemaah masjid yang hasil uji cepatnya reaktif telah menjalani uji swab (usap) Covid-19 di rumah sakit rujukan. Saat ini, mereka tengah menunggu hasilnya yang diperkirakan selesai dalam kurun waktu 4-5 hari.
Selama menunggu hasil uji swab, enam jemaah masjid yang terindikasi Covid-19 ini diperbolehkan pulang ke rumah dengan catatan mereka harus menjalani protokol kesehatan seperti mengenakan masker dan menjaga jarak fisik, termasuk isolasi mandiri.
”Apabila hasil uji usapnya positif, mereka akan dijemput dan dirawat di ruang isolasi khusus di rumah sakit rujukan,” kata Syaf.
Syaf menambahkan, uji cepat Covid-19 secara massal dilakukan supaya pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di wilayahnya yang berlangsung sejak Selasa (28/4/2020) berjalan efektif. Kebijakan PSBB upaya untuk memutus rantai persebaran Covid-19 dan menekan jumlah warga yang terpapar virus. Namun, hingga masa PSBB akan berakhir Senin (11/5/2020), efektivitasnya belum maksimal.
Titik kerumuman masih terjadi terutama di pasar tradisional serta lokasi penjualan makanan dan minuman di sore hari, termasuk warung kopi. Sebenarnya warga baik di Sidoarjo, Surabaya, maupun Gresik (Surabaya Raya) rata-rata sudah menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun. Paling sulit dilakukan menjaga jarak terutama di tempat keramaian seperti pasar tradisioanal, belanja di warung atau tukang sayur keliling.
Data Dinkes Sidoarjo, Sabtu, jumlah terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 152 orang. Dari 152 orang itu, 17 otrang di antaranya meninggal, 14 orang sembuh, dan sisanya—121 orang—masih dirawat. Sementara jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) 214 orang.
Jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Sidoarjo meningkat selama masa PSBB. Dalam 11 hari, peningkatan mencapai 60 kasus. Saat awal PSBB, jumlah terkonfirmasi positif 92 orang, sekarang menjadi 152 orang. Tingginya paparan virus itu menempatkan Sidoarjo sebagai daerah dengan jumlah terkonfirmasi positif terbesar kedua di Jatim setelah Surabaya.