Rukun Warga dan Rukun Tetangga di Kota Surabaya Diminta Terapkan Akses Satu Pintu
Pemerintah Kota Surabaya mengajak warga menerapkan mitigasi Covid-19 dalam upaya mengurangi risiko penyebaran pandemi virus korona. Salah satunya dengan semakin gencar dan disiplin menjalankan protokol Covid-19.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA/IQBAL BASYARI
·5 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya mengajak semua warga menerapkan mitigasi Covid-19 dalam upaya mengurangi risiko penyebaran virus korona baru. Salah satunya dengan semakin gencar dan disiplin menjalankan protokol kesehatan. Upaya lain, semua rukun tetangga dan rukun warga diharapkan memberlakukan akses ke wilayahnya satu pintu untuk memutus mata rantai penyebaran virus korona.
Sejak virus korona menyebar, awal Maret lalu, sudah banyak RW dan RT di Kota Surabaya menerapkan protokol penanganan Covid-19, antara lain mengaktifkan penyemprotan disinfektan di wilayah masing-masing meski Pemkot Surabaya rutin melakukan penyemprotan. Warga pun menyediakan wadah air sekaligus sabun untuk mencuci tangan dan mewajibkan pemakaian masker.
Beberapa RW dan RT bahkan membuat alat penyemprot disinfektan di wilayahnya secara otomatis dan memberlakukan akses masuk dan keluar RW/RT hanya satu pintu. ”Kami memasang penyemprotan disinfektan di satu titik saja dan setiap orang yang masuk ataupun keluar pasti sudah disemprot disinfektan yang kami juga olah secara swadaya,” kata Ketua RW 012 Kelurahan Medokanayu Suyanto (46).
Menerapkan akses satu pintu juga dilakukan warga di RT 004-005 RW 003 Kelurahan Gunun Anyar Tambak. Hampir semua perkampungan, gang, atau tingkat RT dan RW sudah menerapkan akses satu pintu ke wilayah masing-masing sehingga mobilitas kendaraan dan orang di wilayah menurun drastis.
Kami memasang penyemprotan disinfektan di satu titik saja dan setiap orang yang masuk ataupun keluar pasti sudah disemprot disinfektan yang kami juga olah secara swadaya.
Selain menutup beberapa akses, warga juga melakukan penyemprotan disinfektan secara mandiri ke rumah-rumah warga setempat. Penyemprotan dilakukan setiap dua atau tiga hari sekali. Ada RW atau RT memasang bilik disinfektan di pintu masuk dan keluar, tetapi ada juga yang menyemprotkan disinfektan langsung ke rumah-rumah warga, seperti yang dilakukan RT antara lain di Bratang, Sukolilo, Gubeng Kertajaya, Rungkut, dan Gunung Anyar.
Koordinator Protokol Komunikasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya M Fikser mengatakan, penekanan penyebaran Covid-19 tak bisa hanya dilakukan pemerintah, warga pun diharapkan andil dalam upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Untuk itu, dalam upaya mitigasi Covid-19, semua warga wajib menerapkan protokol pembatasan mobilisasi penduduk di lingkungan RT dan RW. Melalui surat edaran, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mendorong semua pengurus RT/RW ataupun warga melakukan penutupan akses jalan yang dinilai tidak penting.
”Pemkot minta kepada semua pengurus RT/RW dan warga untuk menutup akses pintu gang, perkampungan, atau jalan supaya membuat semua akses keluar masuk menjadi satu pintu,” katanya.
Selain itu, Fikser menyebut, di setiap akses keluar masuk itu sebaiknya juga ada petugas atau adanya partisipasi warga untuk melakukan pengecekan kepada setiap orang yang datang. Partisipasi masyarakat dalam mitigasi ini diharapkan dapat mengurangi risiko penyebaran Covid-19. ”Petugas di pos disiapkan atau swadaya partisipasi masyarakat untuk melakukan pengecekan kepada semua warga yang keluar masuk menanyakan kepentingannya,” ujarnya.
Tak hanya mengajak semua pengurus RT/RW menerapkan mitigasi Covid-19, Fikser juga berharap seluruh elemen masyarakat turut andil terlibat bersama. Tujuannya, agar warga betul-betul patuh terhadap imbauan yang disampaikan pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah untuk tetap tinggal di rumah dan jika keluar rumah wajib memakai masker.
