JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah RI dan Amerika Serikat terus berupaya meningkatkan hubungan bilateral, khususnya dalam bidang ekonomi dan investasi. Nilai perdagangan yang saat ini masih sekitar 30 miliar dollar AS ditargetkan naik dua kali lipat menjadi 60 miliar dollar AS pada 2025.
Target kerja sama perdagangan itu disampaikan Presiden Joko Widodo saat bertemu Menteri Perdagangan Amerika Serikat Wilbur Ross di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (6/11/2019). Didampingi Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto, dan Menteri Sekretaris Kabinet Pratikno, Presiden Joko Widodo bertemu lima orang delegasi Pemerintah AS yang dipimpin Ross.
Seusai pertemuan, Retno menjelaskan, salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan nilai perdagangan RI-AS adalah dengan menyelesaikan negosiasi fasilitas pembebasan tarif (generalized system of preference/GSP) untuk Indonesia. Setelah cukup lama dibahas bersama, negosiasi GSP ditargetkan bisa tuntas pada awal Desember 2019.
”Hal ini sebenarnya sudah lama dibahas dan tadi ada satu kesepakatan, mungkin awal Desember kita akan mengirim tim untuk bernegosiasi menyelesaikan,” ujar Retno.
Berdasarkan data Kemendag RI, pada Januari-Agustus 2019, nilai perdagangan RI-AS sebesar 17,781 miliar dollar AS. Dari perdagangan itu, RI surplus 5,323 miliar dollar AS.
Kepada Presiden Joko Widodo, Ross menyampaikan komitmen untuk menyelesaikan negosiasi GSP dengan baik. GSP yang disusun dipastikan akan menguntungkan kedua belah pihak, baik Indonesia maupun AS.
Menko Perekonomian Airlangga menambahkan, saat ini pembahasan fasilitas GSP untuk Indonesia sudah sekitar 80 persen selesai. Salah satu persoalan yang belum diselesaikan adalah pemberian kelonggaran kewajiban kerja sama Visa dan Mastercard dengan Gerbang Pembayaran Nasional (GPN). Untuk itu, dalam waktu dekat pemerintah akan mencarikan jalan keluar bersama dengan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Dalam kunjungannya ke Kemenko Perekonomian, Ross mengatakan, pihak Boeing merupakan bagian dari delegasi kunjungan ke Indonesia. Perusahaan penerbangan AS itu akan berbicara dengan pihak Lion Air sebagai pengguna pesawat Boeing yang mengalami kecelakaan pada Oktober 2018.