Sensus penduduk 2020 dimulai pencanangannya dilakukan Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Jumat (24/1/2020). Selain data kependudukan, sensus 10 tahun sekali itu penting bagi perencanaan pembangunan.
Oleh
Anita Yossihara
·4 menit baca
Kompas/Heru Sri Kumoro
Poster besar tentang rencana pelaksanaan Sensus Penduduk 2020 terpasang di Gedung Badan Pusat Statistik, Jakarta, Minggu (19/1/2020). Tahap pertama sensus akan dilakukan oleh BPS pada 15 Februari-31 Maret 2020. Hasil dari sensus ini akan dijadikan basis arah kebijakan nasional di masa mendatang. Sensus akan dilakukan secara dalam jaringan (online) maupun luar jaringan (petugas mendatangi masyarakat).
JAKARTA, KOMPAS - Sensus penduduk tahun 2020 dimulai menyusul pencanangan pelaksanaan sensus penduduk oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Jumat (24/1/2020). Selain menghasilkan data kependudukan, sensus yang dilakukan sepuluh tahun sekali itu pun penting untuk merencanakan pembangunan hingga tahun 2050.
Acara pencanangan pelaksanaan sensus penduduk 2020 di Istana Negara, Jakarta, dimulai sekitar pukul 14.00. Presiden Jokowi mengawali pidato dengan menyampaikan pentingnya data di era perubahaan saat ini. "Saat ini data adalah a new oil, bahkan lebih berharga dari minyak," tuturnya.
Data yang valid, lanjut Presiden Jokowi, merupakan kunci utama kesuksesan pembangunan sebuah negara. Hal ini karena data yang akurat penting untuk menyusun perencanaan yang benar serta membuat keputusan yang tepat. Selain itu data yang akurat juga penting untuk mengeksekusi program agar tepat sasaran.
"Jangan sampai memutuskan, membuat perencanaan, mengeksekusi program, enggak pegang data"
KOMPAS/FAJAR RAMADHAN
Kepala BPS Suhariyanto.
"Jangan sampai memutuskan, membuat perencanaan, mengeksekusi program, enggak pegang data," ujar Presiden Jokowi yang selama acara berlangsung didampingi Menteri Perencanaan Pembangunan/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Soeharso Monoarfa dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung Wibowo.
Kesempatan itu juga digunakan Presiden Jokowi untuk menyampaikan tujuan sensus penduduk yang dilakukan secara rutin setiap sepuluh tahun sekali. Sensus bertujuan untuk menghasilkan satu data kependudukan yang akan dijadikan data dasar untuk membuat perencanaan di berbagai bidang.
Hasil sensus penduduk 2020 tidak hanya bermanfaat untuk perencanaan pembangunan masa kini saja. Lebih dari itu, hasil sensus penduduk juga bermanfaat untuk menyusun proyeksi pembangunan hingga tahun 2050.
"Tadi sudah dihitung penduduk sekarang 267 juta, dan diperkirakan di tahun 2045 menjadi 319 juta jiwa. Ya, bagus, normal, ini artinya pertumbuhan tidak cepat, tetapi juga jangan sampai juga tidak ada pertumbuhan penduduk karena kita butuh produktivitas," ujar Presiden Jokowi menambahkan.
Hasil sensus pun bisa dimanfaatkan untuk menghitung jumlah penduduk usia produktif yang bisa dikaitkan dengan bonus demografi. Dengan data itu, pemerintah bisa menyiapkan program untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang merupakan kekuatan besar bangsa Indonesia di masa mendatang.
KOMPAS/MUCHAMAD ZAID WAHYUDI
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy (tengah) membuka Sosialisasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) dan Rapat Koordinasi Teknis Sensus Penduduk 2020 di Jakarta, Selasa (26/11/2019) dengan didampingi Ketua Ombudsman RI Amzulian Rifai (kiri) dan Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto (kanan).
Karena pentingnya sensus penduduk 2020, Presiden mengajak masyarakat untuk berpartisipasi. Tak hanya itu, seluruh kementerian/ lembaga serta pemerintah daerah juga diminta untuk memberikan dukungan penuh bagi kesuksesan Sensus Penduduk 2020.
