PT Pertamina Persero telah mengantisipasi kenaikan kebutuhan avtur untuk penerbangan haji tahun ini. Kenaikan disebabkan bertambahnya frekuensi penerbangan haji menyusul meningkatnya jumlah jamaah haji tahun ini.
Oleh
ERIKA KURNIA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Pertamina Persero menyiapkan pasokan bahan bakar pesawat avtur untuk penerbangan haji hingga 89 juta liter di 12 bandara pemberangkatan jemaah haji. Jumlah itu meningkat 11 persen dari kebutuhan tahun lalu yang hanya sebesar 79,3 juta liter.
”Kami mengupayakan berbagai hal untuk memastikan kebutuhan avtur selama musim haji ini dapat terpenuhi dengan baik, termasuk berkoordinasi dengan berbagai pihak, seperti maskapai, Angkasa Pura, pemerintah daerah, dan lembaga terkait,” kata Vice President Communication Pertamina Fajriyah Usman dalam keterangan tertulisnya, Minggu (7/7/2019).
Meningkatnya kebutuhan avtur kali ini juga telah diantisipasi Pertamina di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
Unit Manager Communication Relations and CSR Pertamina Marketing Operation Region (MOR) III Dewi Sri Utami mengatakan, 21,86 juta liter avtur telah disiapkan. Jumlah tersebut naik hampir 6 persen dibandingkan pasokan avtur untuk musim haji 2018.
”Penyaluran avtur terbagi dalam dua fase. Pada fase pertama, yakni 7 Juli hingga 5 Agustus 2019, konsumsi avtur diprediksi lebih dari 10 juta liter. Fase kedua, untuk Garuda Indonesia pada 18 Agustus sampai 5 September 2019, dan Arab Saudi pada 17 Agustus hingga 14 September 2019, diproyeksikan akan mendapat pasokan sekitar 11,7 juta liter,” katanya.
Penerbangan jemaah haji dari Bandara Soekarno-Hatta telah dimulai Minggu (7/7/2019). Dua maskapai penerbangan mengantarkan jemaah calon haji asal Banten, Jakarta, dan sebagian area Jawa Barat, yakni Garuda Indonesia dan Saudi Arabia Airlines.
Sementara dari embarkasi di Surabaya dan Batam, pemberangkatan jemaah haji gelombang pertama telah dimulai sejak Sabtu (6/7/2019).
Pada penerbangan haji tahun 2019 atau 1440 Hijriah, jumlah jemaah bertambah seiring penambahan kuota hingga 230.000 orang. Pada 2018, jemaah yang berangkat hanya sekitar 203.000 orang.
Tahun ini, Garuda Indonesia menyediakan 14 pesawat di sembilan embarkasi. Sementara, Saudi Arabia Airlines menyediakan 13 pesawat di empat embarkasi.