Merek harus tetap hadir di tengah pandemi. Perusahaan perlu membuat konten yang tepat. Di tengah kecemasan, merek bisa ikut memberi harapan, menenangkan, dan tidak sekadar cari untung.
Oleh
Andreas Maryoto
·3 menit baca
Berbagai perusahaan terjun ke masyarakat di tengah pandemi Covid-19. Mereka membantu masyarakat dan petugas medis mencegah dan mengurangi beban. Satu hal yang harus tetap jalan adalah bisnis mereka sendiri. Mereka mempekerjakan banyak orang dan mungkin produk mereka dibutuhkan di tengah pandemi. Menyajikan konten pemasaran yang tepat akan membuat bisnis tetap berjalan sekaligus mereka mempunyai peran membantu sesama.
Semua yang terlibat di dalam pemasaran sekarang berpikir keras untuk menghadirkan konten yang tepat, baik di platform internet maupun cetak. Selama ini ada 30-40 persen anggaran pemasaran digunakan untuk mensponsori berbagai kegiatan. Oleh karena pandemi, mereka harus cepat-cepat mengalihkan dana itu untuk pembuatan konten media daring maupun cetak. Secara prinsip, konten yang dihadirkan di tengah pandemi tetap relevan dengan nilai-nilai perusahaan, tetapi harus lebih kreatif.
Merek harus tetap hadir di tengah pandemi. Pada saat seperti inilah perusahaan perlu berinvestasi agar tim pemasaran terdorong untuk membuat konten-konten yang tepat dan luar biasa. Pada saat bersamaan, mereka harus ikut mendorong pencegahan wabah Covid-19. Mereka juga mesti ikut membangun solidaritas warga dan korporasi. Di tengah kecemasan, merek bisa ikut memberi harapan, memberi ketenangan, tak sekadar cari untung semata.
Beberapa hari lalu Kompas berkolaborasi dengan agensi Celcius Creactive Lab dan NKCTHI membuat iklan pengisi di salah satu halaman koran ini yang intinya mengingatkan semua pihak untuk tetap berada di rumah sebagai bagian mencegah penularan virus korona baru yang menyebabkan Covid-19. Iklan ini mendapat sambutan dari berbagai pihak. Kolaborasi membuahkan hasil.
Penurunan pendapatan tak langsung jadi alasan untuk tidak memunculkan konten-konten bermutu. Malah pada saat seperti inilah kalangan pemasar tertantang untuk membuat konten yang melampaui karya-karya mereka pada kondisi normal. Merek harus tetap berkomunikasi dengan publik di tengah pandemi.
Sejumlah perusahaan media di Indonesia dan global, termasuk Kompas.id, memberikan akses gratis kepada publik untuk mendapatkan informasi yang benar dan akurat di tengah kebingunan mereka diserang berbagai informasi yang tak jelas.
Beberapa perusahaan lain memberi diskon, ikut mengkampanyekan hidup bersih, dan juga memberikan bantuan langsung ke komunitas. Kita harus mengakui para pemilik merek agak kerepotan bernavigasi dan berselancar di tengah pandemi meski mereka mengakui kenyataan ini harus dihadapi. Pemilik merek tidak boleh menyerah dengan keadaan.
Twitter membuat sejumlah contoh kampanye dari berbagai merek di tengah pandemi. Harapannya pemilik merek terinspirasi membuat konten di tengah masalah global ini. Ada pemilik merek yang mensponsori penyanyi yang tampil dari rumah dan dipancarkan melalui kanal media sosial sekadar memberi hiburan agar warga tetap di rumah.
Meski demikian, perusahaan harus tetap menjual produknya. Mereka harus tetap hidup karena mempekerjakan banyak karyawan. Di sinilah masalah kadang muncul. Kalangan pemasar mengingatkan agar tidak menonjolkan kepentingan sendiri dan tidak menunjukkan keputusasaan dalam berkomunikasi dengan konsumen.
Perusahaan perlu memberitahu bahwa semua proses produksi dan distribusi dilakukan dengan bersih, menangani karyawan agar tetap sehat, dan bisnis mereka tetap jalan. Di luar itu, tonjolkan inovasi dan kreativitas untuk mendukung pencegahan penularan virus, seperti menjaga jarak dan mengajak para konsumen tetap berada di rumah alias tidak keluyuran.
Beberapa kalangan membuat panduan bagi para pemasar dalam membuat konten, yaitu berpikir positif, informasi yang membantu, tetap menjaga perspektif audiens, dan menunjukkan upaya pemilik merek memperbaiki keadaan. Di luar itu, pemilik merek harus berhati-hati dalam berselancar, menunjukkan empati di tengah masalah yang tengah mendera semua kalangan.
Kesan mencari untung atau memanfaatkan situasi harus dihindari. Pemegang merek bisa pula mengajak semua pihak bahwa masalah akan terlewati bila kita berkolaborasi di tengah kemurungan yang melanda.