Kantor kecamatan ditutup
Kantor Kecamatan Tandes, Kota Surabaya, ditutup selama dua minggu untuk mencegah penularan virus korona. Penutupan dilakukan setelah salah satu pegawai meninggal seusai menunjukkan gejala Covid-19.
Fikser mengatakan, pegawai itu mengeluhkan diare dan dibawa ke rumah sakit pada Jumat. Rumah sakit kemudian melakukan uji usap tenggorokan karena pasien menunjukkan gejala Covid-19. Namun, sebelum hasil tes keluar, pegawai itu meninggal pada Selasa petang dan langsung dimakamkan sesuai prosedur pasien Covid-19.
”Dia meninggal sebelum hasil pemeriksaan swab keluar, tetapi kami menerapkan protokol Covid-19 untuk mengantisipasi jika hasilnya positif,” katanya.
Kantor Kecamatan Tandes ditutup sementara selama dua minggu. Jika hasil tes keluar dan hasilnya positif, penutupan akan dilaksanakan tetap selama dua minggu. Apabila hasil tes negatif, jam operasional kantor akan sama seperti yang lain, yakni satu hari buka dan satu hari libur.
Sesuai Surat Edaran Pemkot Surabaya Nomor 800/3769/436.8.3/2020, sejak Senin lalu dilakukan penyesuaian sistem kerja pegawai di kantor kecamatan dan kelurahan. Setiap pegawai di satu kecamatan atau kelurahan menerapkan sistem kerja dari rumah sehingga kantor buka berseling setiap hari.
”Kantor kecamatan dan kelurahan sangat rentan menjadi tempat penularan karena interaksi yang cukup tinggi antara masyarakat dan pegawai yang bertugas,” katanya.
Meski demikian, Fikser memastikan seluruh pelayanan publik tetap berjalan seperti normal. Pengurusan dokumen kependudukan tetap bisa dilakukan secara dalam jaringan melalui laman https://www.klampid.disdukcapilsurabaya.id/.
Camat Jambangan Annita Hapsari Oktorina Sesoria mengatakan, selama pelaksanaan bekerja dari rumah, masyarakat bisa tetap mengambil dokumen kependudukan saat layanan buka. Petugas akan tetap melayani dengan menerapkan prinsip pembatasan fisik. Namun, ketika kantor tutup, warga tetap bisa mendapatkan layanan dengan menghubungi nomor Whatsapp.
”Selama penerapan kerja dari rumah, masih ada petugas piket yang melayani pengambilan cairan disinfektan, patrol wilayah, dan tugas-tugas lapangan lainnya,” kata Annita.
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya Eddy Christijanto mengatakan, setiap hari tim gabungan melakukan patroli di tempat-tempat kerumunan massa, seperti di kafe. Mereka meminta adanya pembatasan fisik kepada pemilik kafe dan meminta warga agar tidak keluar rumah jika tidak ada kepentingan mendesak.
Selama patroli, tim juga melakukan tes cepat Covid-19 secara acak kepada pengunjung. Setiap hari akan ada pemeriksaan acak kepada 100 pengunjung. Jika ditemukan ada yang positif, warga akan diisolasi dan dilakukan tes usap tenggorokan. Adapun kafe yang ditemukan pengunjung positif Covid-19 akan dilakukan penyemprotan disinfektan. ”Sudah ada dua pengunjung yang hasil tes cepat Covid-19 menunjukkan positif,” ujar Eddy.
Pemkot Surabaya menerima bantuan berupa 10.000 masker kain dari PT Softex Indonesia. Bantuan ini diterima langsung oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, di posko halaman Balai Kota Surabaya, Rabu (15/4/2020).
Selain masker kain, Pemkot Surabaya juga menerima bantuan dari PT Softex Indonesia berupa 10 karton hand sanitizer, serta 10 karton tisu basah antibakteri. Plant Manager Sidoarjo PT Softex Indonesia Benydictus Hindrawan mengatakan, bantuan ini sebagai upaya mendukung pemerintah dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19, khususnya di Kota Surabaya.