Satu Pasien Positif Covid-19, DIY Belum Tetapkan KLB
Satu orang pasien di Daerah Istimewa Yogyakarta dinyatakan positif terinfeksi penyakit Covid-19. Meski begitu, Pemerintah Provinsi DIY belum menetapkan status kejadian luar biasa penyakit menular di provinsi itu.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·5 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Satu pasien di Daerah Istimewa Yogyakarta dinyatakan positif terinfeksi penyakit coronavirus disease 2019 atau Covid-19 akibat virus SARS-CoV-2. Meskipun demikian, Pemerintah Provinsi DIY belum menetapkan status kejadian luar biasa Covid-19 di provinsi tersebut. Selain itu, obyek wisata di DIY masih dibuka dan sekolah belum diliburkan.
Keberadaan satu pasien positif Covid-19 itu diumumkan oleh Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono (HB) X dalam konferensi pers, Minggu (15/3/2020) siang, di kantor Gubernur DIY, Kota Yogyakarta. Konferensi pers digelar setelah Pemerintah Provinsi (Pemprov) DIY melakukan rapat penanganan Covid-19 bersama pemerintah kabupaten/kota di DIY.
”Iya, betul satu (yang positif Covid-19), masih anak-anak. Yang lain belum ada pernyataan resmi apakah juga positif atau tidak. Yang positif satu,” kata Sultan HB X yang juga merupakan Raja Keraton Yogyakarta.
Sultan mengatakan, pasien yang positif terinfeksi Covid-19 merupakan anak-anak berusia tiga tahun. Saat ini, pasien tersebut dirawat di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito, Kabupaten Sleman, DIY.
Iya, betul satu (yang positif Covid-19), masih anak-anak. Yang lain belum ada pernyataan resmi apakah juga positif atau tidak. Yang positif satu.
Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito Banu Hermawan mengatakan, satu pasien berusia tiga tahun yang positif terinfeksi Covid-19 di DIY merupakan pasien Kasus 49 secara nasional. Menurut Banu, pasien itu masuk ke RSUP Dr Sardjito pada Senin (9/3/2020) setelah dirujuk dari RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Sebelumnya, pasien itu memiliki riwayat bepergian ke Kota Depok, Jawa Barat.
Banu menambahkan, RSUP Dr Sardjito mendapat kabar bahwa pasien itu positif Covid-19 pada Jumat (13/3/2020) pagi. Dia menyebut, saat ini, pasien tersebut sudah membaik karena tidak lagi mengalami demam dan sesak napas. ”Anak ini kondisinya sudah baik, dia tidak ada sesak napas, tidak ada panas. Sekarang tinggal batuk,” ujarnya.
Banu memaparkan, saat ini, kedua orangtua pasien tersebut juga dirawat di ruang isolasi RSUP Dr Sardjito karena mereka tergolong sebagai pasien dalam pengawasan. ”Kondisi orangtuanya sebenarnya tidak ada gejala signifikan yang mengarah ke Covid-19. Tidak ada batuk, tidak ada sesak napas, dan sebagainya. Tapi, kami tetap melakukan pengawasan,” tuturnya.
Selain merawat satu anak yang positif Covid-19 serta kedua orangtuanya, Banu mengatakan, RSUP Dr Sardjito juga merawat satu pasien lain yang berstatus pasien dalam pengawasan. Oleh karena itu, total pasien yang dirawat di ruang isolasi RSUP Dr Sardjito saat ini ada empat orang, yakni tiga pasien dalam pengawasan serta satu pasien positif Covid-19.
Belum perlu
Meskipun sudah ada pasien positif Covid-19, Sultan HB X menyatakan, Pemprov DIY menilai belum perlu penetapan status KLB Covid-19 di provinsi tersebut. Dia menambahkan, hingga saat ini, kondisi DIY dinilai masih kondusif sehingga Pemprov DIY belum menetapkan status KLB.
”Kami berpendapat, kondisi yang ada saat ini masih kondusif sehingga belum waktunya kita mengatakan Yogyakarta KLB. Jadi, ruang-ruang ekonomi masih terbuka,” ujar Sultan.
Dengan belum adanya status KLB, obyek wisata di DIY masih tetap dibuka. Pemprov DIY juga belum mengambil keputusan untuk meliburkan sekolah. ”Kita belum memutuskan sekolah ditutup karena kami ingin punya jaminan dari publik. Kalau sekolah ditutup, anak-anak ini di rumah atau malah pergi ke mana-mana. Kalau pergi ke mana-mana, ya sami mawon (sama saja),” tutur Sultan.
Menurut Sultan, Pemprov DIY tidak ingin mengambil keputusan yang terlalu ekstrem dan bisa mengejutkan masyarakat. Sebab, keputusan yang terlalu ekstrem justru bisa membuat masyarakat menjadi bingung dan panik. ”Kami mencoba mengambil keputusan-keputusan yang tidak memberi kejutan kepada publik,” ujarnya.
Meski belum ada status KLB, Sultan mengatakan, penanganan terhadap pasien positif Covid-19 akan terus dilakukan hingga mereka sembuh. Selain itu, Pemprov DIY juga akan melakukan langkah-langkah pencegahan agar pasien yang tertular Covid-19 tidak bertambah.
”Bagaimana kita bisa menyelamatkan dan menangani mereka yang kena virus korona ini hingga sembuh dan juga menjaga yang sehat ini tidak sakit,” tutur Sultan.
Menurut Sultan, untuk mencegah bertambahnya jumlah pasien positif Covid-19, Pemprov DIY ingin menggerakkan masyarakat untuk aktif melakukan langkah-langkah pencegahan dengan membudayakan menjaga kebersihan dan kesehatan. Langkah pencegahan itu misalnya mencuci tangan dengan air dan sabun serta menjaga daya tahan tubuh.
Sultan mengatakan, berdasarkan pengalaman di DIY, keterlibatan masyarakat menjadi kunci penting dalam penanganan bencana. Kondisi itu antara lain tampak dalam penanggulangan bencana gempa bumi di DIY tahun 2006 dan bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010.
”Kami ingin menggerakkan masyarakat untuk menjadi kekuatan. Jadi, harapan saya, bagaimana kita memerangi korona dengan menggerakkan masyarakat untuk hidup sehat,” ujarnya.
Kegiatan ditunda
Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo mengatakan, untuk mengurangi risiko penularan Covid-19, pihaknya memutuskan menunda sejumlah kegiatan berskala besar yang melibatkan banyak orang. Salah satu kegiatan yang ditunda adalah kegiatan kedirgantaraan Jogja Air Show yang direncanakan digelar pada 20-22 Maret 2020.
Selain itu, Singgih memaparkan, Dinas Pariwisata DIY juga telah meminta pengelola destinasi wisata melakukan langkah-langkah untuk mencegah penularan Covid-19. Langkah yang harus dilakukan itu misalnya menyiapkan tempat cuci tangan disertai air bersih dan sabun. Pengelola juga diminta melakukan pembersihan secara rutin di berbagai area destinasi wisata.
Di sisi lain, para wisatawan juga diminta melakukan langkah pencegahan penularan Covid-19, misalnya dengan sering-sering mencuci tangan. ”Kami mengajak para wisatawan untuk menjadi wisatawan yang bijak, misalnya menjaga kebersihan diri dan menjaga kebersihan destinasi yang dikunjungi,” kata Singgih.