Pemerintah Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, NTB, bersama pihak terkait menutup sementara Pelabuhan Bangsal bagi wisatawan yang akan ke kawasan tiga gili, yakni Trawangan, Meno, dan Air.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
PEMENANG, KOMPAS — Pemerintah Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, bersama pihak terkait menutup sementara Pelabuhan Bangsal bagi wisatawan yang akan ke kawasan tiga Gili, yakni Gili Trawangan, Meno, dan Air. Langkah itu dilakukan untuk mencegah penularan Covid-19.
Kepala Desa Gili Indah Wardana saat dihubungi dari Mataram, Rabu (1/4/2020), mengatakan, penutupan sementara itu merupakan hasil musyawarah bersama oleh unsur Pemerintah Desa Gili Indah, kepala dusun, tokoh pemuda, dan pengusaha yang ada di wilayah Gili Mas. Rapat dilakukan pada Jumat (27/3/2020).
Menurut Wardana, dari hasil musyawarah, mereka menyepakati beberapa hal. Pertama, penyeberangan ke tiga Gili dibatasi.
”Mereka yang boleh menyeberang adalah penduduk setempat dan domisili, pedagang bakulan yang sudah ditentukan, dan orang yang mempunyai keperluan mendesak dengan terlebih dahulu berkoordinasi dengan kepala dusun,” kata Wardana.
Dengan pembatasan itu, wisatawan untuk sementara tidak diperbolehkan masuk ke Gili. ”Kami sudah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait maupun dengan koperasi Karya Bahari (pengelola kapal penyeberangan umum ke tiga Gili),” ujar Wardana.
Mereka yang boleh menyeberang adalah penduduk setempat dan domisili, pedagang bakulan yang sudah ditentukan, dan orang yang mempunyai keperluan mendesak dengan terlebih dahulu berkoordinasi dengan kepala dusun.
Wardana menambahkan, semua penyeberangan ke Gili juga harus melalui Pelabuhan Bangsal. Pelabuhan yang berada sekitar 28 kilometer utara Mataram, ibu kota Nusa Tenggara Barat, itu sejak dulu menjadi akses bagi wisatawan yang akan ke tiga Gili menggunakan kapal penyeberangan umum (public boat) atau kapal cepat.
”Wisatawan yang sudah ada di Gili bisa tetap tinggal atau menetap. Apabila sudah keluar, tidak diperkenankan kembali lagi,” kata Wardana.
Selain itu, pedagang yang boleh berjualan hanya dari wilayah Kabupaten Lombok Utara. Mereka akan ditempatkan di satu tempat untuk memudahkan pengontrolan. ”Para pekerja di Gili sementara tidak diperkenankan bolak-balik, tetapi harus menetap,” ujarnya.
Menurut Wardana, ketentuan itu berlaku sejak Sabtu (28/3/2020). Ia belum bisa memastikan hingga kapan dan akan disesuaikan dengan kondisi yang berkembang. Untuk itu diharapkan wisatawan bersabar dan menahan diri untuk tidak ke Gili. ”Semoga kondisi ini cepat berlalu,” katanya.
Sebelum ditutup, Pelabuhan Bangsal menjadi satu-satunya akses yang diperbolehkan untuk wisatawan menuju Gili. Sebab, sejak Selasa (17/3/2020), akses kapal cepat dari Bali ke Gili ditutup oleh Pemerintah Provinsi NTB.
Penutupan akses kapal cepat yang membawa total penumpang lebih dari 1.000 orang setiap hari itu sebagai salah satu langkah antisipasi Covid-19. Apalagi Bali sudah menjadi salah satu daerah terpapar.
Terkait penutupan itu, Ketua Gili Hotel Association (GHA) Lalu Kusnawan mengatakan hotel-hotel di Gili telah mengambil langkah menghentikan operasional.
”Hampir semua (anggota GHA) tidak beroperasi karena sudah tidak ada tamu. Untuk efisiensi, kami tutup. Sisakan beberapa karyawan untuk maintenance,” kata Kusnawan.
Kasus positif bertambah
Sementara itu, kasus positif Covid-19 di NTB bertambah dua orang lagi. Dengan demikian, jumlah kasus positif Covid-19 menjadi 6 orang.
Gubernur NTB Zulkieflimansyah pada Rabu sore mengatakan, dua tambahan lagi adalah laki-laki berinisial J (55), warga Kota Mataram yang pada Sabtu (27/3/2020) meninggal. M merupakan pasien dalam pengawasan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram.
Satu kasus positif baru lainnya adalah perempuan berinisial M (44), warga Kabupaten Sumbawa. M memiliki riwayat kontak dengan pasien positif Covid-19 pertama di NTB pada 9 Maret 2020. M saat ini dirawat di ruang isolasi RSUD H L Manambai Abdulkadir, Sumbawa, dan kondisinya semakin membaik.
Zulkieflimansyah menambahkan, untuk mencegah penyebaran, saat ini tim kesehatan masih menelusuri riwayat kontak pasien. Ia berharap warga tetap tenang dan mengikuti semua imbauan pemerintah, seperti menghindari keramaian, menjaga kesehatan dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat, serta mengurangi aktivitas di luar rumah.