Go-Jek berencana menutup fitur layanan dalam produk GoLife yang dinilai tidak memiliki performa pertumbuhan sesuai dengan harapan demi keberlanjutan usaha. Namun, manajemen menyatakan, GoLife tidak tutup.
Oleh
MEDIANA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perusahaan teknologi Gojek Indonesia akan menutup fitur layanan dalam produk GoLife yang dinilai tidak mampu memberikan performa pertumbuhan sesuai harapan. Hal ini sejalan dengan langkah perusahaan memastikan pertumbuhan usaha yang berkesinambungan dalam jangka panjang.
Fitur layanan di dalam GoLife mencakup GoMassage, GoClean, GoAuto, GoGlam, GoFix, GoDaily, dan GoLaundry. Terkait hal itu, Head of GoLife Wesly Simatupang kepada Kompas di Jakarta, Senin (16/12/2019), mengatakan, seiring tahun berjalan, ada fitur layanan dalam GoLife, selain GoClean dan GoMassage, yang tumbuh stagnan.
Kontribusi jasa pembersihan GoClean dan jasa pijat GoMassage hampir mencapai 90 persen terhadap total pesanan di dalam ekosistem GoLife. Beberapa tahun terakhir, GoClean dan GoMassage merupakan dua layanan utama yang paling dibutuhkan dan diminati konsumen.
”Atas dasar itu, kami menyadari perlunya pengkajian dan pemfokusan ulang guna memastikan pertumbuhan usaha yang berkesinambungan secara jangka panjang. Keputusan ini sekaligus bertujuan memastikan konsumen tetap dapat menikmati layanan maksimal di ekosistem GoLife,” ujarnya.
Wesly menambahkan, ada beberapa layanan di dalam GoLife yang tidak akan dilanjutkan operasinya. Layanan GoLaundry dan GoDaily, misalnya, akan beroperasi hingga 31 Desember 2019. Adapun layanan GoFix, GoGlam, dan Service Market Place yang masih dalam tahap percobaan akan beroperasi sampai pertengahan Januari 2020.
Selama proses menuju penutupan fitur layanan itu, manajemen Gojek Indonesia menyatakan senantiasa menempatkan kesejahteraan mitra sebagai prioritas utama. Manajemen telah memiliki beberapa langkah prioritas untuk para mitra yang terdampak agar terus bisa mendapatkan penghasilan tambahan melalui ekosistem Go-Jek.
Langkah itu, misalnya, manajemen memberikan kesempatan kepada para mitra untuk mendaftar ke berbagai layanan lain di dalam ekosistem Go-Jek, mulai dari layanan GoRide, GoCourrier, mitra GoPay, mitra GoTix, hingga mitra usaha Mapan. ”Penekanan kami, GoLife itu tidak tutup,” imbuh Wesly.
Titin Makmuria, salah satu mitra GoLife, mengaku telah bergabung sejak 2015 untuk layanan GoGlam. Dia menyatakan pernah memperoleh penghasilan sekitar Rp 15 juta dalam sebulan. Kesuksesan itu diceritakan kepada teman-temannya yang memiliki keahlian di bidang kecantikan.
”Sebagai ibu rumah tangga, saya merasa senang dengan kehadiran fitur GoGlam. Waktu bekerja lebih fleksibel sehingga saya tetap bisa mengurus anak. Kabar Gojek Indonesia mau menutup layanan GoGlam sudah sampai kepada mitra dan saya cukup menyayangkan,” katanya.
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance, Bhima Yudhistira Adhinegara, menilai, Indonesia punya pasar layanan daring yang besar. Masalahnya, di kalangan beberapa pemain e-dagang yang relatif besar adalah sering memberikan subsidi promosi kepada konsumen sehingga menyebabkan industri tumbuh tidak sehat.