Karmaka Surjaudaja, Sang ”Sumber Energi” Itu Telah Pergi
Bankir senior sekaligus mantan Presiden Komisaris PT Bank OCBC NISP Tbk, Karmaka Sujaudaja, mengembuskan napas terakhirnya di Bandung, Senin (17/2/2020). Rhenald Kasali menyebut Karmaka adalah sumber energi bagi NISP.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha / Tatang Mulyana
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Bankir senior sekaligus mantan Presiden Komisaris PT Bank OCBC NISP Tbk, Karmaka Surjaudaja, mengembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Santo Borromeus, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (17/2/2020) pukul 15.25. Karmaka meninggal pada usia 85 tahun.
Jenazah dibawa ke rumah duka di perumahan Setiabudi Regency, Bandung, sekitar pukul 17.30. Sejumlah kerabat dan karyawan Bank OCBC NISP datang ke rumah duka.
Dalam buku biografi Karmaka Surjaudaja Tidak Ada yang Tidak Bisa karya Dahlan Iskan, Karmaka lahir di Hokja, Provinsi Fujian, China, pada 29 April 1934. Karmaka lahir dengan nama Kwee Tjie Hoi dari seorang ayah bernama Kwee Tjie Kui dan istrinya.
Sejak usia 10 bulan, Hoi kecil dibawa sang ibu untuk berlayar dari Fujian menuju Bandung, Jawa Barat, untuk bertemu sang ayah yang telah lebih dahulu hijrah. Di usia ke-35, Hoi mendapatkan kewarganegaraan Indonesia dan mengubah namanya menjadi Karmaka Sujaudaja.
Keberadaan Bank OCBC NISP yang sebelumnya dikenal dengan nama Bank NISP di industri perbankan Indonesia selama lebih dari 78 tahun tidak lepas dari sosok Karmaka Surjaudaja dan sang istri, Lelarati Lukman. Pasangan ini dikaruniai empat anak, yakni Pramukti, Rukita, Parwati, dan Sanitri.
Karmaka mulai mengelola bank ini pada 1963 dengan jabatan Direktur Operasional. Mandat ini dia terima setelah menikah dengan Lelarati yang merupakan anak perempuan dari pemilik Bank NISP saat itu, Lim Khe Tjie.
Di tengah kondisi Indonesia yang sedang bergejolak saat itu, perseroan tumbuh dengan sehat dan berhasil melalui beberapa krisis, salah satunya sanering pada 1965 yang membuat Bank NISP limbung dan terpaksa menutup 43 kantor cabang.
Keberhasilan membawa bank ini keluar dari jurang krisis membuat Karmaka Surjaudaja diangkat menjadi Presiden Direktur pada periode 1971-1997 dan Presiden Komisaris pada periode 1997-2008.
Dalam sebuah kesempatan, CEO OCBC NISP Parwati Surjaudaja, anak dari Karmaka, pernah mengatakan kepada Kompas bahwa Ayahnya menanamkan kepada dirinya untuk menjaga kepercayaan nasabah. Nasihat ini ia jadikan pedoman dan visi bisnis Bank OCBC NISP.
Karmaka adalah sumber dari energi yang mengalir dalam rongga-rongga napas bank swasta yang tengah bergeliat itu.
”Ibarat kayu, sekali patah, tidak bisa disambung lagi. Begitu pula kepercayaan, yang sekali saja hilang, tak bisa pulih lagi. Maka, kepercayaan nasabah harus dijaga. Ayah saya selalu mengingatkan, nasabah adalah segalanya,” ujar Parwati.
Dalam kata pengantar buku biografi Karmaka, pebisnis yang juga Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Rhenald Kasali, menulis bahwa Karmaka telah menyelamatkan Bank NISP dari beberapa kali kesulitan yang dihadapi dalam 30 tahun terakhir sebelum terjadinya reformasi.
”Karmaka adalah sumber dari energi yang mengalir dalam rongga-rongga napas bank swasta yang tengah bergeliat itu,” tulis Rhenald Kasali.