Pandemi Covid-19 semakin berdampak luas pada kesehatan dan perekonomian rakyat. Sejumlah figur publik pun telah berinisiatif untuk menyumbangkan harta hingga mengumpulkan donasi dari masyarakat.
Oleh
ERIKA KURNIA
·5 menit baca
Pandemi Covid-19 semakin berdampak luas pada kesehatan dan perekonomian jutaan rakyat Indonesia. Kondisi ini secara serta-merta membangkitkan solidaritas berbagai elemen masyarakat. Baik individu maupun lembaga membantu mereka yang melakukan penanganan langsung dan terdampak tidak langsung dari penyebaran penyakit tersebut.
Sejumlah figur publik pun telah berinisiatif untuk menyumbangkan harta hingga mengumpulkan donasi dari masyarakat. Musisi Maia Esthianty, misalnya, sejak Kamis (19/3/2020) melakukan penggalangan dana dan bergerak bersama sahabat-sahabatnya untuk membeli alat pencegahan penularan virus SARS-CoV-2 tersebut.
”Guys, ada beberapa follower yang request gue menggalang dana, dan dari grup arisan gue Tempey juga lagi mau bergerak buat cari alat pencegahan korona. Jadi, jika kalian ingin menyumbangkan dana, walaupun sedikit, akan sangat bermanfaat,” tulisnya dalam akun Instagram.
Tak dianya, dalam waktu beberapa hari, Maia sudah berhasil mengumpulkan Rp 725 juta melalui platform Kitabisa.com. Bahkan, hari ini, Minggu (22/3/2020), donasi melalui akun tersebut sudah mencapai Rp 1 miliar dari target Rp 1,5 miliar.
Uang tersebut pun ia dan sahabat artisnya gunakan untuk membeli alat-alat kesehatan yang mulai langka, antara lain handscoon atau sarung tangan steril. Alat kesehatan yang didapat dari hasil sumbangan tersebut telah dibagikan ke beberapa rumah sakit pemerintah dan swasta di Jakarta dan sekitarnya. Selain itu, dana tersebut juga akan digunakan untuk biaya pemeriksaan dan pengobatan Covid-19 untuk masyarakat kurang mampu.
Figur publik lain, seperti Muhammad Attamimi Halilintar atau dikenal dengan Atta Halilintar, juga memanfaatkan ketenarannya di media sosial untuk menggalang dana. Sejak 17 Maret lalu, melalui platform Kitabisa.com, artis Youtube itu telah mengumpulkan Rp 200 juta lebih.
Melalui platform itu, Atta menargetkan untuk mengumpulkan donasi sampai Rp 500 juta. Dana itu akan sumbangkan untuk petugas kesehatan yang merawat orang dan pasien dalam pengawasan Covid-19 serta rakyat kecil yang tidak bisa bekerja dari rumah.
Tidak sampai di situ, ia juga akan menyumbangkan penghasilannya untuk masyarakat yang terdampak. ”Saya Atta Halilintar. Mulai hari ini, aku mendedikaskan penghasilan Youtube-ku untuk membantu para pejuang nafkah melawan virus korona Covid-19,” tulisnya dalam unggahan di Instagram.
Lembaga seperti Indika Foundation baru-baru ini juga mengabarkan tengah memberikan donasi sebesar Rp 1 miliar untuk membantu penanggulangan penyebaran virus korona di Indonesia. Donasi diberikan untuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang dibentuk pemerintah dan disalurkan melalui Yayasan Benih Baik Indonesia (YBBI) yang didirikan Andy F Noya.
”Kita semua harus bahu-membahu dan meningkatkan solidaritas terhadap sesama. Kami berharap agar bantuan ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan para pahlawan medis serta membantu gugus tugas dalam mempercepat penanganan Covid-19,” tutur Ketua Pembina Indika Foundation Arsjad Rasjid dalam keterangan tertulis hari ini.
