Di tengah pandemi Covid-19, Bank OCBC NISP masih membukukan laba bersih di tiga bulan pertama 2020. Bank OCBC NISP merevisi target penyaluran kredit tahun ini seiring dampak pandemi Covid-19 terhadap perekonomian.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pada triwulan I-2020, PT Bank OCBC NISP Tbk mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 3,39 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019. Perusahaan akan tetap menjaga kualitas kredit sambil melanjutkan digitalisasi untuk menjaga kinerja positif di tengah pandemi Covid-19.
Sepanjang triwulan I-2020, OCBC NISP berhasil membukukan laba bersih Rp 791 miliar, meningkat Rp 26 miliar dari triwulan I-2019 sebesar Rp 765 miliar.
Dalam telekonferensi, Jumat (8/5/2020), Presiden Direktur Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja menyebutkan, demi menjaga kualitas kredit, perusahaan merevisi pertumbuhan kredit menjadi lebih moderat sebab sejumlah sektor industri terdampak langsung pandemi Covid-19 sehingga permintaan kredit akan melambat.
”Pertumbuhan kredit akan kami turunkan ke kisaran 0-5 persen. Sementara pertumbuhan DPK (dana pihak ketiga) kami masih optimistis bisa meraih 8-10 persen,” katanya.
Pada awal tahun ini, OCBC NISP menargetkan pertumbuhan kredit pada 2020 sebesar 8-9 persen. Hingga 31 Maret 2020, outstanding kredit OCBC NISP sebesar Rp 123,87 triliun, tumbuh 5,4 persen dibandingkan 31 Maret 2019. Pertumbuhan ini didukung rasio kredit macet (NPL gross) yang terkendali di level 1,8 persen.
Parwati melanjutkan, kualitas kredit tidak terlepas dari strategi yang dilakukan manajemen untuk melakukan pendekatan dengan para debitor mereka.
”Kami harus proaktif, nasabah-nasabah yang terdampak industrinya, langsung ataupun tidak langsung, secara proaktif kami dekati, kami ajak bicara satu per satu, pastikan kebutuhan mereka seperti apa,” ujarnya.
Dalam hal ada pengajuan kredit baru, manajemen berhati-hati dengan mempertimbangkan berbagai faktor, di antaranya sektor usaha debitor dan lokasinya. Analisis ini untuk menilai sejauh mana pandemi Covid-19 berdampak terhadap usaha calon debitor.
Sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso mengatakan, kredit modal kerja menjadi penopang pertumbuhan kredit perbankan pada Maret 2020. ”Sementara, permintaan kredit investasi hampir tidak ada. Perusahaan hanya akan merealisasikan fasilitas kreditnya yang sudah ada,” ujarnya.
Dana murah
Selain menjaga kualitas kredit, di triwulan II-2020 manajemen OCBC NISP akan fokus menghimpun dana murah dan pendapatan non-bunga. Perusahaan akan mendorong pertumbuhan dana murah berupa tabungan dan giro menggunakan platform digital.
Meskipun pertumbuhan laba bersih melambat, Parwati optimistis kinerja bank akan tetap baik. Ia menjamin, kendati operasional perusahaan terbatas akibat pandemi, layanan perbankan tetap akan berjalan optimal, ditopang digitalisasi.
”Nasabah individu kini bisa melakukan lebih dari 90 persen melalui platform digital. Upaya serupa juga disiapkan untuk nasabah korporasi,” ujarnya.
Secara umum, Parwati menilai pandemi Covid-19 tidak hanya mengubah cara kerja, tetapi juga mengubah cara berinteraksi, baik secara internal maupun dengan nasabah. Di tengah pandemi ini, OCBC NISP terus mengakselerasi sistem layanan tanpa tatap muka dan kertas hingga mencapai 96 persen.