Di tengah pembatasan sosial berskala besar dan larangan mudik, roda perekonomian sebenarnya banyak melalui pergerakan barang antardaerah.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·3 menit baca
Penjagaan kelancaran distribusi barang turut menopang pertumbuhan sektor transportasi. Hal ini setidaknya dapat menutupi kekurangan akibat angkutan penumpang yang anjlok di tengah pandemi.
Kelancaran arus logistik itu juga dapat menjaga pasokan barang antardaerah. Hal tersebut pun dapat menopang pertumbuhan transportasi angkutan barang.
Badan Pusat Statistik (BPS) dalam laporan statistiknya, Senin (4/5/2020), menyebutkan terjadi pertumbuhan angkutan barang di tengah penurunan angkutan penumpang. Pertumbuhan itu terjadi baik di moda angkutan barang darat maupun laut.
Pada Maret 2020, kereta api barang mengangkut 4,55 juta ton barang atau naik 15,75 persen dibandingkan dengan Februari 2020 yang sebesar 3,93 ton. Apabila dibandingkan dengan Maret 2019 yang sebanyak 4,19 juta ton, volume barang yang diangkut kereta api naik 8,65 persen.
Seiring dengan itu, kapal barang pada Maret 2020 mengangkut 25,49 juta ton barang atau naik 6 persen dibandingkan dengan Februari 2020 yang sebesar 24,05 juta ton. Apabila dibandingkan dengan Maret 2019 yang sebanyak 24,50 juta ton, volume barang yang diangkut transportasi laut itu naik 5,10 persen.
”Pemerintah menjaga distribusi barang yang dibutuhkan masyarakat sehingga bisa dilihat bahwa angkutan kereta dan kapal barang tetap berjalan untuk menjaga pasokan kebutuhan masyarakat,” kata Kepala BPS Suhariyanto.
Pemerintah menjaga distribusi barang yang dibutuhkan masyarakat sehingga bisa dilihat bahwa angkutan kereta dan kapal barang tetap berjalan untuk menjaga pasokan kebutuhan masyarakat.
Beberapa waktu lalu, pemerintah menerbitkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 25 Tahun 2020 tentang Pengendalian Transportasi Selama Musim Mudik Idul Fitri 1441 H dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Covid-19. Selain angkutan penumpang, regulasi ini juga mengatur pergerakan angkutan barang di kala pandemi.
Sekretaris Jenderal Masyarakat Transportasi Indonesia Harya Setyaka Dillon mengatakan, Permenhub No 25/2020 sudah menunjukkan pemahaman mengenai pola penyebaran Covid-19, yakni melalui manusia sebagai penumpang transportasi.
Di sisi lain, peraturan tersebut tetap memberi perhatian terhadap kegiatan ekonomi. Hal ini ditunjukkan dengan pemberian pengecualian bagi angkutan barang logistik.
”Di tengah pembatasan sosial berskala besar dan larangan mudik, roda perekonomian itu sebenarnya banyak melalui pergerakan barang antardaerah,” kata Harya.
Di tengah pembatasan sosial berskala besar dan larangan mudik, roda perekonomian itu sebenarnya banyak melalui pergerakan barang antardaerah.
Terkait aktivitas kargo, dalam rapat dengar pendapat secara virtual dengan Komisi VI DPR, pekan lalu, Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Edi Sukmoro mengatakan, PT KAI terus mencari peluang di tengah surutnya penumpang.
”Saat ini yang masih boleh dijalankan antara lain mengangkut makanan dan peralatan kesehatan. Kami terus mencari peluang ini. Mudah-mudahan nanti mendapat angkutan barang, khususnya di Jawa yang memang membutuhkan pasokan dari satu daerah ke daerah lain,” katanya.
Selain memiliki jasa angkutan paket, PT KAI juga melayani angkutan kargo komoditas. Kargo komoditas itu antara lain semen, batubara, peti kemas, bahan bakar minyak, hasil perkebunan, dan ritel.
Edi menuturkan, sebenarnya di Jawa ada penurunan angkutan barang menggunakan kereta api dari sekitar 29.000 ton per hari pada 2019 menjadi 25.000 ton per hari pada 2020. Contohnya, angkutan semen menurun cukup tajam karena pasarnya tidak bisa didorong.
Meskipun begitu, PT KAI akan terus berupaya agar bisnisnya tetap berjalan. Banyaknya pembatalan KA penumpang selama Covid-19 di jalur kereta api di utara dan selatan Jawa bisa menjadi peluang karena dapat dioptimalkan untuk mengangkut barang.
Edi mencontohkan, PT KAI bisa memanfaatkan pengangkutan barang dari Jawa Timur ke DKI Jakarta yang bertujuan akhir Pasar Cipinang. ”Mudah-mudahan kami bisa mendapatkan angkutan kargo lainnya untuk menutup kekurangan pendapatan karena anjloknya angkutan penumpang di lintas Jawa,” ujarnya.
Pada kesempatan tersebut PT KAI juga akan mendukung distribusi pangan selama pembatasan sosial berskala besar berlangsung. Komoditas pangan dimaksud termasuk beras, buah-buahan, dan sayur-sayuran.