Sanur Village Festival Cerminan Pariwisata Berbasis Komunitas
Sanur Village Festival (SVF) 2019, tahun ini memasuki perhelatannya yang ke-14 dan rangkaian acara dimulai Rabu (21/8/2019) hingga Minggu (25/8/2019). Dalam dua tahun terakhir, festival ini masuk 10 besar agenda utama Pesona Indonesia Kementerian Pariwisata.
Oleh
AYU SULISTYOWATI
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS – Sanur Village Festival (SVF) 2019, tahun ini memasuki perhelatannya yang ke-14 dan rangkaian acara dimulai Rabu (21/8/2019) hingga Minggu (25/8/2019). Dalam dua tahun terakhir, festival ini masuk 10 besar agenda utama Pesona Indonesia Kementerian Pariwisata.
Kementerian Pariwisata juga menjadikan gelaran SVF ini sebagai percontohan pelaksanaan festival yang berbasis komunitas. Perjalanan selama ini membuktikan kekuatan komunitas yang solid, seperti Desa Sanur melalui Yayasan Pembangunan Sanur (YPS), dapat memberdayakan masyarakat setempat dan membanggakan bagi Bali.
Tahun ini mengangkat tema “Dharmaning Gesing”, gerakkan berbagai komunitas untuk tak henti melakukan kreasi dan inovasi terhadap kemanfaatan tanaman bambu yang telah mengakar dalam kehidupan masyarakat Bali.
Kepala Dinas Pariwisata Bali I Wayan Kun Adyana bangga dengan keberhasilan YPS bersama warga Sanur membawa SVF hingga ke kancah nasional maupun internasional. Kebanggaan lainnya, gelaran tahunan SVF mampu menjadi contoh pariwisata yang dibangun dari basis komunitas.
“Platform SVF ini sangat menarik. Sanur mampu memadukan budaya pesisir dengan kreativitas baru,” kata Kun Adnyana, di Denpasar, Kamis (22/8/2019).
Ia juga menambahkan SVF dapat menjadi magnet yang memotivasi ke seluruh komunitas di Bali. Bisa saja, lanjutnya, kedepannya gelaran SVF ini diselaraskan dengan perhelatan Pesta Kesenian Bali (PKB). Tujuannya agar gema dan tematiknya menjadi luas serta berkesinambungan.
Acara pembukaan SVF digelar pada Kamis (22/8/2019) sore, di Lapangan Matahari Terbit, Sanur. Pembukaan dihadiri antara lain Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri Koperasi dan UKM AA Puspayoga, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Arta Ardhana, Wakil Wali Kota Denpasar Jayanegara, dan Kapolda Bali Petrus Reinhard Golose.
Menteri Arief Yahya menyampaikan ucapan selamat kepada penyelenggaraan SVF yagn berhasil menjadi kebanggaan masyarakat Bali dan masyarakat Sanur pada khususnya. Acara ini menjadi 10 besar terbaik agenda tahunan nasional di kementerian.
Platform SVF ini sangat menarik. Sanur mampu memadukan budaya pesisir dengan kreativitas baru
Menurutnya, Sanur menjadi model pariwisata berbasis komunitas dan sekaligus sebagai modal untuk sistem pariwisata berkelanjutan. Konsepnya mampu mengakomodasi budaya Bali seperti menghargai lingkungan, melestarikan budaya serta alam. Seluruh konsep tersebut dituangkan dalam tema setiap tahunnya.
Bali, menurut Arief Yahya, tahun 2018 ini sektor pariwisata Indonesia menyumbangkan devisa sebesar 19 miliar dollar AS. Sumbangan pariwisata Bali adalah yang terbesar sekitar 40 persen atau 7,6 miliar dollar AS.
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Arta Ardhana mengapresiasi kesuksesan SVF bertahun-tahun ini. Ia percaya festival ini semakin matang dalam mengembangkan prestasi diri. Harapannya, festival ini tetap konsisten dilaksanakan, tentunya dengan semakin mengembangkan ekspresi dan kreasi sehingga tetap berkelanjutan.
Ketua Umum Sanur Village Festival Ida Bagus Gede Sidharta Putra atau Gusde mengatakan branding yang telah terbangun hingga memasuki kegiatan tahun ini. Ia berharap menjadi momentum untuk meningkatkan kunjungan wisatawan yang dinilai masih lesu dengan rata-rata hunian 55 persen untuk semester pertama tahun ini.
Gusde yang juga Ketua Yayasan Pembangunan Sanur bersama warga ingin terus memberikan sumbangsih bagi keberlanjutan pariwisata yang menjadi penopang ekonomi terbesar di wilayah ini. “Kami terus melakukan evaluasi dan meningkatkan kualitas kemasan festival agar tetap menjadi daya tarik dan menjadi kenangan mengesankan bagi para penggunjung termasuk wisatawan,” katanya.
Bersamaan dengan pembukaan SVF, Arief Yahya mewakili Presiden Joko Widodo menyerahkan penghargaan dari Presiden berupa Satya Lencana Kepariwisataan yang diterima Founder Santrian Group Ida Ratu Pedanda Gede Dwija Ngenjung atau dikenal dengan Ida Bagus Tjetana Putra.
Penghargaan ini sebagai tanda penghormatan karena membangun dan mengembangkan pariwisata perhotelan dengan konsep alami berbentuk Griya serta menjunjung tinggi kearifan lokal Bali.
Sejumlah artis nasional serta lokal tampil di antaranya Indra Lesmana yang berkolaborasi dengan seniman Nyoman Windha menyajikan orkestra jazz yang di antaranya menggunakan instrumen berbahan bambu. Selanjutnya, menyajikan sendratari, peragaan busana, serta penampilan antara lain Pongky Barata, Trio Lestari, Crazy Horse, Ito Kurdhi, Nostress, Dewa Budjana Mahandini, Katon Bagaskara.