Gugus tugas yang dibentuk oleh Presiden Joko Widodo dan diketuai oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo bertujuan menekan penyebaran Covid-19 di Indonesia. Upaya itu, antara lain, dilakukan dengan membantu pengadaan alat medis, sarana dan prasarana kesehatan, serta alat pelindung diri bagi masyarakat dan para petugas medis.
Minggu (22/3) sore, gugus tugas mengumumkan, jumlah pasien positif Covid-19 mencapai 514 orang yang tersebar di 20 provinsi. Dari total kasus tersebut, 29 orang dinyatakan sembuh. Sementara 48 orang meninggal.
Bersamaan dengan itu, pemerintah juga terus mengingatkan masyarakat untuk melakukan pembatasan sosial dengan belajar dan bekerja di rumah. Akibatnya, sejak pekan lalu, aktivitas ratusan sekolah dan karyawan di perkantoran berkurang sehingga aktivitas perekonomian di sekitarnya juga terpengaruh.
Sesuaikan kapasitas
Direktur Eksekutif Filantropi Indonesia Hamid Abidin kepada Kompas mengatakan, inisiatif penggalangan sumbangan dalam situasi saat ini serupa dengan solidaritas pascabencana tsunami Aceh 2004 silam. Inisiatif pun cenderung holistik karena berdampak pada kesehatan dan perekonomian masyarakat.
”Yang berbeda adalah pada platform penggalangan dana yang digunakan. Sekarang lebih banyak menggunakan platform digital serta penerimaan donasi melalui pembayaran digital yang lebih memudahkan masyarakat untuk menyumbang,” katanya.
Di sisi lain, Hamid mengingatkan individu yang ingin menggalang dana agar mengetahui kapasitasnya. Kapasitas yang dimaksud seperti kemampuan membuat program serta memonitor dan mengevaluasi agar dana dan sumbangan yang dikumpul efektif. Hal itu penting diperhatikan jika dana yang digalang melampaui Rp 1 miliar.
”Kalau individu mau menggalang dana baiknya jangan miliaran atau lebih baik gandeng lembaga sosial. Kami khawatir dananya enggak efektif. Itu akan lebih terbantu kalau kerja sama dengan lembaga sosial yang yang punya kapasitas dan SDM untuk mengembangkan program, monev, dan berjejaring,” ujarnya.
Selain itu, penggalangan dana, menurut dia, juga perlu dilakukan dengan memperhatikan aspek hukum dan kebijakan. Saat ini, hukum penggalangan dana diatur dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1961 tentang Pengumpulan Uang dan Barang.
Ada juga Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 29 Tahun 1980 tentang Pelaksanaan Pengumpulan Sumbangan yang mengatur perizinan penggalangan dana.
Perhatikan kebutuhan
Dengan kondisi dan dampak pandemi yang terus meluas, Hamid mengatakan, dana atau barang sumbangan diharapkan memperhatikan kebutuhan yang ada. Meski saat ini tenaga medis membutuhkan alat pelindung diri (APD) atau alat medis yang langka, misalnya, bantuan tidak harus selalu berfokus ke sana.
”Penting untuk teman-teman yang menggalang donasi untuk melakukan assessment (penilaian). Jangan menjanjikan donasi akan dibelikan APD, padahal kenyatannya susah didapat. Di sisi lain, banyak yang belum masuk pada kebutuhan keluarga perawat atau dokter yang bekerja penuh saat ini,” katanya.
Ia pun berharap pemerintah melalui BNPB secara rutin menyampaikan pemetaan dan jumlah kebutuhan barang terkait penanganan Covid-19. Dengan dibantu pemerintah daerah, informasi itu dinilai akan membantu masyarakat yang ingin berdonasi.
Kemudian, pemerintah juga diharapkan memberikan insentif pajak khusus untuk sumbangan dana terkait bencana penyakit. Saat ini, insentif pengurangan pajak dari penghasilan bruto baru diberikan pada sumbangan untuk penanggulangan bencana nasional, sumbangan penelitian dan pengembangan, sumbangan fasilitas pendidikan, sumbangan pembinaan olahraga, dan biaya pembangunan infrastruktur sosial. Kebijakan itu diatur dalam PP Nomor 93 Tahun 2010.