Pameran paket perjalanan dan wisata Bali and Beyond Travel Fair mendukung pembangunan kepariwisataan Indonesia melalui pemasaran destinasi di Tanah Air.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA
·3 menit baca
BADUNG, KOMPAS — Pameran paket perjalanan dan wisata bertajuk Bali and Beyond Travel Fair mendukung pembangunan kepariwisataan Indonesia melalui pemasaran destinasi di Tanah Air. Pameran ini mengangkat tema perjalanan menuju pariwisata berkelanjutan (”Journey to Sustainable Tourism”) untuk meningkatkan kesadaran bersama tentang pentingnya pelestarian alam dan budaya berkelanjutan.
Ketua Bali and Beyond Travel Fair (BBTF) 2019 I Ketut Ardana menerangkan, penyelenggaraan pameran perjalanan dan pariwisata BBTF 2019 diikuti 232 peserta pameran, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Peserta pameran dari luar negeri berasal dari Singapura dan Timor Leste.
”Sebanyak 230 peserta pameran berasal dari 19 provinsi di Tanah Air,” ujar Ardana, yang juga Ketua DPD Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Bali, di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Nusa Dua, Badung, Bali, Rabu (26/6/2019).
Para peserta pameran BBTF 2019 akan bertemu dengan buyer dari biro perjalanan wisata internasional dalam sesi pertemuan bisnis (travel exchange atau travex) selama pelaksanaan BBTF 2019 yang dimulai Rabu.
Ardana menyatakan, sebanyak 303 buyer dari 46 negara mengikuti ajang travex dalam BBTF 2019. Ia menambahkan, penyelenggaraan BBTF 2019 menargetkan, potensi transaksi komersial di antara para pelaku bisnis pariwisata itu mencapai Rp 9,06 triliun.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I di Kementerian Pariwisata Rizki Handayani Mustafa mengatakan, pihaknya mendukung penyelenggaraan BBTF menjadi ajang pemasaran pariwisata terkemuka. ”Kami ingin Indonesia memiliki acara travel mart yang menjadi benchmark (patokan) internasional,” kata Rizki pada acara tersebut.
Dalam siaran pers BBTF 2019, disebutkan pertumbuhan pariwisata Indonesia tercatat sebagai salah satu yang terbaik di dunia dengan dua kali lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan rata-rata global. Berdasarkan Badan Pariwisata dan Perjalanan Dunia (World Travel and Tourism Council/WTTC), pertumbuhan pariwisata Indonesia termasuk 10 besar dunia. Pertumbuhannya mencapai 7,8 persen pada 2018, sedangkan rata-rata global sebesar 3,9 persen.
Rizki menambahkan, Bali berperan penting dalam kepariwisataan Indonesia. Sekitar 40 persen dari total kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia melalui Bali. Oleh karena itu, ujarnya, pemerintah tetap mendukung dan terus mempromosikan Bali sebagai destinasi utama di Indonesia selain membangun destinasi baru di Tanah Air untuk mendistribusikan pariwisata di Indonesia.
”Kami sangat senang karena jumlah buyer dalam kegiatan BBTF ini ada peningkatan. BBTF ini semakin dikenal,” ujar Rizki.
Penyelenggaraan BBTF 2019 juga didukung sejumlah pihak, antara lain pemerintah daerah, ITDC Nusa Dua, serta kalangan perhotelan dan akomodasi pariwisata di Bali. BBTF diinisiasi dan diselenggarakan Asita Bali setiap tahun sejak 2014.
Kepala Kepolisian Daerah Bali Inspektur Jenderal Petrus Reinhard Golose mengatakan, pariwisata berkontribusi ke penerimaan devisa negara. Sementara itu, Bali merupakan daerah tujuan (destinasi) pariwisata utama di Indonesia yang dikunjungi banyak wisatawan.
”Dengan kerja sama dan upaya seluruh pemangku kepentingan terkait, termasuk kepolisian, kita tunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia memiliki kepariwisataan yang bagus dan kami dari kepolisian memberikan perlindungan dengan keamanan berstandar internasional,” ujar Golose.