Risma Hubungi Semua Pasien Terindikasi Terpapar Virus Korona
Perhatian dan kepedulian Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini terhadap warganya yang berstatus sebagai orang dalam pemantauan, pasien dengan pengawasan, dan orang tanpa gejala serta yang terkonfirmasi Covid-19.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA/IQBAL BASYARI
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Perhatian dan kepedulian Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini terhadap warganya yang berstatus sebagai orang dalam pemantauan, pasien dengan pengawasan, dan orang tanpa gejala serta yang terkonfirmasi Covid-19 terus ditingkatkan. Tidak hanya memberikan makanan, minuman penambah stamina, dan telur rebus, tetapi mereka pun dikontak Risma lewat telepon seluler satu per satu.
”Yak opo kondisine saiki, wis akeh kemajuan (Bagaimana kondisinya sekarang, sudah banyak kemajuan kan),” begitu Risma menyapa salah satu warga Surabaya yang sedang berada di Rumah Sakit dr Soewandhi, Rabu (6/5/2020) siang.
Risma pun menghubungi satu per satu pasien melalui gawainya untuk menanyakaan kondisi mereka yang tengah berjuang melakukan isolasi diri atau berjuang melawan Covid-19. Rasa empati itu dilakukan di tengah kesibukannya mengatur segala sesuatu yang harus dikerja segera untuk menekan penyebaran virus korona di Kota Surabaya.
Halo, selamat siang Bapak. Gimana kondisi Bapak? Saya Risma Pak. Senin kemarin sudah tes belum dapat hasilnya ya? Bapak tes sendiri apa didampingi Ibu? Kemarin swab di mana Pak? Lalu setelah itu tes lagi? Oh belum dites tho.
Di teras Balai Kota Surabaya, Presiden Asosiasi Pemerintah Daerah se-Asia Pasifik (UCLG-ASPAC) ini, dengan lesehan dia terus mengutak-atik ponsel sembari membawa secarik kertas yang berisikan basis data nama-nama warga Surabaya yang berstatus ODP, PDP, dan OTG. Satu per satu Risma menyapa mereka dengan sopan. Mereka umumnya gembira mendengar suara Wali Kota Risma menanyakan keadaannya.
”Ibu, gimana kondisinya ibu? Ibu sudah tes? Yang pertama negatif pakai swab. Kedua positif dan kemarin itu hasilnya sudah negatif ya,” kata Wali Kota Risma kepada salah satu pasien yang dihubunginya.
Kemudian ia juga menanyakan hasil tes pasien yang terbaru yang ternyata hasil tes swab-nya belum keluar. Seketika ia memastikan kepada pasien untuk menghubungi rumah sakit tempat di mana pasien melakukan tes agar segera diketahui hasilnya. ”Yang keempat seharusnya tanggal dua sudah keluar. Nanti saya cek dan langsung saya kabari kejenengan ya Bu,” ujarnya lagi.
Tidak lama setelah itu, perempuan wali kota pertama di Kota Surabaya ini pun meminta Kepala Dinas Kesehatan Febria Rachmanita untuk menghubungi pihak rumah sakit. Selang satu menit ia kembali menghubungi pasien lain dan memastikan kesehatan mereka.
”Halo, selamat siang Bapak. Gimana kondisi Bapak? Saya Risma Pak. Senin kemarin sudah tes belum dapat hasilnya ya? Bapak tes sendiri apa didampingi Ibu? Kemarin swab di mana Pak? Lalu setelah itu tes lagi? Oh belum dites tho?” kata Risma penuh harapan.
Risma coba memberi dukungan dan semnagat bagi mereka yang sudah terpapar virus korona. Ketika ada waktu luang, Wali Kota Risma selalu menelepon warganya yang sedang dalam pantauan agar dapat berinteraksi sekaligus memberi semangat.
Risma pun terus memberikan perhatian bagi warga yang bertatus sebagai ODP, PDP, OTG, ataupun yang terkonfirmasi dapat melawan virus korona melalui peningkatan imunitas tubuh masing-masing.
Pemerintah Kota Surabaya tak hanya memberikan minuman penambah stamina dan telur rebus, tetapi setiap hari keluarga ODP, PDP, dan OTG diberi nasi kotak tiga kali sehari. Bahkan, bagi yang sudah berstatus ODP, PDP, dan OTG, pemkot memberikan peralatan makan, minum, dan mand. Dengan demikian, selama karantina meski di rumah, mereka sama sekali tidak kontak dengan anggota keluarga.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita mengatakan, hingga Rabu siang, pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Surabaya mencapai 569 orang dan 73 orang di antaranya meninggal. Adapun pasien yang masih menjalani perawatan sebanyak 408 orang. Mereka kini dirawat di sejumlah rumah sakit rujukan Covid-19 di Surabaya.
Dalam pantauan tim dinkes
Selain itu, ada ribuan pasien lain yang berada dalam pantauan tim dinas kesehatan. Adapun PDP yang masih dipantau sebanyak 799 orang. PDP yang telah selesai dipantau sebanyak 521 orang dan 2 PDP meninggal.
Kemudian DDP ada 837 orang dari jumlah kumulatif sebanyak 2.788 orang karena 1.951 orang di antaranya telah selesai dipantau. ”Seluruh PDP dan ODP beserta keluarga yang tinggal serumah diberikan makanan tiga kali sehari dan diantar oleh petugas sampai ke rumah masing-masing,” kata Febria.