Masyarakat berpartisipasi mencegah dan menangani Covid-19. Caranya melalui urun dana untuk membiayai teknologi yang berperan dalam penanganan Covid-19.
Oleh
M Paschalia Judith J
·4 menit baca
Teknologi dapat membuat pengecekan atas kondisi seseorang yang diduga terpapar Covid-19 lebih cepat. Sejumlah usaha rintisan di bidang kesehatan berjibaku menghadirkan teknologi tersebut bagi Indonesia untuk menghadapi Covid-19 melalui urun dana.
Saat ini, usaha rintisan di bidang teknologi genomik bernama Nusantics sedang mengembangkan alat pengetesan untuk uji infeksi Covid-19. Pengembangan ini di bawah naungan Gugus Tugas Riset dan Inovasi Teknologi untuk Penanganan Covid-19 yang dibentuk Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Secara spesifik, CEO Nusantics, Sharlini Eriza Putri, menyebutkan, Nusantics mendesain alat pengetesan berbasis Polymerase Chain Reaction (PCR) yang sesuai dengan data mutasi Covid-19, terutama di tataran penduduk Indonesia. "Hal ini sulit terwujud tanpa keterbukaan institusi pemerintah seperti BPPT, Badan Riset dan Inovasi, Lembaga Eijkman, Universitas Airlangga, dan Institut Teknologi Bandung (ITB) serta kesediaan Biofarma sebagai perusahaan yang mendukung produksi massal," tuturnya, pekan lalu.
Dalam tiga pekan mendatang, proyek kolaborasi ini akan menghasilkan 100 unit prototipe alat pengujian lalu memproduksi secara massal hingga 100.000 alat uji. Selain itu, proyek kolaborasi ini juga akan memetakan genomik virus untuk dimanfaatkan dalam penelitian dan pengembangan vaksin.
kolaborasi ini akan menghasilkan 100 unit prototipe alat pengujian lalu memproduksi secara massal hingga 100.000 alat uji.
Pengembangan dan proses desain teknologi itu membutuhkan biaya yang tak murah. Oleh sebab itu, East Ventures, salah satu pemilik portofolio Nusantics, menggalang pendanaan sebesar Rp 10 miliar dengan cara urun dana yang melibatkan masyarakat.
Co-founder dan Managing Partner East Ventures Willson Cuaca menuturkan, perusahaan ventura diajak berpartisipasi dalam pendanaan. "Karena bersifat nonprofit, kami tak dapat menggunakan dana modal ventura," ujarnya.
Sebagai alternatif, tambah Willson, perusahaannya memimpin penghimpunan donasi dengan cara urun dana atau crowdfunding yang melibatkan partisipasi publik. Dia membuat mekanisme urun dana ini memiliki akuntabilitas, berorientasi pada hasil, dan transparan.
Willson menuturkan, sebagai perusahaan ventura, East Ventures telah membentuk ekosistem yang terdiri dari sejumlah usaha rintisan dari berbagai macam bidang. Ekosistem ini turut dilibatkan dalam membentuk platform urun dana bagi proyek yang bernama Indonesia Pasti Bisa, melalui situs indonesiapastibisa.com.
Sebagai salah satu bagian dari ekosistem East Ventures, KoinWorks turut berpartisipasi dalam menyediakan dan mengelola platform urun dana. Co-founder dan Executive Chairman KoinWorks Willy Arifin berkomitmen memanfaatkan teknologi perusahaan dalam aktivitas urun dana untuk mengelola plaftorm kolaborasi itu secara transparan dan akuntabel.
Sementara itu, Agile Innovation Labs (AI Labs) tengah mengupayakan Covid-19 Mobile Laboratory Diagnostics atau laboratorium begerak untuk menguji infeksi. Secara teknis, komponen untuk membentuk laboratorium bergerak tersebut berasal dari impor dan dirakit di dalam negeri.
Rencananya, AI Labs akan merakit 2 laboratorium bergerak. "Keunggulan laboratorium ini adalah mudah untuk berpindah secara cepat ke lokasi yang menjadi sumber infeksi tanpa menimbulkan risiko tambahan penyebaran lebih lanjut. Kami akan terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, termasuk lembaga medis yang terakreditasi," tutur CEO Agile Innovation Labs Anton Herutomo melalui siaran pers.
Laboratorium bergerak yang hendak dirakit AI Labs dapat melayani 96 pasien per hari. Proses pengujian berlangsung selama 4 jam sehingga pasien dapat mengetahui hasil pengecekannya dalam waktu paling lama 1X24 jam.
Untuk membuat laboratorium yang sesuai dengan standar tersebut, AI Labs secara berkesinambungan berkonsultasi dengan Pusat Penelitian Nanosains dan Nanoteknologi (PPNN) ITB. Selain itu, laboratorium bergerak ini juga memiliki standar keamanan biologi (biosafety) tingkat dua yang meminimalkan kemungkinan kontaminasi atau polusi.
Untuk menghadirkan laboratorium bergerak tersebut, tambah Anton, perusahaannya menggalang donasi melalui situs https://kitabisa.com/campaign/mobilelabscovid19 . Berdasarkan pantauan di laman tersebut, dana yang dibutuhkan sebanyak Rp 500 juta.
Aplikasi pelacakan
Tak hanya usaha rintisan, pemerintah juga menggandeng operator penyelenggara telekomunikasi nasional untuk membuat aplikasi bernama PeduliLindungi. Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate menyebutkan, nama tetap aplikasi ini akan diumumkan oleh Presiden Joko Widodo saat peluncuran.
Saat ini, aplikasi tersebut sudah memasuki tahap uji coba dan pengujian tekanan (stressing test). Aplikasi ini sudah tersedia di Google Play Store. Masyarakat dapat mengunduhnya.
Aplikasi ini berfungsi untuk melacak, menelusuri, dan \'mengurung\' pengguna dalam rangka mencegah penyebaran Covid-19.
Johnny menyatakan, kehadiran aplikasi ini merupakan bentuk kerja sama dengan Kementerian BUMN serta telah terhubung dengan Kementerian Kesehatan dan Badan Nasional Penanggulanan Bencana sebagai gugus tugas penanganan Covid-19.
Secara spesifik, aplikasi tersebut dapat melacak dan merekam data pergerakan pasien Covid-19 selama 14 hari ke belakang. Dari pelacakan itu, sistem aplikasi akan memberi peringatan melalui nomor ponsel orang-orang di sekitar pasien Covid-19 agar segera menerapkan protokol orang dalam pemantauan.
Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Gdi laman covid19.go.id per 1 April 2020 pukul 15.53 WIB, sebanyak 1.677 orang positif Covid-19 di Indonesia. Dari jumlah itu, sebanyak 157 orang meninggal dan 103 orang sembuh.
Adapun secara global, ada 750.890 orang di 203 negara atau kawasan yang terkonfirmasi positif Covid-19. Dari jumlah itu, 36.405 orang meninggal dunia.
Di tengah pandemi Covid-19, Indonesia membutuhkan teknologi kesehatan agar penanganan Covid-19 secara sangkil dan mangkus bisa terwujud. Sebab, penanganan yang cepat dan tepat akan mengurangi dampak yang timbul akibat pandemi.
Partisipasi masyarakat menghimpun biaya secara urun dana, kemudian digunakan untuk merealisasikan teknologi yang berperan dalam pencegahan dan penanganan Covid-19, diharapkan dapat segera terwujud.