Perusahaan Logistik Optimistis Ada Peningkatan Jelang Lebaran
Perusahaan jasa logistik memprediksi kebutuhan pengiriman barang jelang Lebaran atau Idul Fitri tahun ini akan meningkat dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya.
Oleh
erika kurnia
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perusahaan jasa logistik memprediksi kebutuhan pengiriman barang menjelang Lebaran atau Idul Fitri tahun ini akan meningkat dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya. Ini karena masih berlanjutnya kebijakan pembatasan sosial dan peralihan aktivitas jual-beli ke layanan daring.
Presiden Direktur PT TIKI Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) Mohamad Feriadi saat dihubungi Kompas, Jumat (8/5/2020), menyampaikan, pandemi Covid-19 diakui telah memperlambat kinerja industri jasa logistik. Hal ini dipicu turunnya permintaan jasa untuk kebutuhan bisnis ke bisnis karena banyaknya kantor dan usaha yang tutup.
Namun, seruan agar masyarakat di rumah saja dan tidak mudik dinilai akan meningkatkan kebutuhan jasa logistik.
Feriadi yakin, tradisi untuk berkirim sedekah atau hadiah di periode ini menurut dia akan tetap dilakukan masyarakat Indonesia. Selama ini, periode Ramadhan dan Lebaran selalu meningkatkan volume pengiriman sampai 30 persen dari waktu normal. Peningkatan itu biasanya terjadi pada H-7 Lebaran.
”Kami sangat optimistis (ada peningkatan),” kata pria yang juga Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo) tersebut.
Belanja daring
Peralihan aktivitas belanja ke daring, yang mulai diadaptasi pelaku usaha ritel, diyakini juga akan ikut mendukung kenaikan permintaan jasa logistik. Di JNE sendiri, 60-70 persen bisnis ritel yang dilayani berasal dari aktivitas e-dagang dan media sosial.
Perusahaan logistik sampai sehari Paxel juga optimistis permintaan jasa logistik masih akan meningkat karena didukung perilaku belanja daring. Hal itu didukung hasil riset perusahaan riset pasar, Kantar, pada Februari-Maret 2020, bahwa pandemi meningkatkan aktivitas belanja daring sampai 32 persen.
Riset itu juga mencatat dinamika permintaan produk yang dibeli masyarakat. Produk kategori perawatan kesehatan kebersihan diri dan rumah hanya meningkat di awal bulan atau waktu gajian. Sementara kebutuhan minuman dan makanan dalam kemasan meningkat seiring masuknya bulan Ramadhan.
CEO Paxel Bryant Christanto mengatakan, tren tersebut juga dirasakan di perusahaannya. Saat ini, permintaan pengiriman makanan beku dari beragam merek usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) semakin populer.
”Terkait ketidakstabilan ekonomi yang belakangan dialami banyak pihak, gencarnya bisnis para pelaku UMKM ini menjadi peluang yang bagus untuk dijajaki,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima hari ini.
Bryant pun berbagi saran agar pelaku UMKM tetap bisa mempertahankan usaha atau memulai usaha baru di tengah pandemi. Pertama, inovasi produk berdasarkan kebutuhan pasar. Kedua, tetap perhatikan standar kualitas produk, Ketiga, optimalkan jasa layanan logistik.
Program bantuan
Sementara itu, inisiatif untuk mendukung UMKM dan masyarakat terdampak pandemi dilakukan perusahaan logistik Ninja Xpress. Inisiatif itu dilakukan dengan beragam program, mulai dari kerja sama pengiriman donasi, ongkos kirim spesial, hingga pelatihan UMKM.
Salah satu program mereka, dijelaskan Head of Brand Reputation Ninja Xpress Ribka Pratiwi, dalam pertemuan virtual media hari ini, adalah belanja dan berdonasi melalui program Lokalisme, bekerja sama dengan kreator produk mode.
Selain untuk memperkenalkan merek lokal, program tahun ini akan dibarengi dengan penggalangan donasi paket sembako. Donasi itu kemudian akan dibagikan kepada masyarakat tidak mampu yang terdampak Covid-19.
Ninja Xpress memberikan kemudahan pengiriman melalui spesial ongkos kirim untuk pengiriman parsel Ramadhan yang dipesan lewat platform e-dagang Shopee. Program ongkos kirim gratis juga dibagikan kepada 1.000 UMKM yang mengikuti fasilitas pengembangan UMKM, Ninja Academy.
Program pengembangan UMKM yang dilaksanakan mulai Januari 2020 itu sudah diikuti hampir 500 UMKM. Materi pelatihan yang diberikan rutin tiap minggu itu beragam, mulai dari membuat konten, pemasaran, keuangan, sampai pajak dan hukum.
”Dengan adanya pandemi, saat ini kita mengalihkan semuanya jadi pelatihan daring. Lalu, kami berikan layanan gratis ongkos kirim agar mereka bisa bertahan, terutama untuk mengirim produk mereka,” kata Ribka.