Pengemudi Daring Bertahan dengan Antar Barang dan Makanan
Sebagian pengojek daring di Ibu Kota berusaha beralih mengantar barang dan makanan. Meski tantangannya lebih berat, strategi ini dilakukan agar tetap produktif saat penerapan PSBB.
Oleh
Erika Kurnia
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kebijakan pembatasan sosial dan pembatasan fisik membuat pendapatan pengemudi daring dari mengantar jemput penumpang berkurang. Agar tetap produktif, sebagian dari mereka kini beralih mengantar barang dan makanan meski tantangannya terkadang lebih berat.
Bonni (27), pengojek daring, mengaku sudah tiga minggu terakhir merasakan penurunan penumpang. Kini, hampir setiap hari, ia hanya mendapat kurang dari sepuluh pesanan untuk mengantar jemput penumpang. Jumlah itu jauh berkurang dari kondisi normal saat ia bisa mengantar belasan hingga puluhan orang sehari.
Bonni, yang diwawancarai Kompas, Rabu (8/4/2020), pun kini mencoba bertahan dengan lebih banyak mengambil pesanan makanan dan paket barang. Namun, ia perlu cermat mencari lokasi yang tepat agar bisa mendapat pesanan barang tersebut.
”Saya sering dapat dan alhamdulillah cukup buat bertahan di kala krisis. Lokasi antar barangnya memang jauh-jauh, tetapi argonya lumayan besar. Misalnya, saya pernah dari Dharmawangsa mengantar bacang ke RSPI Bintaro, Petukangan, dan RSCM. Tiga rute ini saya bisa dapat sekitar Rp 130.000. Ya, lumayan asal kuat saja trek jauh,” tuturnya.
Pengemudi lainnya, Ahmad Zaki, kini juga fokus melayani pengantaran barang daripada penumpang. Meski pengantaran barang juga menurun, setidaknya ia masih bisa mendapatkan maksimal sepuluh pesanan setiap hari dalam tiga minggu terakhir.
”Karena ini sudah menjadi peraturan pemerintah dan mengurangi penyebaran Covid-19, saya ikut aturan pemerintah dulu karena ini juga untuk kebaikan kita bersama. Walaupun dampak di saya itu besar sekali untuk pamasukan, belakangan ini saya memang lebih fokus di pengantaran paket,” ujarnya.
Bonni dan Ahmad Zaki sama-sama mengatakan akan melakukan strategi bertahan itu sampai situasi sudah aman.
Sementara itu, pandemi Covid-19 di Indonesia masih terus meluas dan menyebar sehingga pemerintah mengeluarkan berbagai aturan untuk mencegah penyebaran virus korona jenis baru ini.
Jumat (10/4), Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan mulai menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sebagai bentuk implementasi Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
Permenkes itu salah satunya mengatur tentang operasional sarana angkutan roda dua berbasis aplikasi dibatasi hanya untuk mengangkut barang dan tidak untuk penumpang.
Fokus promosi layanan
Dengan terbatasnya layanan oleh pengojek daring hanya untuk mengantar makanan dan barang, Ketua Presidium Nasional Garda Indonesia Igun Wicaksono berharap pihak aplikator atau perusahan aplikasi fokus melakukan promosi dan sosialisasi aplikasi layanan pesan antar makanan dan barang kepada para pelanggan.
Dengan sosialisasi dan promosi yang aktif dari aplikator, harapannya mitra pengemudi dapat tetap mencari nafkah dan menjaga penghasilan agar tidak turun drastis akibat aturan PSBB, yang saat ini baru akan diterapkan di Jakarta.
”Ini kewajiban dari aplikator sebagai penyedia aplikasi agar permintaan order pesan layan antar makanan ataupun pengiriman barang dapat meningkat sebagai dua sumber penghasilan utama mitra ojol (ojek online) selama masa pandemi Covid-19,” tuturnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas hari ini.
Selain itu, asosiasi pengojek daring tersebut juga meminta aplikator mau memperkecil potongan untuk mitra pengemudi.
”Kami sampaikan kepada aplikator agar memangkas atau memperkecil potongan penghasilan mitra ojolnya maksimal 10 persen saja. Kalau perlu, untuk sementara, tidak ada potongan pendapatan selama masa pandemi Covid-19. Saat ini, pendapatan kami masih dipotong 20 persen oleh pihak aplikator,” tuturnya.
Menanggapi permintaan tersebut, salah satu aplikator, yakni Grab Indonesia, telah beradaptasi untuk mengurangi mobilitas orang dan melayani peningkatan permintaan pengiriman makanan dan barang kebutuhan harian. Anthony Tan, Group CEO and Co-Founder of Grab, dalam keterangan tertulis akhir Maret lalu, menyebut Grab akan memperluas layanan GrabMart dan GrabAssistant ke lebih banyak negara, termasuk Indonesia.
GrabMart adalah layanan pengiriman kebutuhan harian milik Grab yang memungkinkan pengguna dapat membeli barang kebutuhan dari swalayan, toko serba ada, dan apotek tanpa harus meninggalkan rumah. Layanan GrabAssistant juga disediakan untuk membantu pelanggan memenuhi kebutuhan mendesak dengan membeli produk di toko-toko yang tidak terdaftar di GrabMart.
”Dukungan kami untuk para mitra Grab akan terus berkembang dan kami siap melakukan apa pun yang kami mampu untuk membantu mereka. Bahkan, ketika kita terus diuji, marilah kita terus saling mendukung dan membantu sehingga kita semua dapat melewati tantangan ini dan menjadi lebih kuat karenanya,” ujar Anthony Tan.
Koordinasi
Adapun terkait pembatasan layanan oleh kebijakan PSBB, Head of Public Affairs Grab Indonesia Tri Sukma Anreianno mengatakan, pihaknya mendukung kebijakan pemerintah demi keselamatan mitra ataupun pelanggan.
Sementara itu, mereka sedang berkoordinasi dengan pihak terkait, khususnya para pemerintah daerah yang nantinya akan mengatur kebijakan PSBB di masing-masing kota atau daerah.
”Kami berharap pemerintah tetap dapat mengizinkan pelanggan kami untuk tetap menggunakan layanan ojol, khusus untuk mengantarkan mereka ke dan dari rumah sakit dan juga ke dan dari pasar, supermarket atau minimarket untuk membeli bahan kebutuhan sehari-hari,” katanya melalui keterangan pers hari ini.
Nila Marita, Chief of Corporate Affairs Gojek, juga mengatakan, pihaknya selalu berupaya mematuhi regulasi-regulasi yang dikeluarkan pemerintah untuk melindungi masyarakat dari dampak Covid-19.
”Saat ini kami sedang mengkaji dan berdiskusi lebih lanjut bersama dengan pemerintah terkait implementasi peraturan ini,” kata Nila.