Pemerintah dan pelaku usaha optimistis industri otomotif nasional dapat tumbuh 6 persen tahun ini. Komitmen membangun infrastruktur dinilai turut menopang pertumbuhan tersebut.
Oleh
M Paschalia Judith J
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Di tengah ketidakpastian ekonomi global, pemerintah optimistis industri otomotif nasional dapat tumbuh positif, yakni 6 persen, tahun ini. Sejumlah pelaku industri menilai komitmen pemerintah membangun infrastruktur menopang target tersebut.
”Industri otomotif Indonesia akan memberikan efek positif, optimisme, dan dorongan yang kuat. Pameran ini jadi sinyal bahwa upaya kita dalam membangun perekonomian tak boleh tersandera dengan adanya Covid-19,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada pembukaan Gaikindo Indonesia International Commercial Vehicle Expo (GIICOMVEC) 2020 yang digelar di Jakarta, Kamis (5/3/2020).
Penyebaran virus korona baru yang mengakibatkan wabah penyakit Covid-19 berimbas pada rantai pasok industri bahan baku. Namun, menurut Agus, bahan baku industri otomotif untuk 3-4 bulan ke depan masih tergolong aman.
Agus mengatakan, dalam rangka mencapai pertumbuhan industri otomotif itu, pemerintah berkomitmen untuk menguatkan basis industri dalam negeri. Upayanya, antara lain, berupa perbaikan infrastruktur industri dan penguatan struktur rantai nilai perindustrian.
Di sektor otomotif secara umum, Kementerian Perindustrian mencatat, volume ekspor kendaraan utuh (completely built up) sekitar 332.000 unit atau tumbuh 25,5 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Adapun ekspor kendaraan terurai (completely knock down) naik 523,5 persen secara tahunan menjadi sekitar 511.000 set.
Meski demikian, produksi kendaraan jenis bus, truk, dan bak terbuka pada tahun 2019 mencapai 241.000 unit atau lebih rendah 16,2 persen dibandingkan dengan tahun 2018. Penjualan domestik untuk jenis kendaraan tersebut pada tahun 2019 juga turun 10,8 persen dari tahun sebelumnya menjadi sekitar 232.000 unit.
Selain itu, Agus juga menyoroti jumlah industri komponen dalam negeri yang masih tergolong sedikit untuk menyokong industri otomotif nasional. Jumlah industri komponen di Indonesia berkisar 600-700 unit usaha, sedangkan Thailand memiliki 1.600 unit usaha.
Menurut Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi, target pertumbuhan 6 persen itu sejalan dengan proyeksi pelaku usaha. ”Kami optimistis, tahun ini (pertumbuhan industri) otomotif bisa menguat,” katanya.
Nangoi mengatakan tidak ada gangguan yang signifikan pada rantai pasok untuk industri otomotif nasional akibat merebaknya Covid-19. Sebagian suplai berasal dari China, baik secara langsung maupun melalui negara lain, seperti Jepang dan Korea Selatan.
Menurut Nangoi, berlangsungnya GIICOMVEC 2020 turut menjadi indikator positif berjalannya industri otomotif nasional. Pameran kendaraan komersial yang digelar pada 5-8 Maret 2020 itu ditargetkan membukukan transaksi sebesar Rp 2,5 triliun.
Perlu stimulus
Sejumlah pelaku usaha menyambut target pertumbuhan industri otomotif nasional yang dicanangkan Kementerian Perindustrian. Marketing Director PT United Tractors Tbk Loudy I Ellias berharap target itu tercapai. Namun, pencapaiannya bergantung pada pasar.
Demi mencapai target itu, kata Loudy, korporasi menantikan stimulus dari pemerintah. Salah satu produk yang dijual United Tractors berupa bus untuk transportasi publik. Oleh karena itu, peningkatan penjualannya bergantung pada belanja pemerintah yang dialokasikan untuk pengadaan bus transportasi umum.
Terkait dampak Covid-19, Loudy menyebutkan terdapat keterlambatan pengiriman selama 2-3 pekan. ”Kami tidak memiliki barang yang bersumber dari China. Namun, principal dan supplier kami menggunakan spare parts kecil yang berasal dari China. Hal ini terjadi secara umum pada bodybuilder karoseri,” katanya.
Direktur Sales dan Marketing PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors Duljatmono juga menyambut positif target pertumbuhan industri otomotif nasional dari Kementerian Perindustrian. ”Kami optimistis karena pertumbuhan logistik yang menjadi kontributor penjualan tergolong stabil. Selain itu, komitmen pemerintah dalam membangun infrastruktur turut menunjang pertumbuhan tersebut,” tuturnya.
Duljatmono menyebutkan, perusahaan memprediksi pasar kendaraan komersial nasional dapat tumbuh 7 persen pada 2020. Korporasi diperkirakan tumbuh 10-12 persen dengan pangsa pasar sebesar 46 persen.