Kalsel Dorong Pertumbuhan Ekonomi Lewat Festival Ekonomi Syariah
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan siap menggelar Festival Ekonomi Syariah Kawasan Timur Indonesia 2019. Kegiatan tersebut diharapkan dapat mendorong pengembangan ekonomi syariah di tingkat regional maupun nasional.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·2 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan siap menggelar Festival Ekonomi Syariah Kawasan Timur Indonesia 2019. Kegiatan tersebut diharapkan dapat mendorong pengembangan ekonomi syariah di tingkat regional maupun nasional.
Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) Kawasan Timur Indonesia akan dilaksanakan di Banjarmasin, selama tiga hari, 12-14 September 2019. Tema yang diusung yaitu mendorong penguatan sinergi pelaku usaha syariah yang berdampak pada ekonomi regional dan nasional.
Pejabat Ekonomi Ahli Bank Indonesia Kalsel Dadi Esa Cipta menyampaikan, Festival Ekonomi Syariah Kawasan Timur Indonesia akan diikuti 19 Kantor Perwakilan Bank Indonesia. Saat ini, setiap kantor perwakilan BI sudah mulai mendata dan mengidentifikasi UMKM, tokoh ekonomi, dan lembaga ekonomi syariah untuk diikutsertakan dalam kegiatan ini.
”Harapannya nanti mereka yang mengikuti Festival Ekonomi Syariah bisa menjadi inspirasi bagi para pelaku ekonomi di daerahnya masing-masing untuk mendorong pengembangan ekonomi syariah,” kata Dadi di Banjarmasin, Kamis (25/7/2019).
Menurut Dadi, ekonomi syariah adalah ekonomi yang sangat tahan terhadap krisis. Pada krisis moneter 1997-1998, ekonomi syariah tidak terpengaruh dengan krisis keuangan saat itu. Namun, cakupan ekonomi syariah secara nasional masih sangat kecil, di bawah 10 persen.
”Dengan Festival Ekonomi Syariah, kami berharap masyarakat bisa lebih sadar dengan produk-produk syariah karena Indonesia adalah negara muslim terbesar. Harapannya, masyarakat akan mengonsumsi produk-produk ekonomi syariah sehingga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi,” tuturnya.
Secara khusus untuk Kalsel yang dikenal sebagai ”daerah seribu masjid” dan tahun ini dipercaya menjadi tuan rumah Festival Ekonomi Syariah, Dadi berharap bisa lebih mengembangkan ekonomi syariah. ”Kalsel harus bisa menjadi tuan di rumahnya sendiri. Jangan sampai produk dari daerah lain justru lebih banyak masuk ke sini,” ujarnya.
Dadi memastikan, produk syariah bukan hanya produk yang sudah mendapat sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Segala jenis produk pertanian dan produk kerajinan UMKM dengan bahan-bahan alami dan tidak menggunakan zat-zat yang diharamkan juga termasuk produk syariah.
”Meski begitu, kami tetap mendorong supaya para pelaku usaha bisa mengurus sertifikasi halal dari MUI atas produknya. Hal itu mengingat Indonesia merupakan salah satu daerah tujuan wisatawan dari Timur Tengah,” katanya.
Kami tetap mendorong supaya para pelaku usaha bisa mengurus sertifikasi halal dari MUI atas produknya. Hal itu mengingat Indonesia merupakan salah satu daerah tujuan wisatawan dari Timur Tengah
Manajer Fungsi Koordinasi dan Komunikasi Kebijakan Kantor Perwakilan BI Kalsel Abdul Haris menambahkan, Festival Ekonomi Syariah diisi dengan berbagai kegiatan, antara lain seminar, talkshow, forum bisnis, workshop, focus group discussion (FGD), pameran, dan aneka perlombaan.
”Pada Festival Ekonomi Syariah di Balikpapan tahun lalu, nilai transaksinya mencapai Rp 1,7 triliun. Pada fesyar di Banjarmasin tahun ini, nilai transaksinya ditargetkan naik 10 persen dari tahun lalu,” ungkap Haris.