Tempat Wisata di Malang Raya dan Pasuruan Berlakukan Kewaspadaan Covid-19
Tempat wisata di Malang Raya dan sekitarnya mewaspadai penyebaran Covid-19 dengan berbagai cara. Ada yang memberikan ”hand sanitizer” kepada pengunjung, mengecek suhu tubuh, hingga melakukan penyemprotan disinfektan.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·4 menit baca
MALANG, KOMPAS — Sejumlah tempat wisata di Malang Raya dan sekitarnya mewaspadai penyebaran Covid-19 dengan berbagai cara. Ada yang memberikan cairan antiseptik pencuci tangan (hand sanitizer) kepada pengunjung, mengecek suhu tubuh, hingga melakukan penyemprotan kandang binatang.
Di Jawa Timur Park Group di Kota Batu, sudah sejak seminggu lalu pengelola mulai mengecek kondisi suhu tubuh pengunjung, memberikan cairan pencuci tangan, serta meningkatkan intensitas penyemprotan disinfektan di kawasan, misalnya kebun binatang.
”Sejak seminggu lalu, di tempat wisata kami sudah diberlakukan pengecekan suhu tubuh dan pemberian cairan pencuci tangan kepada pengunjung. Pengunjung bukannya bertanya, tetapi malah sadar dan mengikuti prosedur dengan baik. Saya rasa masyarakat memang sadar betul apa yang sedang dihadapi,” kata Marketing and Public Relations Jatim Park Group Titik S Ariyanto, Kamis (12/3/2020).
Titik menambahkan, penyemprotan disinfektan juga ditingkatkan intensitasnya. Sebenarnya di Jatim Park 1, Jatim Park 2, dan Predator Fun Park, kesiagaan dengan melakukan penyemprotan disinfektan sudah dilakukan, tetapi tidak rutin.
Sejak seminggu lalu, di tempat wisata kami sudah diberlakukan pengecekan suhu tubuh dan pemberian cairan pencuci tangan kepada pengunjung. Pengunjung bukannya bertanya, tetapi malah sadar dan mengikuti prosedur dengan baik.
Oleh karena wabah penyakit Covid-19 ini kasusnya luar biasa, menimbulkan ketakutan, mulai minggu lalu frekuensi penyemprotan ditambah. Jatim Park 2 biasanya melakukan penyemprotan disinfektan dua minggu sekali. Kini, penyemprotan dilakukan seminggu sekali.
Bahkan, tempat wisata yang bukan kebun binatang, yaitu Museum Angkut, juga disemprot disinfektan. ”Semua park disemprot. Untuk Museum Angkut, awalnya tidak pernah dilakukan penyemprotan disinfektan. Kini, demi kewaspadaan dan kehati-hatian, kawasan Museum Angkut mulai disemprot disinfektan. Ini semua demi menjaga rasa aman dan nyaman pengunjung,” tutur Titik.
Hingga saat ini, Titik mengaku belum tahu jumlah naik turunnya angka wisatawan ke Jatim Park Group. Berdasarkan data, pada Senin hingga Kamis ini di Jatim Park 1 rata-rata masih ada kunjungan 10 bus sehari.
Memang ada beberapa yang mengundurkan jadwal meski tetap banyak yang melanjutkan wisata yang sudah diatur jauh-jauh hari. ”Bisa jadi, masih banyaknya wisatawan ke tempat kami karena wisata sudah direncanakan sejak jauh-jauh hari dan mereka enggan menjadwal ulang,” ujarnya.
Saat ini, menurut Titik, rata-rata jumlah pengunjung harian di Jatim Park Group sebanyak 3.000-5.000 orang. ”Bisa jadi yang berkurang adalah pengunjung keluarga. Sebab, kunjungan keluarga bisa dengan mudah diatur ulang karena tidak melibatkan banyak orang,” kata Titik.
Nanik Zee, Director of Sales Taman Safari Indonesia II Prigen, Pasuruan, mengatakan, hingga kini tingkat kunjungan di TSI II juga tidak mengalami penurunan tajam.
Tidak terlalu berdampak
”Pengunjung kami rata-rata wisatawan lokal sehingga tidak terlalu berdampak seperti di Bali dengan pasar utama wisatawan luar negeri. Saya rasa wisatawan lokal tidak terlalu paranoid berlebihan dengan Covid-19. Meski begitu, kehati-hatian dan kewaspadaan tetap harus dijaga,” tutur Nanik.
Bentuk kehati-hatian itu, menurut Nanik, misalnya dengan melakukan pengecekan suhu tubuh setiap karyawan setiap pagi. Berikutnya, para karyawan juga akan dicek saat bekerja oleh tim khusus yang telah dibentuk. Kewaspadaan itu salah satunya dengan menyediakan cairan pencuci tangan di sejumlah titik di dalam kawasan, baik untuk karyawan maupun pengunjung.
”Yang tidak kalah penting, kami secara berkala, setiap hari, juga mengecek kondisi kesehatan satwa, kandang, dan lingkungannya. Selain dokter, kami juga ada tim kebersihan yang mendukung,” ucapnya.
Kondisi lingkungan baik itu, menurut Nanik, juga didukung oleh geografis lahan yang berada di pegunungan dengan banyak pohon dan tersedianya udara bersih dalam jumlah besar.
Hingga saat ini, pengunjung di TSI II Prigen tidak jauh berubah dari angka 2.500-an pengunjung setiap hari. ”Kami bersyukur tidak banyak acara penting dan kunjungan rombongan yang dibatalkan,” kata Nanik.
Sangat terpukul
Wakil Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Jawa Timur Anshori mengatakan, sektor wisata memang sangat terpukul dengan kasus Covid-19. ”Dampaknya tidak hanya di Malang, tetapi juga seluruh Indonesia. Selama pintu masuk wisata seperti Jakarta, Batam, dan Bali diperketat penjagaannya, seluruh Indonesia akan terasa. Namun, itu memang pilihan terbaik,” ujarnya.
Bulan Maret, menurut Anshori, seharusnya mulai banyak turis mancanegara datang. Biasanya, jumlahnya akan semakin bertambah hingga Oktober.
”Beberapa tamu yang kami handle sejak merebaknya Covid-19 di Wuhan mulai menjadwal ulang, bahkan membatalkan kedatangan. Turis Belanda, Perancis, dan lainnya, semuanya memilih tidak bepergian dahulu hingga ada lampu hijau dan imbauan lebih lanjut dari pemerintah,” kata Anshori.
Bukan saja kunjungan berwisata yang ditunda atau dibatalkan, Anshori mengatakan, Covid-19 juga memaksa kegiatan pameran pariwisata sedunia dibatalkan. Hal itu dilakukan untuk mencegah penyebarluasan virus. ”Dampaknya akhirnya bukan hanya di sektor wisata, namun ke sektor ekonomi secara umum,” kata Anshori.