Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia menyebutkan, sampai dengan akhir 2020, jumlah perusahaan pinjam-meminjam uang berbasis teknologi informasi yang mengantongi tanda izin akan mencapai 20 unit.
Oleh
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia menyebutkan, sampai dengan akhir 2020, jumlah perusahaan pinjam-meminjam uang berbasis teknologi informasi yang mengantongi tanda izin akan mencapai 20 unit. Semakin banyak perusahaan berizin, diharapkan industri pinjam-meminjam uang semakin dipercaya oleh masyarakat.
Ketua Umum Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Adrian A Gunadi, usai menghadiri penandatangan kerja sama penerusan kredit Bank Mandiri-Investree, Rabu (18/12/2019), di Jakarta, menyampaikan hal tersebut.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Oktober 2019, jumlah penyedia pinjam-meminjam uang berbasis teknologi informasi yang mengantongi tanda pendaftaran tercatat 133 perusahaan. Sementara penyedia berizin mencapai 13 perusahaan.
”Mengenai model bisnis mereka, OJK nanti akan mengumumkan apakah semuanya melayani segmen produktif atau multiguna,” ujarnya.
Menurut Adrian, manfaat lain mengenai kehadiran penyedia pinjam-meminjam uang berbasis teknologi informasi berizin adalah kolaborasi. Perusahaan perbankan dan jasa keuangan lain mau lebih aktif berkolaborasi. Ada tiga model kolaborasi yang mungkin terjadi, yaitu penyertaan saham, penerusahan kredit, dan kemitraan untuk pengembangan inovasi teknologi.
Secara terpisah, penyedia pinjam-meminjam uang berbasis teknologi informasi PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia (Akseleran) mengumumkan telah resmi memperoleh izin usaha final dari OJK. Izin menjalankan usaha tertuang dalam Keputusan OJK dalam surat tanda berizin KEP-122/D.05/2019 pada tanggal 13 Desember 2019. Akseleran memperoleh status tanda terdaftar pada tahun 2017.
Co-Founder dan CEO Akseleran Ivan Tambunan mengatakan, status izin yang diperoleh bisa meningkatkan kredibilitas perusahaan sehingga mempercepat laju bisnis.
Dia menyebutkan, hingga pertengahan Desember 2019, Akseleran telah menyalurkan total pinjaman usaha secara kumulatif lebih dari Rp 900 miliar kepada ribuan pelaku usaha kecil dan menengah (UKM). Setiap bulan, rata-rata Akseleran menyalurkan sekitar Rp 80 miliar pinjaman.
Dari sisi volume, Akseleran menargetkan bisa menyalurkan total pinjaman produktif sebesar Rp 2 triliun pada 2020. Perusahaan juga ingin menambah jumlah pemberi pinjaman ritel ataupun institusi serta debitur. (MED)