Keberadaan jalan tol tak hanya memperlancar arus pergerakan orang dan barang. Kawasan di koridor jalan tol juga bisa dikembangkan sebagai pusat ekonomi baru.
Oleh
Norbertus Arya Dwiangga Martiar
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS--Pembangunan jalan tol diharapkan dapat mengembangkan pusat ekonomi baru atau kawasan industri di sepanjang koridor tol. Koridor tol Trans Jawa dan tol Trans Sumatera akan mendukung pengembangan kawasan industri di sepanjang jalan tol tersebut.
Salah satu koridor tol yang berpotensi dikembangkan sebagai kawasan ekonomi adalah Jakarta-Cikampek.
"Koridor tersebut merupakan kawasan industri yang 70 persen produknya diekspor. Jadi, itu adalah koridor ekonomi yang penting dan harus difasilitasi. Tentu kita bicara berbagai kombinasi moda transportasi berbasis rel maupun jalan," kata Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit, akhir pekan lalu, di Jakarta.
Karena ada kawasan industri yang masih berpotensi berkembang, di koridor Jakarta-Cikampek dibangun beberapa ruas tol yang sejajar dan saling mendukung.
Di sisi utara, selain ruas Jakarta-Cikampek lama, ada juga tol layang Jakarta-Cikampek dan tol Becakayu yang telah beroperasi sebagian. Di sisi selatan tengah dibangun ruas Jakarta-Cikampek II Selatan.
Menurut Danang, ruas Jakarta-Cikampek II Selatan yang tengah dibangun tidak hanya akan memecah arus lalu lintas yang kini memadati ruas Jakarta-Cikampek, namun juga mendukung pengembangan kawasan industri ke sisi selatan untuk setidaknya 30 tahun mendatang. Saat ini sudah ada rencana pengembangan kawasan industri di sisi selatan yang menjadikan ruas Jakarta-Cikampek selatan sebagai akses utamanya.
Secara terpisah, Direktur Pengembangan Usaha PT Jasa Marga (Persero) Tbk Adrian Priohutomo mengatakan, tol Jakarta-Cikampek II Selatan antara Jatiasih hingga Sadang dibangun untuk mengurangi kepadatan kendaraan di Jakarta-Cikampek. Selain itu, juga untuk meningkatkan arus distribusi barang dan orang dari dan menuju Jakarta.
Saat ini konstruksi yang telah dikerjakan di seksi III sekitar 13 persen dengan pembebasan lahan 75 persen. Adapun seksi III maupun seksi II direncanakan selesai pada 2021.
Pusat ekonomi baru juga berpotensi dikembangkan di sepanjang Trans Sumatera. Di sana, kata Danang, lalu lintas kendaraan masih rendah. Dengan tingkat kelayakan yang rendah, pendapatan dari tarif tol dipastikan juga rendah.
Namun, tol Trans Sumatera tetap dibangun untuk memacu pengembangan pusat ekonomi atau kawasan industri baru. Penugasan kepada PT Hutama Karya (Persero) tidak sebatas pembangunan tol Trans Sumatera, tetapi juga membangun atau mengembangkan kawasan ekonomi.
Perluasan mandat tersebut diharapkan dapat dilakukan secepatnya. Sebab, selain sebagian Tol Trans Sumatera telah tersambung, tahun depan ada 4 ruas tol Trans Sumatera dengan panjang total 730 kilometer yang akan dibangun Hutama Karya dengan skema penugasan. Keempat ruas itu adalah Rengat-Pekanbaru, Jambi-Rengat, Betung-Jambi, Dumai-Rantau Prapat.
Direktur Utama Hutama Karya Bintang Perbowo mengatakan, pengembangan kawasan mesti dilakukan untuk mengembalikan investasi yang telah dikeluarkan. Untuk itu, Hutama Karya telah menyiapkan lahan di beberapa titik dan bekerja sama dengan sejumlah instansi. (NAD)