Bantu Mitra Saat Pandemi Covid-19, Gojek Luncurkan 12 Program Kesejahteraan
Setelah menggalang Dana Bantuan Mitra Gojek senilai Rp 100 miliar, manajemen Gojek meluncurkan 12 program kesejahteraan bagi para mitranya.
Oleh
HARYO DAMARDONO/STEFANUS OSA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Setelah menggalang Dana Bantuan Mitra Gojek senilai Rp 100 miliar dari donasi jajaran manajemen senior Gojek sebesar 25 persen gaji tahunan serta pengalihan anggaran kenaikan gaji tahunan karyawan, manajemen Gojek meluncurkan 12 program kesejahteraan bagi para mitranya.
Ke-12 program ini mencakup tiga area utama, yakni penyediaan layanan kesehatan, ringankan beban biaya harian, dan bantuan pendapatan. Program ini diluncurkan untuk membantu para mitra Gojek yang pendapatannya menurun akibat penurunan aktivitas masyarakat selama pandemik Covid-19.
”Mitra driver kami menghadapi ketidakpastian. Ketika kemampuan mereka untuk memperoleh penghasilan itu terkena dampak negatif dari pandemik Covid-19, kami bertekad untuk berupaya sekuat-kuatnya membantu mereka,” kata Co-Chief Executive Officer Gojek Kevin Aluwi, Selasa (31/3/2020), dalam rilisnya.
Kata Kevin, fokus Gojek tidak hanya menjalankan program yang sudah ada, tetapi terus menemukan berbagai cara lain untuk dapat semakin meringankan beban mitra.
”Kami berharap pembentukan Yayasan Anak Bangsa Bisa yang telah diprakarsai oleh Andre (Andre Soelistyo, Co-CEO Gojek) akan meluncurkan lebih banyak inisiatif lagi untuk membantu mendukung ekosistem kita selama masa-masa sulit ini,” ujarnya.
Secara detail, program penyediaan layanan kesehatan meliputi penyediaan perlengkapan kesehatan bagi mitra pengemudi, jaminan asuransi kesehatan, dan peningkatan kesadaran mitra untuk menaati prosedur kesehatan.
Bantuan pembayaran pinjaman
Program ringankan beban biaya harian terdiri dari program distribusi paket sembako, program sembako melalui kolaborasi dengan Alfamart, dan program sembako oleh Yayasan Anak Bangsa Bisa. Kemudian, ada pula paket makanan hemat dan sehat bagi mitra pengemudi serta bantuan pembayaran pinjaman kendaraan.
Program bantuan pendapatan meliputi adanya fitur pada produk untuk mendukung peningkatan penghasilan pengemudi, program bantuan pendapatan bagi mitra yang terkonfirmasi positif Covid-19, perluasan cakupan bantuan pendapatan bagi mitra yang menjadi orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) serta membantu mitra untuk dalam ikut dalam program bantuan pendapatan pemerintah.
Ditambahkan Andre, ”Tim kami terus bekerja keras siang dan malam untuk menjalankan berbagai program buat mitra driver kami. Kami ingin semua mitra driver mengetahui bahwa Gojek hadir di sini untuk mereka semua, sama seperti mereka selalu berada bersama kami selama ini.”
Sementara Komisaris Utama Gojek Garibaldi Thohir mengatakan, langkah manajemen Gojek sudah tepat untuk mendukung mitranya agar tetap dapat menafkahi keluarganya di masa sulit ini.
”Gojek juga telah secara aktif berkoordinasi dengan pemerintah dalam memastikan agar bantuan pemerintah dapat menjangkau kalangan masyarakat yang paling terkena dampak, termasuk jutaan mitra driveronline,” ujar Garibaldi.
”Saya juga mengacungkan jempol atas donasi manajemen hingga Rp 100 miliar melalui Yayasan Anak Bangsa Bisa,” ucap Garibaldi.
”Saya berharap langkah ini dapat diikuti oleh perusahaan-perusahaan Indonesia lainnya, sekaligus juga bisa menggerakkan hati para pebisnis dan pemangku kepentingan lainnya untuk berpartisipasi dan berkolaborasi dengan Yayasan Anak Bangsa Bisa agar bisa lebih banyak menolong jutaan pekerja sektor informal lainnya,” lanjutnya.
Peran warga
Berdasarkan pantauan Kompas, masyarakat juga secara swadaya dan mandiri ikut meringankan beban pekerja informal.
”Kami tidak bisa tinggal diam. Imbauan pemerintah untuk work from home dan karantina wilayah yang dilakukan masyarakat, apalagi ada yang sampai melarang pekerja informal masuk wilayah perumahan, seperti tukang sayur keliling, tukang ojek, dan asisten rumah tangga yang bekerja paruh waktu, dampaknya akan sangat terasa,” tutur Vincentius Eri Susanto, warga Villa Dago Tol, Serpong, Banten, Minggu.
Eri ditemui ketika sedang menyalurkan bantuan kepada puluhan tukang ojek daring dan pekerja informal lainnya. ”Bantuan pemerintah tampaknya masih perlu menunggu birokrasi. Sementara kebutuhan hidup para pekerja informal itu tidak akan bisa dihentikan,” ujarnya.
Selama dua hari terakhir, Eri bersama warga lingkungan Gereja Katolik di Serpong berupaya menumbuhkan kesadaran akan pentingnya mendorong pekerja informal untuk benar-benar mau berada di rumah.
Bingkisan berupa beras dan bahan pokok lainnya itu tidak sekadar dibagikan, tetapi juga disisipkan pesan di secarik kertas. ”Berhentilah sejenak, tinggallah bersama keluargamu di rumah. Bantuan ini mungkin hanya cukup untuk 2-3 hari, tetapi bisa menyelamatkan nyawamu dan keluargamu. ’Virus Corona Mengancam Kita Semua’”, begitu bunyi tulisannya. (*)