Usaha Rintisan Tetap Dapat Suntikan Dana meski di Tengah Pandemi
Investree dan TaniHub, dua dari sejumlah usaha rintisan di Tanah Air, mendapat suntikan dana meski di tengah pandemi Covid-19. Tambahan modal itu perusahaan diharapkan dapat berinovasi sekaligus meningkatkan layanan.
Oleh
M Paschalia Judith J
·4 menit baca
Kompas/Priyombodo
Perusahaan rintisan teknologi finansial peminjaman antarpihak (peer to peer lending) Investree ambil bagian dalam Indonesia Fintech Summit Expo 2019 di Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat, Senin (23/9/2019).
Pandemi Covid-19 di Indonesia tidak menyurutkan penyuntikan dana ke usaha-usaha rintisan berbasis teknologi digital atau start-up. Dengan dana tersebut, perusahaan rintisan pun berinovasi untuk meningkatkan pelayanan pada usaha kecil dan menengah atau UKM agar dapat berdaya di tengah pandemi.
Investree, usaha rintisan yang bergerak di teknologi finansial peminjaman, misalnya, menandatangani penerimaan pendanaan seri C sebesar 23,5 juta dollar Amerika Serikat (AS) yang dipimpin oleh MUIP, perpanjangan usaha ventura dari Mitsubishi UFJ Financial Group Inc. (MUFG), dan BRI Ventures, perpanjangan usaha ventura dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI. SBI Holding dari Jepang dan 9F Group dari China turut dalam putaran pendanaan yang masih dibuka ini.
CEO & Co-Founder PT Investree Radhika Jaya atau Investree, Adrian Gunadi, menyatakan, kolaborasi ini berorientasi pada pendalaman akses permodalan bagi pelaku-pelaku usaha yang belum mendapatkan akses perbankan seperti usaha kecil dan menengah (UKM).
”Kami akan berinovasi dalam memberikan layanan (permodalan) pada UKM di tengah pandemi Covid-19. Kini kami sedang mengembangkan sistem yang membuat UKM dapat mengirimkan invoice ke platform dan langsung mendapatkan pendanaan,” katanya saat konferensi pers yang diadakan secara daring, Rabu (8/4/2020).
Pandemi Covid-19, menurut Adrian, membuat Investree selektif pada pembiayaan UKM di sektor-sektor tertentu. Namun, saat ini Investree tertarik menyalurkan pinjaman modal ke UKM-UKM yang bergerak di sektor kesehatan dan telekomunikasi.
Hingga April 2020, Investree mencatat, fasilitas pinjaman yang terhimpun sebesar Rp 5,11 triliun. Adapun total penyaluran pinjaman mencapai Rp 3,83 triliun dengan tingkat pengembalian sebesar 16 persen per tahun.
Adrian optimistis dengan kinerja penyaluran pinjaman ke UKM di tengah situasi pandemi Covid-19. Optimisme itu berdasarkan kinerja penyaluran pendanaan Investree sepanjang triwulan I-2020 yang mencapai 140 persen dari target.
Dalam rangka menjaga kualitas pinjaman yang disalurkan saat ini, Investree berupaya menguatkan pengelolaan portofolio. Pengujian tekanan (stress test) dengan berbagai skenario dan strategi mitigasi risiko pun digencarkan.
Sementara itu, CEO BRI Ventures Nicko Widjaja berpendapat, pandemi Covid-19 menimbulkan ketidakpastian finansial bagi UKM. Oleh sebab itu, berdasarkan reputasi rekam jejak Investree, BRI Ventures menyuntikkan pendanaan agar Investree dapat melayani pelaku-pelaku usaha yang tak terjangkau perbankan.
Kompas/Priyombodo
Penawaran investasi Surat Berharga Negara (Savings Bond Ritel/ SBR) 008 di laman perusahaan rintisan bidang teknologi, Investree, di Jakarta, Rabu (18/9/2019).
Menurut Presiden & CEO MUIP Nobutake Suzuki, upaya Investree untuk menguatkan permodalan ke sektor UKM sejalan dengan PT Bank Danamon Indonesia Tbk, anggota MUFG. ”Keputusan suntikan dana ini telah lolos proses due dilligence kami secara internal dan penilaian terhadap proses bisnis perusahaan (Investree),” ujarnya.
Untuk petani
Tak hanya Investree, TaniHub Group juga mendapatkan perpanjangan putaran pendanaan Seri A atau Seri A Plus hingga 17 juta dollar AS. Putaran ini dipimpin oleh Openspace Ventures bersama Intudo Ventures dengan partisipasi dari para investor baru, yaitu UOB Venture Management, Vertex Ventures, BRI Ventures, Tenaya Capital, dan Golden Gate Ventures.
Dengan perpanjangan putaran pendanaan tersebut, total pendanaan ekuitas yang telah diraih TaniHub Group mencapai 29 juta dollar AS sejak 2016.
”Pendanaan ini akan digunakan untuk mendukung sejumlah inovasi kami seperti ekspansi gudang, peningkatan kapasitas pusat pemrosesan dan pengemasan, serta menambah fitur dan layanan di TaniFund. Semuanya berdampak pada kapasitas produksi petani yang menjadi mitra,” kata Presiden dan Co-Founder TaniHub Group Pamitra Wineka saat dihubungi, Rabu.
KOMPAS/PRIYOMBODO
Pengunjung mencari informasi perusahaan rintisan TaniHub dalam pergelaran Forum Pembangunan Indonesia 2019 (Indonesia Development Forum/ IDF) di Jakarta Convention Center, di Jakarta, Selasa (23/7/2019).
VP of Corporate Services TaniHub Group Astri Purnamasari menambahkan, jumlah petani mitra TaniHub Group saat ini mencapai lebih dari 30.000 orang yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Pada 2021, TaniHub Group menargetkan dapat menjangkau 100.000 petani.
Shane Chesson, Partner di Openspace Ventures, mengharapkan, putaran pendanaan baru ini menjadi bahan bakar bagi TaniHub Group untuk terus membangun teknologinya sehingga dapat menopang logistik pangan secara lebih baik dengan kapasitas yang lebih besar. Ketahanan pangan, pasokan yang aman, serta pemberdayaan petani dan konsumen menjadi hal krusial saat ini.
Managing Director dan CEO UOB Venture Management Seah Kian Wee berpendapat, perbaikan yang berorientasi pada efisiensi di industri pertanian dapat menopang kesejahteraan petani. Oleh sebab itu, secara jangka panjang, dia mengharapkan TaniHub Group menghadirkan teknologi yang berdampak signifikan pada rantai pasok pertanian di Indonesia.