Perancis Buka Kerja Sama Transfer Teknologi dengan Indonesia
Perancis menawarkan kolaborasi penelitian dan pengembangan di sektor industri di Perancis kepada Indonesia. Misalnya, industri dirgantara, otomotif, farmasi, keuangan, usaha rintisan, dan pembiayaan usaha rintisan.
Oleh
m paschalia judith j
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Perancis membuka peluang kerja sama transfer pengetahuan dan teknologi dengan Indonesia. Harapannya, upaya ini dapat menunjang pengembangan dan penelitian yang memacu kinerja industri dan manufaktur.
Perancis menawarkan kolaborasi penelitian dan pengembangan di sejumlah sektor industri di Perancis kepada Indonesia. Misalnya, industri dirgantara, otomotif, farmasi, keuangan, usaha rintisan, dan pembiayaan usaha rintisan.
Director of Business Development Invest Perancis, Karine Gresset Cognon, mengatakan, transfer pengetahuan dan teknologi antara Perancis dan Indonesia sangat itu dimungkinkan. Salah satunya adalah melalui investasi di sektor penelitian dan pengembangan di Perancis.
"Indonesia bisa membuka pusat penelitian dan pengembangan di Perancis lalu saling bertukar insinyur untuk saling berbagi pengalaman dan pengetahuan," kata Cognon saat ditemui dalam diskusi bertajuk "The Development Strategies for Making the Future of Industry in Indonesia" yang diselenggarakan oleh Business France dan Kedutaan Besar Perancis di Indonesia, di Jakarta, Selasa (10/12/2019).
Indonesia bisa membuka pusat penelitian dan pengembangan di Perancis lalu saling bertukar insinyur untuk saling berbagi pengalaman dan pengetahuan.
Staf Ahli Bidang Hubungan Ekonomi dan Kemaritiman Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Raden Edi Prio Pambudi menyambut baik peluang kolaborasi tersebut. Menurutnya, Perancis adalah salah satu mitra strategis Indonesia, baik dari segi perdagangan maupun investasi.
Data Kementerian Perdagangan menunjukkan, neraca perdagangan Indonesia terhadap Perancis defisit sebesar 649.468 dollar Amerika Serikat (AS) pada 2018. Nilai ekspor Indonesia ke Perancis sebesar 680.351 dollar AS, sedangkan impor Indonesia dari Perancis sebesar 1,029 juta dollar AS.
Di sektor investasi, Badan Koordinasi Penanaman Modal mencatat, nilai penanaman modal Perancis berada di posisi ke-28 sepanjang 2018. Nilai investasinya sebesar 49,63 juta dollar AS dengan realisasi sebanyak 408 proyek.
Duta Besar Perancis untuk Indonesia Oliver Chambard mengemukakan, Indonesia dan Perancis memiliki kesamaan, yakni mesti beradaptasi dengan teknologi terkini. Tujuannya adalah untuk mendorong laju pertumbuhan industri dan manufaktur.
"Digitalisasi dalam industri manufaktur menjadi pemikiran baru yang perlu melibatkan sumber daya manusia sebagai aktor strategis," ujarnya.
Digitalisasi dalam industri manufaktur menjadi pemikiran baru yang perlu melibatkan sumber daya manusia sebagai aktor strategis.
Badan Pusat Statistik mencatat, kontribusi sektor industri terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada triwulan III-2019 sebesar 19,62 persen. PDB Indonesia pada triwulan II-2019 sebesar Rp 4.067,8 triliun. Pertumbuhan sector industri pada periode itu sebesar 4,15 persen.
CEO Schneider Electric Indonesia Xavier Denoly berpendapat teknologi hanya alat penopang pertumbuhan. "Yang penting ialah, mendapatkan informasi yang lebih baik (berdasarkan data yang terhimpun dari digitalisasi) untuk menentukan keputusan secara lebih baik pula," tuturnya.
Sementara, Country Head Fives Group Daniel Brunelli-Brondex menyebutkan, kunci keberhasilan transformasi teknologi pada industri ialah keterbukaan manajemen untuk mengimplementasikan inovasi. Dampaknya, pola pelatihan, prosedur, dan organisasi mesti turut berubah.
Kunci keberhasilan transformasi teknologi pada industri ialah keterbukaan manajemen untuk mengimplementasikan inovasi.
Country Head Indonesia Dassault Systems 3DS Adi Aviantoro berpendapat, teknologi menopang performa kerja sumber daya manusia dalam ekosistem industri dan manufaktur. Jika paduan kedua aspek tersebut tepat, kualitas produk pun mencapai titik optimalnya dan proses produksinya dapat bersifat berkelanjutan.