Pertamina Serahkan Bantuan Modal Rp 33,7 Miliar untuk UMKM
UMKM adalah salah satu sektor usaha yang terdampak meluasnya wabah Covid-19 di Indonesia. Pertamina memberikan bantuan permodalan Rp 33,7 miliar bagi 402 UMKM di 13 provinsi di Indonesia.
Oleh
ARIS PRASETYO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Pertamina (Persero) menyerahkan bantuan modal sebesar Rp 33,7 miliar bagi usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM di 13 provinsi di Indonesia. Bantuan modal ini diberikan kepada UMKM yang terdampak wabah Covid-19. Jenis UMKM yang mendapat bantuan tersebut bergerak di sektor pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan, hingga jasa.
Secara keseluruhan, ada 402 UMKM yang mendapat bantuan modal dari Pertamina. Mereka tersebar di Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Lampung, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, dan Gorontalo.
Selain permodalan untuk UMKM, Pertamina juga memberi bantuan dalam hal pendampingan perizinan serta sertifikasi bagi UMKM dan pelaku usaha.
”Bantuan permodalan dan pendampingan ini dalam usaha menjaga UMKM tetap produktif sekaligus memperkuat perekonomian lokal,” ujar Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman, Kamis (26/3/2020), dalam siaran pers.
UMKM adalah jenis usaha yang disebut paling rentan terhadap dampak yang timbul akibat wabah Covid-19.
Sebelumnya, dalam sebuah diskusi mengenai antisipasi dampak korona bagi UMKM dan keluarga, Kamis (5/3/2020), di Jakarta, disebutkan, UMKM adalah jenis usaha yang disebut paling rentan terhadap dampak wabah Covid-19. Pasalnya, jenis usaha ini sangat bergantung pada perputaran uang hasil penjualan barang dagangan.
Pembina Pelita Desa, Samsuridjal Djauzi, mengatakan, penanganan wabah penyakit yang disebabkan virus korona tipe baru itu di Indonesia belum disiapkan dengan baik dan rasional. Saat ditemukan kasus pasien yang dinyatakan positif terserang Covid-19, muncul kepanikan di masyarakat.
Menghindari kerumunan, tidak bepergian ke luar rumah, ataupun pembelian bahan pangan pokok secara berlebihan adalah salah satu gejalanya.
”Yang paling rentan adalah UMKM. Wabah mengakibatkan rantai pasok terganggu. Sebagai contoh, apakah sanggup warung nasi padang tak berjualan selama sebulan akibat gangguan ini? Akan sulit,” ujar Samsuridjal.
Wabah mengakibatkan rantai pasok terganggu. Sebagai contoh, apakah sanggup warung nasi padang tak berjualan selama sebulan akibat gangguan ini? Akan sulit.
Pemerintah, kata Samsuridjal, telah turun tangan menjaga agar aktivitas ekonomi dalam negeri tak lumpuh. Salah satu caranya dengan memberi subsidi untuk tiket pesawat ataupun hotel agar pariwisata di Indonesia tak lesu. Sayangnya, belum ada tindakan langsung terhadap UMKM di Indonesia.
”Maskapai dan perhotelan adalah industri besar. Tetapi bagaimana nasib UMKM? Mereka sangat bergantung pada perputaran uang kas untuk operasional sehari-hari,” ujarnya.
Komisaris PT Manfaat Mitra Prima Unggul Rahim Jabbar menambahkan, pelaku atau orang yang bekerja untuk UMKM dapat saja terserang virus korona tipe baru. Hal itu akan mengganggu operasional UMKM tersebut.
Akibatnya, rantai pasok UMKM terganggu sehingga harga jual produk UMKM bakal naik yang berpotensi melemahkan daya beli konsumen.
”Dalam konteks makro, ekonomi Indonesia berpotensi defisit karena kekurangan pasokan bahan baku yang banyak diimpor dari China. Ujung-ujungnya pertumbuhan ekonomi nasional melamban,” kata Rahim.
Rahim menyarankan agar menyiapkan rencana antisipasi bagi seluruh pelaku UMKM sesegera mungkin. Antisipasi itu meliputi segera mencari pengganti bahan baku dan bahan penolong untuk bidang produksi, serta menambah diversifikasi sumber pasokan. Dari sisi pemasaran, UMKM sebaiknya berfokus atau memprioritaskan layanan pada kelompok pelanggan yang loyal.