Dukung Indonesia Lawan Covid-19, ABD Hibahkan 3 Juta Dollar AS
Bank Pembangunan Asia (ADB) akan memberikan hibah senilai 3 juta dollar Amerika Serikat (sekitar Rp 47 miliar, dengan kurs Rp 15.700 per dollar AS) untuk mendukung Pemerintah Indonesia melawan pandemi virus Covid-19.
Oleh
HARYO DAMARDONO
·3 menit baca
MANILA, SABTU — Bank Pembangunan Asia (ADB) akan memberikan hibah senilai 3 juta dollar Amerika (sekitar Rp 47 miliar dengan kurs Rp 15.700 per dollar AS) untuk mendukung Pemerintah Indonesia melawan pandemi virus Covid-19. Hibah tersebut dibiayai melalui Asia-Pacific Disaster Response Fund.
Dana hibah itu terutama untuk mendanai pembelian berbagai peralatan medis penting, termasuk ventilator dan alat pelindung diri, seperti sarung tangan, apron, dan masker bagi tenaga medis. Tujuannya, untuk membantu Pemerintah Indonesia dalam menahan laju penyebaran virus Covid-19 di Indonesia.
”ADB berkomitmen mendukung Indonesia dalam upaya pengendalian Covid-19. Bantuan ini akan meningkatkan kemampuan Indonesia untuk melakukan tes terhadap virus, menangani kasus, dan mengurangi risiko penularan di antara tenaga medis,” kata Presiden ADB Masatsugu Asakawa, Sabtu (21/3/2020), dalam rilis yang diterima Kompas.
”Kami akan terus bekerja sama dengan pemerintah dan berbagai mitra untuk memberi solusi fleksibel yang membantu Indonesia meminimalkan dampak kesehatan dan ekonomi dari pandemi ini,” ujar Asakawa.
Menurut Vice President ADB Bambang Susantono, hibah itu akan diberikan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) atau Kementerian Kesehatan. ”Nanti saya cek detailnya, tetapi Kemenkes biasanya yang menjadi executing agency-nya,” ujar Bambang dari Manila, Filipina.
Sebelumnya, pada 18 Maret 2020, ADB mengumumkan paket awal senilai 6,5 miliar dollar AS untuk mengatasi kebutuhan segera negara-negara berkembang anggotanya dalam merespons pandemi Covid-19.
Merespons wabah Covid-19, Bank Dunia juga menyediakan dana taktis 12 miliar dollar AS untuk membantu negara-negara mengatasi dampak kesehatan dan ekonomi dari wabah global.
Wabah penyakit Covid-19 memang meningkatkan kewaspadaan terkait dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi global. ADB sempat mengungkapkan, dampak ekonomi Covid-19 dapat mencapai 347 miliar dollar AS atau setara 0,4 persen produk domestik bruto (PDB) dunia.
Padahal, sejak awal 2020, Dana Moneter Internasional (IMF) telah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global. Pertumbuhan ekonomi dunia 2020 dipangkas 0,1 persen menjadi 3,3 persen. Prediksi ini lebih rendah ketimbang capaian ekonomi dunia tahun 2014 yang 3,4 persen.
Pada Jumat kemarin, pemerintah mengonfirmasikan, dana penanganan Covid-19 akan berkisar Rp 118,3 triliun-Rp 121,3 triliun. Jumlah itu terdiri dari realokasi belanja kementerian/lembaga Rp 62,3 triliun serta transfer ke daerah dan dana desa Rp 56 triliun-Rp 59 triliun.
Dari dana itu, sebesar Rp 38 triliun di antaranya digunakan untuk pendidikan, jaring pengaman sosial, dan kesehatan. Tak ketinggalan Rp 6,1 triliun untuk asuransi bagi tenaga medis yang menangani Covid-19.
Tahun ini, belanja APBN Rp 2.540,4 triliun.
Terkait dengan penanganan Covid-19, Kementerian Keuangan meninjau ulang anggaran Rp 3,3 triliun yang diajukan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Pemerintah mendesain ulang dana desa sehingga desa yang terjangkit Covid-19 mendapat tambahan dana. Dengan cara itu, penanganan BNPB menjangkau desa.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam telekonferensi, Jumat (20/3), mengatakan, penggunaan dana hasil realokasi efektif saat ini juga. Kementerian/lembaga dapat mengajukan permohonan penggunaan anggaran, terutama terkait dengan penanganan Covid-19, sehingga dapat segera dipelajari dan disetujui. (JUD/ DIM/ LAS)