Skenario Pembatasan Sosial di Tempat Istirahat Disiapkan
Di tengah pandemi Covid-19, pemerintah pusat memutuskan tidak melarang masyarakat mudik. Akibatnya, sejumlah daerah harus segera melakukan langkah antisipasi untuk menekan risiko penyebaran Covid-19 selama arus mudik.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
KOMPAS/KRISTI UTAMI
Suasana lalu lintas di simpang maya, Kota Tegal, Jawa Tengah, Sabtu (11/4/2020). Persimpangan tersebut merupakan salah satu titik yang rawan macet saat arus mudik.
TEGAL, KOMPAS — Pemerintah pusat memutuskan untuk tidak melarang masyarakat mudik. Sejumlah pihak menyiapkan skenario pembatasan sosial selama arus mudik, termasuk di rest area atau tempat istirahat untuk menekan risiko penyebaran Coronavirus disease 2019 atau Covid-19.
Di jalan tol ruas Pejagan-Pemalang, Jateng, misalnya, pengelola tol akan menerapkan pembatasan sosial di sejumlah tempat istirahat, seperti tempat istirahat di Kilometer 252, 275, dan 294. Setiap tempat istirahat yang biasanya mampu menampung hingga 60 kendaraan, hanya akan diisi maksimal 30 kendaraan. Hal tersebut dilakukan untuk memperlebar jarak antara kendaraan satu dan kendaraan yang lain.
Sebelum masuk ke tempat istirahat, pengunjung kami minta untuk mencuci tangan dan kami imbau untuk memakai masker. (Ian Dwinanto)
Waktu tinggal di tempat istirahat juga dibatasi untuk mengurangi risiko kontak antarpengunjung atau pengunjung dengan orang-orang di tempat istirahat. Jika biasanya pengunjung bebas berlama-lama di tempat istirahat, kini mereka tidak boleh berada di tempat istirahat lebih dari 30 menit.
KOMPAS/KRISTI UTAMI
Ilustrasi tempat istirahat di Km 294 Kertasari, Kabupaten Tegal.
Pengelola tol akan memberlakukan sistem buka tutup tempat istirahat. Jika jumlah kendaraan sudah separuh dari kapasitas, tempat istirahat akan ditutup.
”Sebelum masuk ke tempat istirahat, pengunjung kami minta untuk mencuci tangan dan kami imbau untuk memakai masker,” kata Kepala Cabang Operasional PT Pejagan-Pemalang Toll Road Ian Dwinanto, Sabtu (11/4/2020).
Untuk mengurangi risiko kontak antara penunjung dan pedagang di tempat istirahat, tempat duduk satu dengan lainnya akan dibuat berjarak minimal 1 meter. Para pedagang di tempat istirahat juga diminta menyediakan makanan cepat saji dan memberikan layanan take away atau pesan bawa untuk mengurangi waktu kunjung pemudik.
KOMPAS/KRISTI UTAMI
Suasana di Gerbang Tol Adiwerna, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Jumat (10/4/2020). Jelang arus mudik Lebaran 2020, pengelola jalan tol mempersiapkan aturan pembatasan sosial di rest area atau tempat istirahat.
Tidak hanya pengelola jalan tol, Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah Jateng juga meninjau jalur mudik Lebaran 2020 di Jateng. Polisi memetakan lokasi-lokasi rawan kepadatan, termasuk menyiapkan rekayasa lalu lintas.
”Kami masih terus meninjau wilayah perbatasan Jateng dan Jabar serta Jateng dan Jatim untuk memetakan titik-titik rawan. Hasil tinjauan akan kami pertimbangkan untuk menentukan rekayasa lalu lintas dan mempersiapkan kemungkinan penyekatan,” ujar Direktur Lalu Lintas Polda Jateng Komisaris Besar Subandriya.
Seperti pada arus mudik tahun sebelumnya, Polda Jateng akan mendirikan pos pelayanan dan pengamanan di sejumlah titik. Sejumlah personel gabungan juga akan disiagakan di titik-titik yang rawan kepadatan.
KOMPAS/KRISTI UTAMI
Direktur Lalu Lintas Polda Jateng Komisaris Besar Subandriya (kiri) saat memberikan bantuan berupa paket bahan pokok kepada warga di Kota Tegal, Jateng, Sabtu (11/4/2020).
”Kami akan melibatkan instansi samping, baik TNI maupun petugas dinas perhubungan. Kami juga akan membuat standar operasi untuk melayani pemudik,” ujarnya.
Tidak mudik
Meski tidak ada larangan mudik, Subandriyo menyarankan masyarakat dari zona merah penyebaran Covid-19 untuk tidak mudik. Selain berpotensi meningkatkan risiko penyebaran Covid-19 di kampung halaman, pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar di Jakarta juga akan membuat mobilitas masyarakat dari dan meunuju Jakarta terbatas.
Dinas Perhubungan Jateng mencatat, setidaknya 320.435 perantau telah kembali ke Jateng. Jumlah tersebut diprediksi akan terus meningkat.
KOMPAS/KRISTI UTAMI
Simulasi penanganan pasien terinfeksi Covid-19 dilakukan di RSUD dr Soeselo, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Rabu (4/3/2020). Kegiatan itu dilakukan untuk memastikan kesiapan rumah sakit dalam menanggulangi infeksi Covid-19.
Hingga Sabtu malam, jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Jateng mencapai 179 orang. Dari jumlah tersebut, 119 orang dirawat, 32 orang meninggal, dan 28 pasien positif dinyatakan sembuh.
Adapun jumlah pasien dalam pengawasan 545 orang dan orang dalam pemantauan 20.442 orang.
Sejauh ini, Jateng ditetapkan sebagai daerah dengan persentase kematian tertinggi di antara enam provinsi dengan kasus positif terbanyak. Presentasi kematian pasien Covid-19 di Jateng mencapai 15,3 persen. Salah satu penyebab adalah banyak pasien yang sudah menderita penyakit penyerta (Kompas.id, 9/4/2020).