Untuk kestabilan harga bahan pangan pokok, Dinas Perdagangan Kota Surabaya menggelar operasi pasar. Kegiatan yang sudah dimulai sejak awal tahun ini akan tetap dilaksanakan sampai dengan Lebaran pada 25 Mei 2020.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA/ AMBROSIUS HARTO
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Untuk menjaga kestabilan harga bahan pangan pokok, Dinas Perdagangan Kota Surabaya, Jawa Timur, menggelar operasi pasar. Kegiatan yang sudah dimulai sejak awal tahun ini akan tetap dilaksanakan sampai dengan Lebaran pada 25 Mei 2020.
Operasi pasar tak cuma menyediakan bahan pokok, antara lain beras, gula, telur, dan minyak goreng. Komoditas yang mengalami lonjakan harga juga disediakan, yakni bawang putih, ayam potong, daging sapi, dan cabai. Operasi pasar digelar di 31 kecamatan dengan masing-masing tiga lokasi di setiap kecamatan.
”Operasi pasar terus digelar sampai harga kebutuhan pokok normal,” ujar Kepala Dinas Perdagangan Kota Surabaya Wiwiek Widayati di Surabaya, Kamis (19/3/2020).
Operasi pasar perlu ditempuh, antara lain, untuk menekan harga komoditas yang sedang meroket, misalnya harga gula yang per kilogram menembus Rp 18.500. Dalam operasi pasar, warga bisa membeli gula sesuai harga eceran tertinggi Rp 12.500per kg. Harga bawang putih juga tetap tinggi, yakni Rp 70.000 per kg. Namun, dalam operasi pasar, harga jual menjadi Rp 40.000 per kg.
Operasi pasar terus digelar sampai harga kebutuhan pokok normal.
Selain menggelar operasi pasar secara rutin, satuan tugas pangan juga menempuh inspeksi mendadak ke pasar-pasar tradisional. Satgas ingin memastikan harga jual bahan makanan dan minuman sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh pemerintah.
”Jika harga tidak sesuai dengan aturan pemerintah, kami beri peringatan. Mereka harus menetapkan maksimum dengan harga yang ditetapkan pemerintah,” kata Wiwiek.
Semua barang yang dijual di operasi pasar, lanjut Wiwiek, berasal dari distributor atau penyalur sehingga harganya bisa ditekan. Dengan memotong beberapa mata rantai, selisih harga barang di pasaran dengan operasi pasar sangat signifikan. Selisih harga bisa Rp 5.000 per kg.
Adapun pantauan Kompas, sejak virus korona mewabah, aktivitas pasar tradisional belum terlalu terganggu. Warga masih banyak, bahkan berbondong-bondong, ke pasar untuk belanja. Mereka tetap mengandalkan belanja ke pasar kaget yang hanya buka sampai pukul 08.00, seperti di Kecamatan Gunung Anyar yang berbatasan dengan Kabupaten Sidoarjo. Di pasar kaget ini, lebih dari 100 pedagang sudah mulai berjualan sejak pukul 05.00.
”Harga ayam potong per kilogram Rp 34.000 dan ada kenaikan Rp 2.000. Harga daging sapi per kilogram Rp 110.000 dari sebelumnya Rp 95.000 sampai Rp 100.000,” kata Sulaiman (48), pedagang pasar di Kecamatan Gunung Anyar.
Menurut Wiwiek, komoditas pertanian yang dijual melalui operasi pasar biasanya berlokasi di kantor kelurahan atau kecamatan karena pemerintah langsung membelinya dari petani. Saat harga bawang merah, bawang putih, dan cabai melambung, satgas pangan segera mencarinya ke sentra-sentra produksi sehingga harganya tidak terlalu tinggi.
Sementara itu, Pemerintah Provinsi Jawa Timur memastikan persediaan bahan pokok aman. Masyarakat jangan panik dengan berbelanja berlebih, apalagi menimbun.
Masih surplus
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyatakan, untuk beras masih ada surplus 2,3 juta ton dan belum ada permintaan untuk pendistribusian ke luar Jatim. Stok gula mencapai 71.000 ton, sementara konsumsi masyarakat hanya 37.000 ton per bulan. Stok gula aman sampai dua bulan mendatang.
”Untuk daging sapi masih aman sampai Juni,” kata Khofifah, perempuan pertama yang menjabat Gubernur Jatim itu. Persediaan daging sapi mencapai 41.074 ton. Perkiraan konsumsi sampai dengan Juni hanya 38.406 ton sehingga masih akan surplus 2.668 ton.
Jagung juga masih ada persediaan 2,2 juta ton. Bawang merah ada persediaan 335.000 ton dilihat dari penanaman. Cabai merah juga ada persediaan 33.000 ton dari penanaman. Untuk telur masih ada persediaan 57.790 ton.
”Harga minyak goreng sedang naik karena harga di pasar dunia juga naik, tetapi dari laporan yang saya terima, persediaan masih cukup, bahkan sampai enam bulan mendatang,” kata Khofifah.