Dari Kendala Jaringan akibat Hujan hingga Tagihan Membengkak
Bekerja dan belajar dari rumah bukan berarti tanpa kendala jaringan internet. Saat hujan, koneksi jadi tersendat. Saat digunakan untuk rapat atau pertemuan daring, tagihan membengkak.
Oleh
M Paschalia Judith J
·2 menit baca
Mengikuti imbauan pemerintah, masyarakat memanfaatkan layanan data, utamanya internet, untuk bekerja dan belajar dari rumah. Meskipun mengatakan puas dengan layanan koneksi tersebut, masih ada kendala yang menghadang.
Putu Indy (25), pegawai yang tinggal di Jakarta Selatan, menilai layanan internet yang digunakan lancar. Sebelum pemerintah mengumumkan imbauan bekerja dari rumah, internet di rumah bisa mati sekitar 30 menit sampai satu jam dalam sehari.
”Sepekan ini, internet di rumah lancar tanpa gangguan,” katanya saat dihubungi dari Jakarta, Jumat (20/3/2020).
Saat bekerja dari rumah, Putu memanfaatkan layanan internet untuk rapat secara daring. Rapat pun dapat berjalan lancar karena akses internet memadai.
Untuk adiknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar, Putu mengatakan, belajar dan pengumpulan tugas secara daring tak terhambat oleh akses internet. Biasanya, adiknya belajar melalui aplikasi Ruangguru yang berisi video dan modul-modul pelajaran.
Akan tetapi, Putu mengatakan, cuaca masih jadi kendala layanan akses internet di rumahnya. Dia menyebutkan, ada jeda (lag) dan koneksi menjadi tersendat ketika hujan mengguyur daerah tempat tinggalnya.
Cuaca masih jadi kendala layanan akses internet di rumahnya. Ada jeda (lag) dan koneksi menjadi tersendat ketika hujan mengguyur daerah tempat tinggalnya.
Sementara itu, Rahma (29) dan suaminya yang tinggal di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan, tidak mengalami kendala berarti dengan koneksi internetnya. Keduanya memanfaatkan koneksi internet dari ponsel masing-masing dengan operator yang berbeda.
Sebagai karyawan di bidang konsultan, Rahma memanfaatkan layanan internet paling banyak untuk pertemuan secara daring, sedangkan suaminya mengirimkan dokumen gambar digital dengan ukuran konten yang tergolong besar. Namun, ketika hujan turun, koneksi internet keduanya tak lancar.
Rahma dan suaminya menggunakan layanan telekomunikasi dengan sistem pascabayar. ”Naiknya tagihan karena peningkatan penggunaan kuota kini membayangi kami,” ujar Rahma.
Naiknya tagihan karena peningkatan penggunaan kuota kini membayangi kami.
Rahma berharap pemerintah mengadakan dialog dengan penyelenggara jasa konferensi daring dan operator telekomunikasi untuk membedakan kuota data yang dimanfaatkan dalam mengadakan rapat. Harapannya, ada keringanan penagihan dari pembedaan penggunaan kuota data tersebut.
Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate mengatakan, lonjakan arus data di area permukiman saat ini mencapai 5-10 persen dari kondisi normal. Apabila lonjakan trafik terus terjadi, operator seluler akan menambah kapasitas pada base transceiver station (BTS).
”Jika dibutuhkan, operator seluler akan mengerahkan mobile BTS untuk melayani daerah-daerah yang trafiknya berlebih,” katanya.
Selain itu, lanjut Johnny, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika terus mengukur kualitas layanan telekomunikasi di area permukiman. Seandainya terdapat layanan telekomunikasi yang tergolong kurang baik, layanan tersebut akan dioptimalkan.