NTT Kembali Lagi ke Jalur Merah dengan Sembilan Kasus Covid-19
Nusa Tenggara Timur kembali ke jalur merah lagi dengan pengumuman sembilan kasus positif Covid-19, Kamis (30/4/2020). Tujuh di antaranya berada di Kota Kupang dan dua warga Manggarai Barat
Oleh
Kornelis Kewa Ama
·4 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Nusa Tenggara Timur kembali ke jalur merah lagi dengan pengumuman sembilan kasus positif Covid-19, Kamis (30/4/2020). Tujuh di antaranya di Kota Kupang dan dua warga Manggarai Barat. Sementara itu, kebijakan Pemerintah Kabupaten Ende menutup seluruh jalur udara, darat, dan laut dipertanyakan karena daerah ini belum ada kasus positif Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan Nusa Tenggara Timur (NTT) Dominikus Minggus Mere di Kupang, Kamis (30/4/2020), mengatakan, sesuai hasil spesimen yang dikirim ke Surabaya dan Jakarta, beberapa waktu lalu, ditemukan sembilan orang positif Covid-19. Sebelumnya, satu kasus positif, yang juga merupakan kasus pertama di NTT, telah sembuh, tetapi masih dalam proses karantina mandiri 14 hari.
”Sembilan orang positif Covid-19 itu, tujuh di Kota Kupang, merupakan kluster Sukabumi, dan dua orang dari Manggarai Barat bagian dari kluster Gowa, Sulawesi Selatan. Tujuh pasien di Kota Kupang dirawat di RSU Bhayangkara Titus Uly, dan di Manggarai Barat dirawat di RSUD Komodo, Labuan Bajo,” katanya.
Hingga saat ini jumlah spesimen yang dikirim ke Surabaya dan Jakarta sebanyak 117 sampel, selesai diperiksa 71 sampel dengan hasil 10 positif dan 61 negatif. Sisa sampel spesimen yang masih harus diperiksa sebanyak 46.
Sembilan orang positif Covid-19 itu, tujuh di Kota Kupang, merupakan kluster Sukabumi, dan dua orang dari Manggarai Barat bagian dari kluster Gowa, Sulawesi Selatan. Tujuh pasien di Kota Kupang dirawat RSU Bhayangkara Titus Uly, dan di Manggarai Barat dirawat di RSUD Komodo, Labuan Bajo. (Dominikus Minggus Mere)
Ia mengatakan, sampel spesimen yang ditemukan positif adalah mereka yang pernah berada di daerah yang terpapar Covid-19. Kluster Gowa, misalnya, sebagian dari mereka yang mengikuti kegiatan keagamaan di sana positif Covid-19.
Kluster Gowa ini masih ada 11 spesimen yang masih menunggu hasil pemeriksaan di Jakarta. Sesuai hasil tes cepat pertengahan Maret 2020, ditemukan 13 orang reaktif.
Ia mengatakan, satu tenaga mekanik laboratorium pemeriksaan spesimen Covid-19 dari Kemenkes telah tiba di Kupang dengan pesawat CN-29. Dalam waktu dekat pemeriksaan spesimen Covid-19 berlangsung di RSUD Kupang setelah kit reagen tiba.
Ia mengatakan, Gubernur NTT Viktor Laiskodat telah meminta Gugus Tugas Covid-19 pusat menambah satu lagi alat reaksi rantai polimerase (PCR) sehingga proses pemeriksaan spesimen lebih dipercepat. Kini telah tersedia dua alat PCR.
Penerbangan dibatasi
Juru bicara gugus tugas Covid-19 NTT, Marius Ardu Jelamu, mengatakan, dengan penemuan kasus baru ini, kemungkinan penerbangan antara kabupaten/kota di NTT akan dibatasi. Sebelumnya, penerbangan itu sudah dibatalkan 24 April 2020 ketika provinsi ini masih negatif Covid-19. Semua maskapai penerbangan yang beroperasi khusus di NTT diizinkan terbang kembali 26 April 2020.
Menurut Jelamu, kebijakan Pemkab Ende menutup jalur udara, laut, dan darat di Ende patut dipertanyakan. Penutupan itu tidak jauh berbeda denagn pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), sementara Ende belum memiliki kasus positif Covid-19. Pemberlakuan PSBB pun harus mendapat izin resmi dari Kemenkes setelah mempertimbangkan kasus di wilayah itu.
PSBB dapat diberlakukan jika jumlah kasus atau kematian meningkat dan menyebar secara signifikan dengan cepat di beberapa wilayah. Terdapat kaitan epidemologi dengan kejadian serupa dengan cepat di daerah itu.
Kebijakan Bupati Ende menutup jalur laut, udara, dan darat di wilayah itu kemungkinan akan menimbulkan banyak persoalan. Surat yang diterbitkan 29 April 2020 Nomor BU. 550/Dishub.12/231/IV/2020 tentang pengendalian transportasi selama mudik Lebaran dan Idul Fitri 1441 H. Warga yang paling merasakan dampak dari surat terkait pengendalian transportasi, dari sejumlah kabupaten di Flores bagian timur dan Flores bagian barat Kabupaten Ende.
Ende berada di tengah-tengah Pulau Flores, salah satu kabupaten pintu masuk dan keluar jalur transportasi darat di Flores. Bus penumpang, mobil travel, mobil pribadi, dan truk dari Flores Timur, Sikka menuju Mbay, Bajawa, Borong, Ruteng, dan Labuan Bajo atau sebaliknya kesulitan melewati Kabupaten Ende. Kendaraan hanya diizinkan menaikkan dan menurunkan penumpang di Terminal Ende, dan tidak diperkenankan berhenti di tempat lain, termasuk warung makan.
Akibat kebijakan ini, sejumlah warga desa menindaklanjuti dengan melakukan penolakan terhadap semua kendaraan, termasuk bus penumpang dari arah timur (Sikka dan Larantuka) maupun dari arah barat (Mbay, Bajawa, Borong, Ruteng, dan Labuan Bajo). Mereka memasang sejumlah spanduk berisikan penolakan warga dari luar yang melintasi desa itu.
Sementara itu, Bandara Ende pun dilarang mendaratkan pesawat dari Kupang, Labuan Bajo, atau kota lain di NTT. Sementara sejak 25 April 2020, Dinas Perhubungan Provinsi NTT mengizinkan semua pesawat melakukan penerbangan di 15 bandara di NTT, termasuk Ende.
Jalur laut memang dilarang oleh pemprov, baik kapal laut maupun feri. Kapal laut dan feri hanya diperkenankan mengangkut logistik berupa bahan pokok dan alat-alat kesehatan serta personel TNI/Polri.