Pembiayaan syariah PT Bank Maybank Indonesia Tbk tumbuh 3 persen menjadi Rp 24,5 triliun pada triwulan III-2019.
Oleh
ARIS PRASETYO
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pembiayaan syariah PT Bank Maybank Indonesia Tbk tumbuh 3 persen menjadi Rp 24,5 triliun pada triwulan III-2019. Pertumbuhan pembiayaan tersebut seiring dengan penambahan aset syariah 10,6 persen menjadi Rp 33,4 triliun dan berkontribusi 18,8 persen terhadap total aset bank.
Maybank berkomitmen meningkatkan layanan berbasis digital.
Dalam paparan publik 2019, Rabu (18/12/2019), di Jakarta, pendapatan operasional sebelum provisi naik 2 persen menjadi Rp 3,1 triliun. Namun, laba sebelum kepentingan nonpengendali dan pajak turun 25,1 persen menjadi Rp 1,5 triliun. Secara keseluruhan, aset bank naik 2,6 persen menjadi Rp 177,8 triliun.
”Pertumbuhan unit syariah Maybank didukung strategi syariah first di semua lini usaha. Salah satu dampaknya adalah simpanan syariah tumbuh signifikan 45,9 persen menjadi Rp 26,4 triliun,” ujar Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria.
Beberapa unit syariah yang dikembangkan Maybank Indonesia adalah tabungan MyArafah dan tabungan iB MyWadiah. Tabungan MyArafah adalah tabungan bagi nasabah yang hendak melaksanakan ibadah haji atau umrah. Adapun tabungan iB MyWadiah adalah layanan tabungan yang memberikan kemudahan berupa pembebasan biaya administrasi dan biaya tarik tunai dan transfer di anjungan tunai mandiri di mana pun.
Taswin menambahkan, tahun ini adalah tahun yang penuh tantangan sebagai dampak kelesuan ekonomi global. Strategi perusahaan dalam menghadapi tantangan pada situasi tersebut, salah satunya, adalah fokus pada pengembangan layanan digital. Perusahaan telah mengembangkan aplikasi layanan digital yang dinamai New M2U Maybank App.
”Kemudahan pelayanan perbankan, seperti membuka tabungan atau transfer dana, dapat dilakukan lebih praktis dan mudah. Selain itu, kami juga terus meningkatkan keamanan dan kenyamanan pengguna lewat aplikasi tersebut,” ujar Taswin.
Direktur Keuangan Maybank Indonesia Thilagavathy Nadason menambahkan, dari jenis simpanan nasabah, pertumbuhan hanya terjadi pada jenis simpanan deposito yang tumbuh 13,5 persen menjadi Rp 73,4 triliun. Adapun simpanan jenis tabungan turun 10,6 persen menjadi Rp 20,1 triliun dan simpanan giro turun 6,8 persen menjadi Rp 21,9 triliun. Simpanan dari bank lain tumbuh 2,3 persen menjadi Rp 5,6 triliun.
”Untuk komposisi kredit, rasio kredit UMKM terhadap total kredit bank sebesar 23,65 persen dan komposisi penyaluran kredit kepada usaha produktif terhadap total kredit bank sebesar 75,59 persen,” kata Thilagavathy.