Bagi yang batal mudik, tetapi tetap menerima tunjangan hari raya (THR), dana THR bisa dialokasikan ke pos lain. Misalnya, memperkuat dana darurat atau tetap dikirim ke kampung halaman.
Pandemi Covid-19 berdampak pada lalu lintas atau pergerakan orang. Masyarakat bekerja dan belajar di rumah. Aktivitas berpindah dari kantor dan sekolah ke rumah.
Mudik ke kampung halaman, yang biasanya dilakukan masyarakat perkotaan menjelang Lebaran, juga tak bisa dilakukan. Padahal, sejumlah kantor tetap memberikan tunjangan hari raya (THR) kepada karyawan. Pemerintah juga menjamin THR bagi pensiunan dan pegawai negeri sipil eselon III ke bawah tetap diberikan.
Sebagian kegiatan ekonomi berkurang. Sampai dengan 16 April 2020, berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan, 1,94 juta pekerja sektor formal dan informal dirumahkan dan dikenai pemutusan hubungan kerja (PHK).
Menurut perencana keuangan Aidil Akbar Madjid, larangan mudik tersebut bisa disikapi pekerja dan karyawan untuk mengubah alokasi THR. Dana THR yang biasanya digunakan untuk keperluan transportasi mudik dan berbelanja menjelang Lebaran bisa dialihkan untuk dana darurat dan bantuan sosial bagi kerabat atau masyarakat di kampung halaman.
Menurut Aidil, masa kritis kondisi ekonomi, sebagai dampak pandemi Covid-19, diperkirakan pada 3-6 bulan mendatang. Dana darurat dinilai bisa mengantisipasi kondisi ekonomi yang makin sulit.
”Kalau sudah punya dana darurat, kita cukup menahan pelemahan ekonomi untuk tiga bulan pertama,” katanya, Sabtu (25/4/2020).
Sementara jika pos pendapatan berkurang, misalnya karena gaji dipotong, pengeluaran terkait investasi dan hiburan ditekan.
Financial Expert Halofina, Mohammad Teguh, menyebutkan, alokasi dana yang semula akan digunakan untuk mudik tetap harus dikirimkan kepada kerabat di kampung halaman yang menjadi prioritas.
”Saudara-saudara kita di kampung halaman yang kebagian rezeki saat kita mudik tetap membutuhkan THR dari kita. Dana ini tergolong dalam anggaran sosial,” ujarnya saat dihubungi, Minggu (26/4/2020).
Selain untuk THR, Teguh menyarankan pekerja dan karyawan bisa mengalokasikan dana THR yang diperoleh untuk berdonasi. Donasi bisa dilakukan secara sederhana, tetapi berhati-hati, melalui lembaga penyelenggara donasi yang tepercaya dan profesional.
Jika pos pendapatan berkurang, misalnya karena gaji dipotong, pengeluaran terkait investasi dan hiburan ditekan.
Namun, alokasi penggunaan dana mudik yang tak kalah penting adalah untuk menambah dana darurat pribadi. Menurut Teguh, dana darurat berfungsi membuat seseorang bertahan dalam jangka waktu tertentu.
Situasi untuk bertahan perlu diperhitungkan. Sebab, pandemi Covid-19 memukul perekonomian domestik dan global, yang berdampak pada kinerja perusahaan dan penghasilan pekerja.
Secara tiba-tiba, ada pekerja yang penghasilannya berkurang karena pemotongan gaji. Bahkan, ada yang mendadak tak punya pendapatan karena perusahaannya tutup. Pekerja yang dirumahkan perusahaan ada yang masih menerima sebagian gaji. Namun, ada juga yang dirumahkan tanpa gaji.
Perencana keuangan ZAP Finance, Prita Hapsari Ghozie, menyebutkan, dana yang semula akan digunakan untuk mudik bisa dialihkan untuk menambah dana darurat.
”Apabila dana darurat tidak terpakai karena tidak ada kebutuhan yang mendesak, alokasi dana mudik bisa digunakan untuk kebutuhan mudik tahun berikutnya,” ujar Prita.
Alternatif lain, tambah Prita, dana untuk mudik yang tidak jadi terpakai dapat menjadi tambahan untuk membeli makanan sehat atau suplemen untuk menjaga daya tahan tubuh. Dana tersebut juga dapat dialokasikan untuk membeli asuransi kesehatan.
”Di tengah pandemi saat ini, anggaran untuk menjaga kesehatan tidak kalah penting,” ujarnya.
Sementara dana untuk kebutuhan sosial atau donasi bisa dialokasikan sesuai kemampuan finansial setiap orang. Sebab, di tengah pandemi Covid-19, cukup banyak keluarga atau perorangan yang penghasilannya berkurang karena perusahaan tempatnya bekerja atau usahanya terkena dampak perlambatan pertumbuhan ekonomi.
”Dana sosial sifatnya sukarela, jadi diupayakan sesuai masing-masing,” katanya.
Cicilan
Teguh menyarankan, pekerja yang penghasilannya terdampak pandemi Covid-19 mesti memastikan kewajiban cicilannya tetap dibayar. Jika kesulitan membayar cicilan, pekerja itu harus berkomunikasi dengan bank atau lembaga keuangan untuk meminta relaksasi atau restrukturisasi pembayaran cicilan.
Jika dimungkinkan, pekerja yang terkena dampak pandemi Covid-19 mesti mencari sumber pendapatan baru. ”Pikirkan produk-produk yang bisa dijual secara dalam jaringan dan diantarkan, misalnya masakan rumahan,” ujarnya.