Sejalan dengan berkembangnya Provinsi Bukhara sebagai obyek wisata di Uzbeskistan, Pemerintah Uzbekistan, ingin belajar dan menjajaki kerjasama bidang pariwisata dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, terkait wisata halal yang diterapkan di Pulau Lombok.
Oleh
KHAERUL ANWAR
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS - Sejalan dengan berkembangnya Provinsi Bukhara sebagai obyek wisata di Uzbeskistan, Pemerintah Uzbekistan, ingin belajar dan menjajaki kerjasama bidang pariwisata dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, terkait wisata halal yang diterapkan di Pulau Lombok.
“Ada kesamaan antara Provinsi Bukhara dan NTB, di antaranya penduduknya mayoritas beragama Islam, kedua daerah ini juga tengah mengembangkan wisata halal. NTB cukup terkenal, dan kami datang belajar tentang wisata halal,” ujar Muzaffar Abudlazimov, Sekretaris Kedutaan Besar Uzbekistan untuk Indonesia, usai bertemu Wakil Gubernur NTB, Sitti Rohmi Djalilah, Senin (24/6/2019) di Mataram.
Ada kesamaan antara Provinsi Bukhara dan NTB, di antaranya penduduknya mayoritas beragama Islam, kedua daerah ini juga tengah mengembangkan wisata halal. NTB cukup terkenal, dan kami datang belajar tentang wisata halal
Dalam pertemuan itu juga sekaligus membahas bentuk kerjasama antara Pemprov NTB dan Provinsi Bukhara. Hadir dalam pertemuan antara lain delegasi Kementerian Pariwisata Uzbekistan, Pemerintah Provinsi Bukhara.
Menurut Muzaffar, Pemerintah Uzbekistan melalui Kementerian Pariwisata Indonesia, menjajaki kerjasama dengan Pemprov NTB, karena Pemerintah Uzbekistan dan pelaku pariwisatanya tertarik dengan konsep pariwisata halal seperti di Provinsi Bukhara yang kulturnya mirip dengan masyarakat NTB khususnya Lombok.
Untuk itu Muzaffir akan mempromosikan Lombok sebagai destinasi wisata halal di Uzbekistan, sekaligus mengundang Pemprov NTB dan pengusaha untuk berkunjung ke obyek wisata di Uzbeskistan seperti Makam Ahli Hadis Imam Bokhari di Kota Bukhara.
Obyek wisata lain tempat disimpannya Mushaf Al Quran yang disusun Khalifah III, Usman Bin Affan, di kawasan Hast Imam, Tashkent, Samarkand. Provinsi Bukhara penduduk 3 juta jiwa sedang Kota Bukhara bependuduk sekitar 300.000 jiwa. Provinsi dan Kota Bakhara mayoritas beragama Islam.
Sebelum melaksanakan umrah, bisa saja mereka singgah di Uzbekistan, baru melanjutkan ke Mekkah dan Madinah
Wakil Gubernur NTB menyambut baik inisiatif Pemerintah Uzbekistan melakukan kerjasama, karena NTB memiliki beragam potensi perikanan, kelautan selain pariwisata seperti wisata minat khusus Gunung Rinjani dan Tambora, Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika dengan pantai berpasir putih dan obyek wisata Pulau Moyo dengan hiu paus yang jinak.
Kendati dengan potensi-potensi itu NTB dilirik oleh para investor, jajaran Pemprov NTB juga perlu menyiapkan sumber daya manusia dan infrastruktur yang memadai. Oleh sebab itu kerjasama itu juga sebagai wahana belajar bersama antara kedua pihak, ujar Wakil Gubernur.
Fokus pasar wisata
Kepala Dinas Pariwisata NTB, HM Faozal, mengatakan, kesediaan Pemerintah Uzbekistan melakukan kerjasama sejalan pula dengan sasaran Pemerintah Pemprov NTB, yang selain fokus pada pasar wisata yang sudah ada seperti Australia dan Malaysia, juga berupaya membidik pasar pariwisata baru seperti Uzbekistan. Apalagi, untuk mendatangkan wisatawan Uzbeskistan, sudah ada penerbangan langsung Jakarta-Uzbekistan, yang ditempuh selama sembilan jam.
Strategi mendatangkan wisatawan dari NTB dan Indonesia, bisa dimulai dengan Jemaah umroh. “Sebelum melaksanakan umrah, bisa saja mereka singgah di Uzbekistan, baru melanjutkan ke Mekkah dan Madinah,” ujar Faozal.
Guna menindaklanjuti pertemuan dengan Wakil Gubernur NTB, kata Ketua DPD Asita NTB, Dewantoro Umbu Joka, Delegasi Uzbekistan melakukan pertemuan dengan pelaku usaha pariwisata di Kota Mataram. Dalam pertemuan itu dibahas keinginan pemerintah, sehingga para pelaku pariwisata di NTB bisa membuat paket tour.
“Kami pasti menawarkan obyek wisata alam seperti gunung dan pantai, yang mungkin menjadi salah satu daya tarik, mengingat Uzbekistan tidak memiliki wilayah pantai,” ujar Dewantoro.