Lahan Rawa Digarap Saat Kemarau untuk Cegah Kebakaran
Pertanian terpadu di lahan rawa terus dikembangkan di Kalimantan Selatan. Selain untuk tanaman padi, lahan rawa digunakan untuk budidaya ikan.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·2 menit baca
BARITO KUALA, KOMPAS – Pertanian terpadu di lahan rawa terus dikembangkan di Kalimantan Selatan. Selain untuk tanaman padi, lahan rawa digunakan untuk budidaya ikan. Pemanfaatan lahan rawa, terlebih di musim kemarau juga efektif untuk mencegah kebakaran lahan.
Untuk membuktikan lahan rawa bisa digarap pada musim kemarau, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Selatan menggelar acara syukuran panen padi dan panen ikan lele dari lahan rawa di Jejangkit, Barito Kuala, Rabu (18/9/2019). Pada saat yang sama dilakukan juga kegiatan tanam padi.
”Dulu, lahan rawa di sini (Jejangkit) selalu terbakar pada musim kemarau. Tetapi setelah dibuka untuk persawahan, tidak lagi terjadi kebakaran lahan. Jadi, pertanian di lahan rawa itu turut mencegah kebakaran lahan,” kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalsel Syamsir Rahman.
Lahan rawa di Jejangkit dibuka untuk pertanian sejak tahun lalu. Pada pertengahan Oktober 2018, acara puncak peringatan Hari Pangan Sedunia Ke-38 digelar di Jejangkit. Luas lahan rawa yang dialokasikan untuk pertanian sekitar 5.000 hektar (ha).
Pada musim kemarau tahun ini, total luas lahan rawa di Jejangkit yang digarap sekitar 330 ha. Selain ditanami dengan padi varietas Inpara 2, lahan rawa tersebut juga digunakan untuk budidaya ikan lele, ikan gabus, dan ikan papuyu.
Dulu, lahan rawa di sini (Jejangkit) selalu terbakar pada musim kemarau. Tetapi setelah dibuka untuk persawahan, tidak lagi terjadi kebakaran lahan. Jadi, pertanian di lahan rawa itu turut mencegah kebakaran lahan, kata Syamsir Rahman
”Dengan pengaturan segala komponen di sektor pertanian, terutama tata kelola air, kami bisa tanam sekaligus panen padi, serta panen ikan. Ini merupakan komponen yang lengkap di program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi),” tuturnya.
Dua kali tanam
Menurut Syamsir, luas tanaman padi di lahan rawa yang dipanen kali ini hampir 2 ha. Produktivitasnya sekitar 6 ton gabah kering panen per ha. Selebihnya akan dipanen pada Oktober dan Desember. ”Di sini, kami sudah menerapkan dua kali tanam dalam setahun,” katanya.
Gubernur Kalsel Sahbirin Noor berpesan untuk tidak memandang sebelah mata sektor pertanian. Membangun sektor pertanian bukan hanya tugas Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, melainkan tugas semua satuan kerja perangkat daerah dalam lingkup Pemprov Kalsel. ”Semua harus bergerak untuk memajukan pertanian,” ujarnya.
Menurut Sahbirin, menanam sekaligus memanen padi pada musim kemarau bukan sesuatu yang mustahil dilakukan. Dengan berbagai upaya disertai kemauan yang kuat, pasti akan berhasil. ”Kalau Kalsel mampu meningkatkan produktivitas padi, tentu bisa jadi penyangga pangan untuk ibu kota negara di Kalimantan Timur,” katanya.