Terputusnya sejumlah ruas jalan, baik tol maupun nontol, akibat banjir, Selasa (25/2/2020) pagi, mengganggu aktivitas bisnis dan industri. Pengiriman tersendat, sementara mobilitas pekerja dan konsumen terhambat.
Oleh
C ANTO SAPTOWALYONO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Banjir yang melanda beberapa ruas jalan di Jakarta dan sekitarnya merugikan pelaku bisnis dan juga industri. Kerugian itu antara lain karena produk yang rusak akibat terendam air, distribusi atau pengiriman yang terganggu, serta akses konsumen yang terhambat.
”Apabila tidak segera surut, kami memperkirakan bisa terjadi penundaan 2-3 hari pengiriman bahan baku plastik dari Cilegon ke pabrik-pabrik di Jawa Tengah dan Jawa Timur,” kata Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Olefin, Aromatik, dan Plastik Indonesia (Inaplas) Fajar Budiyono ketika dihubungi di Jakarta, Selasa (25/2/2020).
Sekitar 70 persen bahan baku plastik yang diproduksi di Cilegon, Banten, diolah pabrik-pabrik di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sekitar 30 persen lainnya diolah pabrik yang berlokasi di Jawa Barat dan Jabotabek.
Menurut Fajar, Jalan Tol Jakarta-Cikampek merupakan urat nadi bisnis dan industri. Oleh karena terdampak banjir, selain pengangkutan bahan baku, pengiriman produk jadi plastik dari pabrik di Jawa Tengah dan Jawa Timur ke wilayah barat pun tertunda.
Menurut data PT Jasa Marga (Persero) Tbk, ada sejumlah titik di ruas jalan tol yang terhambat akibat banjir, Selasa pagi. Titik itu antara lain di Tol Jakarta-Cikampek, yakni di Kilometer (Km) 19 arah Cikampek serta Km 34, Km 19, dan Km 8 di ruas menuju Jakarta.
Di Tol Jakarta-Tangerang, genangan terjadi di Km 14 dan Km 15, sementara di Tol Jagorawi genangan terjadi di Km 3. Genangan juga terjadi di Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR), antara lain di Km 44.
Banjir juga terjadi di ruas Tol Ir Wiyoto Wiyono. Data PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk, banjir di luar jalan tol mengganggu pengguna jalan tol antara lain karena pengendara sepeda motor memaksa masuk ke jalan tol. Genangan di Jalan A Yani di Jakarta Pusat, Jalan Yos Sudarso di Jakarta Utara, serta di sekitar Gerbang Tol (GT) Cempaka Putih, GT Pulomas, GT Sunter, dan GT Podomoro juga menghambat arus kendaraan di tol dan juga nontol.
Jutaan dollar AS
Dalam kondisi normal, rata-rata ada sekitar 2.000 truk per hari yang melaju ke timur membawa bahan baku serta 2.000 truk ke barat membawa produk jadi plastik seperti kemasan dan lainnya.
Fajar menambahkan, nilai barang yang didistribusikan per hari menggunakan truk-truk tersebut sekitar 5 juta dollar AS. ”Nilai kerugian apabila terjadi gangguan atau penundaan distribusi bisa 500.000 dollar AS per hari,” ujarnya.
Kerugian terjadi karena tidak ada margin arus kas saat terjadi penundaan distribusi tersebut. Terkait pemadaman listrik di beberapa lokasi, Fajar menuturkan, pihaknya belum mendapat laporan ada anggota Inaplas yang terdampak.
Sementara itu, Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri Indonesia Sanny Iskandar mengatakan, sebagian besar kawasan industri di Jabodetabek dan Karawang masih aman. ”Hanya sedikit ada genangan air di depan JIEP Jakarta Timur dan KBN Cakung,” lanjutnya.
Lokasi industri yang kena dampak banjir setiap tahun adalah daerah-daerah di zona industri yang bukan merupakan kawasan industri. ”Zona industri adalah area untuk peruntukan industri, tetapi tidak ada pengembang atau pengelola yang membangun sarana prasarana memadai seperti kawasan industri,” ujar Sanny.
Menurut Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia Adhi S Lukman, pihaknya belum mendapat laporan mengenai taksiran kerugian pelaku industri makanan minuman akibat banjir ataupun pemadaman listrik di beberapa lokasi di Jakarta dan sekitarnya.
”Kerugian pasti terjadi dengan potensi terhambatnya pengiriman, kerusakan produk yang terendam banjir, dan tidak bisa mengaksesnya konsumen untuk membeli,” ujar Adhi.