Menjelang berakhirnya musim panen garam yang diperkirakan pada November 2019, serapan garam rakyat masih rendah. Harga jual garam rakyat juga belum beranjak pada kisaran Rp 400-Rp 500 per kilogram.
Oleh
BM LUKITA GRAHADYARINI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Menjelang berakhirnya musim panen garam yang diperkirakan pada November 2019, serapan garam rakyat masih rendah. Harga jual garam rakyat juga belum beranjak pada kisaran Rp 400-Rp 500 per kilogram.
Ketua Asosiasi Petani Garam Rakyat Indonesia (APGRI) Jakfar Sodikin mengungkapkan, produksi garam rakyat saat ini sudah hampir 1,5 juta ton. Dalam satu bulan mendatang, produksi garam rakyat diperkirakan mencapai target 2,3 juta ton.
”Dalam keadaan (produksi) normal, seharusnya hasil panen garam rakyat bisa lebih dari 2,3 juta ton. Akan tetapi, kondisi sekarang, petambak kurang bergairah karena serapan rendah dan harga masih jauh dari normal,” kata Jakfar saat dihubungi dari Jakarta, Senin (7/10/2019).
Ia menambahkan, sejumlah titik pengumpulan garam rakyat saat ini sudah penuh dengan stok garam. Akibat penyerapan garam yang tidak lancar tersebut, petambak kehilangan gairah untuk mengoptimalkan produksi di sisa musim panen.
Realisasi impor garam yang mencapai 2,7 juta ton pada 2018 menyebabkan stok garam berlebih. Akibatnya, hasil panen garam rakyat tahun ini tidak terserap optimal.
Sebelumnya, sebelas perusahaan pengolah garam berkomitmen menyerap garam lokal 1,1 juta ton untuk musim produksi 2019-2020. Perihal mutu, pelaku industri meminta kandungan garam lokal minimal 97 persen.
Tahun ini, kebutuhan garam nasional diprediksi sebanyak 4,19 juta ton, yang meliputi kebutuhan industri dan konsumsi. Dari sisi suplai, produksi garam lokal tahun ini ditargetkan mencapai 2,3 juta ton, sedangkan alokasi impor garam sebanyak 2,7 juta ton.
”Tahun depan diperlukan kebijakan untuk menekan impor garam dan pembenahan tata niaga agar kondisi garam rakyat tidak semakin terpuruk,” kata Jakfar.
Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan, produksi garam per 30 September 2019 sebanyak 1,4 juta ton. Jumlah itu terdiri dari garam rakyat 1,17 juta ton dan PT Garam sebanyak 236.145 ton. Tahun ini, musim panen garam yang dimulai Juni diperkirakan berakhir pada November.
Gudang penuh
Secara terpisah, Direktur Utama PT Garam (Persero) Budi Sasongko mengemukakan, PT Garam menyerap hampir 140.000 garam rakyat. Sampai dengan akhir tahun ini, penyerapan garam rakyat ditargetkan 170.000 ton. Target itu lebih besar dari serapan garam rakyat pada tahun lalu yang mencapai 120.000 ton.
Budi menambahkan, saat ini gudang-gudang milik PT Garam yang berkapasitas total 500.000 ton sudah penuh terisi. Gudang terisi penuh karena sebagian pembeli belum mengambil garam, tetapi menitipkan garam tersebut.
”Gudang kami juga penuh, tetapi garam rakyat kami utamakan untuk bisa masuk gudang,” katanya.
PT Garam menargetkan produksi garam tahun ini mencapai 450.000 ton. Dari jumlah itu, sekitar 75 persen di antaranya berupa garam industri yang akan diolah PT Garam.
Tahun lalu, total produksi PT Garam sebanyak 367.260 ton. Dari jumlah itu, sekitar 40 persen di antaranya berupa garam industri. (LKT)