Di Tengah Pandemi Korona, Sumut Ekspor Produk Pertanian Senilai Rp 86,3 Miliar
Di tengah keterbatasan akibat pandemi Covid-19, Sumatera Utara mengekspor 25 jenis komoditas pertanian dengan nilai Rp 86,3 miliar. Saat ini sektor pertanian menjadi salah satu penggerak ekonomi.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Di tengah keterbatasan akibat pandemi Covid-19, Sumatera Utara mengekspor 25 jenis komoditas pertanian dengan nilai Rp 86,3 miliar. Sektor pertanian menjadi salah satu penggerak ekonomi di tengah pandemi. Pasar ekspor di sejumlah negara kini mulai terbuka kembali.
”Hasil pertanian dari Sumut masih terus melimpah di tengah pandemi Covid-19. Pasar global pun kini terbuka untuk produk pertanian,” kata Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Belawan Hasrul di Medan, Jumat (1/5/2020).
Menurut Hasrul, mereka melepas komoditas ekspor dengan volume 3.600 ton dari Pelabuhan Belawan, Medan. Komoditas itu antara lain ampas sawit, berbagai jenis produk karet, kopi, kelapa, tembakau, durian beku, ubi, dan sayur-sayuran. Produk itu diekspor ke 21 negara di Asia, Eropa, dan Amerika.
Instansi tersebut telah memberikan sertifikat kesehatan terhadap produk pertanian yang diekspor sehingga dipastikan aman dan sesuai dengan persyaratan teknis negara tujuan ekspor.
Hasil pertanian dari Sumut masih terus melimpah di tengah pandemi Covid-19. Pasar global pun kini terbuka untuk produk pertanian.
Menurut Hasrul, dalam kondisi pandemi seperti sekarang, Kementerian Pertanian terus mendorong agar komoditas pertanian yang berlimpah produksinya menyasar pasar ekspor. Selain untuk memberikan nilai tambah bagi petani, juga agar membantu devisa negara di tengah kondisi ekonomi yang melambat.
Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia Sumatera Utara Edy Irwansyah mengatakan, di tengah pandemi Covid-19, komoditas karet masih terus diekspor ke sejumlah negara, tetapi terjadi penurunan volume. Pada April, volume ekspor karet diperkirakan anjok hingga 20 persen dibandingkan pada Maret yang mencapai 33.103 ton.
”Banyak rencana pengapalan karet pada April yang ditunda karena beberapa negara melakukan lockdown. Kami perkirakan pada Mei volume ekspor akan mulai membaik seiring dengan berakhirnya masa lockdown di negara tujuan ekspor. Pengapalan yang tertunda pada April akan digeser ke Mei,” kata Edy.
Penularan
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut, Mayor (Kes) dr Whiko Irwan, mengatakan, penularan Covid-19 di Sumut masih terus terjadi. Jumlah kasus positif dengan pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR) kini mencapai 117 orang, sebanyak 13 orang di antaranya meninggal dan 41 orang sembuh.
Jumlah pasien dalam pengawasan yang dirawat di rumah sakit pun mencapai 160 orang dan orang dalam pemantauan 2.304 orang. ”Data ini menunjukkan penularan Covid-19 di Sumut masih terus terjadi. Kami meminta masyarakat lebih disiplin melakukan pembatasan sosial,” kata Whiko.
Pemerintah Kota Medan mulai Jumat (1/5/2020) mulai melakukan karantina rumah untuk pasien dalam pengawasan dengan gejala ringan, orang dalam pemantauan, orang tanpa gejala, dan pelaku perjalanan. Penerapan karantina rumah itu pun diatur melalui Peraturan Wali Kota Medan Nomor 11 Tahun 2020 tentang Karantina Kesehatan dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19 di Kota Medan.
Warga yang dikarantina dipasok kebutuhan hidup dasarnya oleh Pemkot Medan, seperti makanan dan obat-obatan. Mereka juga dijaga oleh petugas agar tidak keluar rumah maksimal dua kali 14 hari. Menurut Whiko, Kota Medan menjadi daerah dengan penularan tertinggi di Sumut dengan 87 kasus positif Covid-19.