"Kunci utama sensus penduduk tahun ini adalah partisipasi dari seluruh elemen bangsa. Hajatan sebesar ini harus didukung semua pihak," ujarnya melanjutkan.
"Kunci utama sensus penduduk tahun ini adalah partisipasi dari seluruh elemen bangsa. Hajatan sebesar ini harus didukung semua pihak"
Rekomendasi PBB
Sementara itu dalam laporannya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menyampaikan, Sensus Penduduk 2020 dilakukan untuk melaksanakan amanat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga merekomendasikan setiap negara harus melakukan sensus penduduk minimal 10 tahun sekali. Sensus penduduk 2020 merupakan sensus yang ke-7 di Indonesia sejak tahun 1961.
Sensus tak hanya bermanfaat untuk mengetahui perkembangan angka penduduk. Lebih dari itu, hasil sensus penduduk juga bisa dimanfaatkan untuk menyusun rencana pembangunan secara matang dan terukur. Terutama pembangunan di bidang pangan, pendidikan, kesehatan, perumahan dan sebagainya.
Berbeda dari sensus sebelumnya, sensus penduduk kali ini dilakukan secara daring. Tahap pertama sensus penduduk daring dilakukan pada 15 Februari-31 Maret 2020. Sensus dilanjutkan dengan wawancara yang dijadwalkan berlangsung pada 1-31 Juli 2020.
Setidaknya terdapat 82 pertanyaan yang akan disampaikan dalam tahap pencacahan sampel. Melalui pertanyaan itu, diharapkan BPS bisa mengumpulkan 21 jenis data, dari individu penduduk, pekerjaan, pendidikan, dan perumahan.
Sensus 2010
Sebelumnya, BPS pada tahun 2010 telah mengadakan sensus penduduk. Waktu itu, berbeda dari pelaksanaan sensus penduduk sebelumnya, Sensus 2010 akan mempertimbangkan berbagai indikator Tujuan Pembangunan Milenium serta data penduduk yang detail. Menurut Kepala BPS, Rusman Heriawan, seusai acara sosialisasi Sensus 2010 di Jakarta, mengatakan, pendataan penduduk 2010 akan memberikan gambaran jumlah, dinamika, dan kemajemukan penduduk sehingga memungkinkan untuk menganalisis struktur penduduk.
"Sensus 2010 menjadi bahan evaluasi pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium (MDG\'s) hingga tingkat wilayah administrasi terkecil desa atau kelurahan. Target Tujuan Pembangunan Milenium, antara lain, penurunan tingkat kemiskinan dan kelaparan, pendidikan, angka kematian anak, angka kematian ibu, serta kesetaraan jender"
Hasil pendataannya, tambah Rusman, ditujukan pula sebagai bahan evaluasi pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium (MDG\'s) hingga tingkat wilayah administrasi terkecil desa atau kelurahan. Target Tujuan Pembangunan Milenium, antara lain, penurunan tingkat kemiskinan dan kelaparan, pendidikan, angka kematian anak, angka kematian ibu, serta kesetaraan jender. "Jika hanya menggunakan survei, sangat sulit melihat perkembangan pencapaian tujuan pembangunan milenium sesungguhnya karena survei sifatnya representasi dari populasi," ujar Rusman waktu itu. (Kompas, 9 Desember 2009)
Dibandingkan dengan sensus tahun 2000 yang menggunakan 17 variabel, pada sensus tahun 2010 variabel yang digunakan mencapai 43 varibel. Terdapat tambahan variabel soal lain yang lebih detail, mulai dari soal pendidikan seperti buta huruf hingga tingkat kematian ibu. Dengan kata lain, pendataan lebih komprehensif.
KOMPAS/RHAMA PURNA JATI
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suhariyanto bersama Pemimpin Redaksi Harian Kompas Ninuk Mardiana Pambudy menunjukan nota kesepahaman kerjasama perihal pelaksanaan Sensus Penduduk 2020, Kamis (21/2/2019) di Palembang. Pelaksanaan Sensus Penduduk 2020 menggunakan metode baru yang dinamakan metode kombinasi yakni memadukan metode tradisional dengan metode data administratif. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data yang valid dan akurat untuk kepentingan nasional terutama dalam pengambilan keputusan.