BUMN Ditargetkan Mampu Memproduksi Mesin Penggerak
Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno meminta BUMN yang bergerak di bidang manufaktur bisa memproduksi mesin penggerak secara mandiri.
Oleh
IQBAL BASYARI
·2 menit baca
GRESIK, KOMPAS — Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno meminta BUMN yang bergerak dalam bidang manufaktur bisa memproduksi mesin penggerak secara mandiri. Kemampuan untuk membangun mesin penggerak dari nol menjadi bagian menuju kemandirian bangsa agar tidak bergantung pada negara lain.
”Saya ingin agar BUMN bisa membuat mesin secara utuh, bukan penutupnya saja, melainkan inti mesin yang bisa menggerakkan mobil, motor, dan kapal. Saya targetkan tahun 2023 sudah punya mesin buatan Indonesia,” kata Rini saat meresmikan Workshop Heavy Machining Center PT Barata Indonesia di Gresik, Jawa Timur, Rabu (11/9/2019).
Menurut dia, BUMN memiliki kemampuan untuk membangun mesin penggerak secara mandiri. Banyak BUMN di bidang manufaktur memiliki keahlian yang beragam dan sumber daya manusia yang memadai. Jika BUMN-BUMN tersebut bersinergi, dia meyakini mampu mencapai target tersebut. Terlebih, beberapa BUMN sudah mampu membuat komponen-komponen mesin tersebut.
”Selama ini, ketika kita sudah bisa membuat alat-alat pertanian seperti traktor, tetapi saat ditanya mesinnya dari mana, mayoritas berasal dari China dan Korea,” ucap Rini.
Dia mengingatkan, semua BUMN harus bersinergi membangun negeri. Kemandirian dalam memproduksi mesin penggerak diyakini bakal memperkuat posisi BUMN dalam berkontribusi membangun Indonesia.
”Kalau semua pesanan produk antar-BUMN bisa dikonsolidasikan dan pesanan yang dibutuhkan BUMN lain bisa dibuat, maka bisa menghasilkan skala ekonomi yang membuat perusahaan lebih sehat,” ujarnya.
Kalau semua pesanan produk antar-BUMN bisa dikonsolidasikan dan pesanan yang dibutuhkan BUMN lain bisa dibuat, maka bisa menghasilkan skala ekonomi yang membuat perusahaan lebih sehat.
Direktur Utama PT Barata Indonesia Oksarlidady Arifin mengatakan, pihaknya berkomitmen terus bersinergi dengan BUMN lain. Keberadaan Heavy Machining Center (HMC) yang terletak di Gresik merupakan bagian dari upaya menuju kemandirian dan mendukung peningkatan kapasitas produksi perusahaan. Keberadaan workshop tersebut dibutuhkan untuk menyokong kebutuhan perusahaan yang terus meningkat seiring dengan perkembangan perusahaan.
”Workshop HMC akan difungsikan untuk peningkatan kapasitas produksi Barata Indonesia, di antaranya peningkatan produksi balance of plant produk pembangkit listrik,” katanya.
Workshop yang dibangun dengan dana penyertaan modal negara (PMN ) itu dilengkapi fasilitas mesin CNC bending untuk material baja dengan ketebalan 12 milimeter. Mesin ini memiliki kapasitas terbesar di Indonesia dan diharapkan bisa dimanfaatkan bersama PT PAL Indonesia (Persero) untuk pengerjaan fabrikasi kapal selam.
Selain itu, workshop HMC juga akan digunakan untuk area fabrikasi dan perakitan produk-produk konstruksi bervolume tinggi, seperti pressure vessel, komponen energi terbarukan, bullet tank, komponen kapal selam, dan crane pelabuhan. ”Lini produksi baru kami, yakni roda kereta api, juga akan kami produksi di workshop HMC ini secara bertahap, yang akan kita awali pada akhir tahun 2019,” kata Oksarlidady.