Virus Korona Berdampak pada Pariwisata dan Perdagangan
Penyebaran virus korona turut berdampak pada pariwisata dan perdagangan. Jumlah aliran wisatawan dan barang dari China berpotensi menurun untuk menghindari penyebaran virus di Indonesia.
Oleh
M PASCHALIA JUDITH J
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penyebaran virus korona turut berdampak pada pariwisata dan perdagangan. Jumlah aliran wisatawan dan barang dari China berpotensi menurun untuk menghindari penyebaran virus di Indonesia.
Ketua Dewan Penasihat Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia sekaligus Wakil Menteri Perdagangan 2011-2014 Bayu Krisnamurthi menyatakan, kebijakan isolasi yang diterapkan Pemerintah China turut berdampak pada penurunan aliran orang lintas negara. ”Sejumlah wisatawan berpotensi membatalkan perjalanannya,” katanya saat dihubungi, Jumat (24/1/2020).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, jumlah orang yang tertular virus korona mencapai 634 jiwa dan 17 orang meninggal per Kamis (23/1/2020) malam. Di Asia Tenggara, Singapura dan Thailand telah terjangkit virus tersebut (Kompas, 24/1/2020).
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah kunjungan wisatawan dari China ke Indonesia sepanjang Januari-November 2019 berkisar 147.500 kunjungan, sedangkan dari Singapura 177.000 kunjungan. China dan Singapura secara berturut-turut memiliki kontribusi sebesar 11,4 persen dan 13,7 persen terhadap total kunjungan turis mancanegara pada periode tersebut.
Selain itu, Bayu memperkirakan, aliran perdagangan dari China berpotensi terdampak oleh penyebaran virus korona seiring dengan mobilitas orang. ”Karena virus itu berasal dari binatang, perdagangan produk binatang dapat terganggu,” katanya.
Salah satu hewan sumber virus korona berasal dari ular. BPS mencatat, nilai impor hewan reptil hidup, termasuk ular, sepanjang Januari-November 2019 mencapai 463.238 dollar AS.
Oleh sebab itu, Bayu menilai, Indonesia perlu memiliki otoritas penanganan untuk menghadapi penyebaran virus korona. Apabila dibutuhkan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian serta Kementerian Koordinator Bidang Pengembangan Manusia dan Kebudayaan dapat berkoordinasi terkait dampak penyebaran virus terhadap pariwisata dan perdagangan.
Pembatalan sementara
Sementara itu, Malindo Air, anggota Lion Air Group, membatalkan sementara penerbangan internasional dengan rute Kuala Lumpur (Malaysia)-Wuhan (China). Melalui siaran pers, Direktur Public Relations and Government Affairs Malindo Air Raja Sa’adi Bin Raja Amrin menyatakan, langkah itu diambil dalam rangka mengantisipasi dampak wabah virus korona.
Malindo Air juga mengimbau penumpang yang memiliki tiket pesawat periode perjalanan 23 Januari hingga 8 Februari 2020 untuk menyesuaikan jadwal penerbangan alternatif. Raja mengatakan, Malindo Air memantau situasi di Wuhan dan berkoordinasi dengan sejumlah pihak.
Corporate Communications Strategic of Lion Air Group Danang Mandala Prihantoro menyebutkan, Lion Air juga menerapkan tindakan pencegahan dalam rangka mengantisipasi dampak virus korona, salah satunya di Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur, Malaysia.
Tindakan pencegahan itu berupa rekomendasi penyediaan dan penyemprotan cairan multiguna pembunuh kuman (disinfectant spray) sesuai prosedur yang berlaku serta menyediakan masker, sarung tangan (hand gloves), dan cairan/gel pembersih tangan (hand sanitizer) untuk mengantisipasi penularan pada awak pesawat dan petugas layanan darat.