Ekspor ikan dari Maluku pada periode Januari –Februari 2020 meningkat lebih dari empat kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019.
Oleh
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS — Di tengah merebaknya virus korona baru yang mengganggu perekonomian dunia, ekspor ikan dari Maluku tidak terpengaruh. Nilai ekspor ikan periode Januari hingga Februari 2020 mencapai Rp 188 miliar, lebih dari empat kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019, yaitu sebesar Rp 41 miliar.
Pada Senin (16/3/2020), PT Perikanan Nusantara (Persero), salah satu badan usaha milik negara (BUMN), mengekspor 25 ton ikan layang biru ke Sri Lanka, senilai Rp 459 juta. Ekspor dilakukan melalui Pelabuhan Yos Sudarso di Ambon. Sebelumnya, semua ekspor ikan dari Maluku dilakukan oleh pihak swasta.
Manager Cabang PT Perikanan Nusantara (Persero) Minto Yuwono dalam laporannya mengatakan, ikan yang diekspor berasal dari perairan Maluku. Ekspor akan bermanfaat bagi peningkatan status hazard analysis critical control point (HACCP) atau yang terkait dengan keamanan pangan. Dengan peningkatan tersebut, PT Perikanan Nusantara bisa mengekspor ke negara lain di Amerika dan Eropa.
Sejauh ini, PT Perikanan Nusantara memiliki dua kapal tangkap berkapasitas masing-masing 20 gros ton, satu kapal penampung berkapasitas 150 gros ton, satu unit pengolahan ikan berkapasitas 26 ton, gudang berpendingin dengan kapasitas 275 ton, dan pabrik es berkapasitas 10 ton. Tahun 2020 ini, PT Perikanan Nusantara mengejar target produksi 350 ton per bulan. Minto berkomitmen, pihaknya akan meningkatkan ekspor perikanan dari Maluku.
Ridwan, staf pada bagian Pengendali Hama Penyakit Ikan Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Ambon, yang hadir dalam ekspor perdana itu menuturkan, ekspor dari Maluku tidak terpengaruh dengan wabah korona yang melanda dunia. BKIPM mencatat, sepanjang Januari-Februari 2020, terjadi pengiriman 191 kali dengan nilai ekspor Rp 188 miliar. Sementara pada periode Januari-Februari 2019, terjadi pengiriman sebanyak 96 kali dengan nilai ekspor Rp 41 miliar.
”Pengiriman hari ini tercatat untuk Maret. Diperkirakan, jumlahnya tetap lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya,” ujarnya. Menurut Ridwan, kenaikan nilai ekspor disebabkan oleh produksi perikanan yang terus meningkat. Selain itu, semakin banyak pula pengusaha lokal yang terlibat dalam ekspor, yakni lebih dari 20 perusahaan.
BKIPM terus melakukan pendampingan agar kualitas ekspor dari Maluku terjaga. Tujuan ekspor ikan dari Maluku antara lain Korea Selatan, China, Sri Lanka, Amerika Serikat, dan Eropa. Ridwan menjamin, ikan yang diekspor dari Maluku bebas dari bakteri ataupun virus. ”Semua sesuai standar. Petugas karantina yang masuk juga diperiksa kondisi kesehatannya. Kami berkomitmen menjaga momentum ini,” ujarnya.
Jangan sampai hanya ekspor perdana yang ramai. Kita harus genjot terus ekspor perikanan dari Maluku.
Sekretaris Daerah Maluku Kasrul Selang yang melepas ekspor ikan berharap agar semua pihak, termasuk PT Perikanan Nusantara, terus menaikkan nilai ekspor dari Maluku. ”Jangan sampai hanya ekspor perdana yang ramai. Kita harus genjot terus ekspor perikanan dari Maluku. Kualitas ikan kita sangat kompetitif di pasar global,” kata Kasrul yang juga Ketua Tim Percepatan Ekspor Provinsi Maluku.
Kasrul berharap agar semua pihak bersinergi. BUMN diminta ikut mendorong nelayan lokal untuk menaikkan produksi ikan. Pemerintah kabupaten/kota juga diharapkan demikian. Nelayan dilatih untuk menangani ikan secara baik agar kualitasnya terjaga. Gudang berpendingin dibangun dekat zona tangkap dan bahan bakar tersedia di kampung nelayan.
Kasrul meyakini, ekspor Maluku akan terus meningkat. Maluku merupakan penyumbang 30 persen produksi perikanan nasional, dengan potensi sekitar 4 juta ton per tahun.