Indonesia-Jepang Bahas Tata Kelola dan Keterbukaan Data Antarnegara
Jepang meminta dukungan Indonesia untuk menyukseskan inisiatif Jepang dalam Pertemuan Tingkat Menteri Perdagangan dan Ekonomi Digital negara-negara kelompok G-20 di Tsukuba, Jepang, pada 8-9 Juni 2019.
Oleh
M PASCHALIA JUDITH JUSTIARI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Jepang meminta dukungan Indonesia untuk menyukseskan inisiatif Jepang dalam Pertemuan Tingkat Menteri Perdagangan dan Ekonomi Digital negara-negara kelompok G-20 di Tsukuba, Jepang, pada 8-9 Juni 2019. Dalam pertemuan itu, Jepang akan mendorong terciptanya masyarakat 5.0, salah satunya melalui tata kelola dan keterbukaan data antarnegara.
Selain itu, Indonesia-Jepang akan membahas isu lain, seperti Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Regional Komprehensif (RCEP). Indonesia-Jepang juga akan melanjutkan pembicaraan tentang peninjauan kembali Perjanjian Kemitraan Ekonomi Indonesia-Jepang (IJEPA).
Hal itu mengemuka dalam pertemuan bilateral Indonesia-Jepang di kantor Kementerian Perdagangan di Jakarta, Rabu (29/5/2019). Pemerintah Indonesia diwakili Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, sedangkan Pemerintah Jepang diwakili Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang Hiroshige Seko.
Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Perekonomian Rizal Affandi Lukman turut hadir dalam pertemuan bilateral itu.
Enggartiasto mengatakan, keterbukaan data menjadi prioritas Jepang sebagai tuan rumah untuk dibahas dalam pertemuan G-20 pada Juni mendatang. ”Perdana Menteri Jepang saat ini ingin membangun masyarakat 5.0. Dampaknya, data raksasa menjadi prioritas untuk diwujudkan,” kata Rizal saat ditemui setelah pertemuan bilateral.
Data raksasa itu turut memanfaatkan data dari sejumlah negara, termasuk Indonesia. Oleh sebab itu, Jepang perlu pendekatan karena setiap negara memiliki sensitivitas dan kebijakan data yang berbeda-beda.
Enggartiasto menyebutkan, pertemuan kali ini membahas definisi dan terminologi antara ”data” dan ”informasi”. Dalam hal ini, Jepang dan Indonesia sepakat menggunakan terminologi ”data”. Kedua belah pihak belum membahas rincian jenis data yang akan dibuka dan saling dibagikan.
Keterbukaan data ini berprinsip pada aliran bebas data berdasarkan kepercayaan atau data free flow with trust (DFFT). Kebijakan perlindungan data pribadi tetap akan berlaku. Aliran data antarnegara ini akan bersifat timbal balik.
Keterbukaan data ini berprinsip pada aliran bebas data berdasarkan kepercayaan atau data free flow with trust (DFFT). Kebijakan perlindungan data pribadi tetap akan berlaku. Aliran data antarnegara ini akan bersifat timbal balik.
Dalam menanggapi usulan Jepang, Enggartiasto mengatakan, data strategis Indonesia akan dilindungi dan tidak akan dialirkan. ”Kami sudah berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika terkait hal ini. Catatan mengenai data strategis itu juga sudah kami sampaikan kepada Jepang, dan Jepang menerimanya,” ujarnya.
Selain keterbukaan aliran data, Jepang dan Indonesia sepakat untuk mengusulkan perdagangan multilateral dan reformasi Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) agar dibahas dalam pertemuan G-20 nanti. Enggartiasto mengatakan, isu proteksionisme perdagangan di tiap negara menjadi sorotan.
Di luar persiapan Jepang sebagai tuan rumah pertemuan G-20, Enggartiasto menyebutkan, kedua belah pihak juga membahas kajian ulang IJEPA. Ada 17 pos tarif yang berpotensi ditambahkan dalam perjanjian tersebut, contohnya di sektor pertanian.
Selain itu, mekanisme e-dagang antara Jepang dan Indonesia juga akan diulas. Secara umum, Enggartiasto enggan menyebutkan rincian kajian ulang IJEPA karena masih membutuhkan pembahasan lanjutan dengan Jepang.
Kementerian Perdagangan mencatat, nilai total perdagangan kedua negara pada 2018 sebesar 37,4 miliar dollar AS. Indonesia mengalami surplus neraca perdagangan atas Jepang, yaitu sebesar 1,5 miliar dollar AS.
Bagi Indonesia, Jepang menempati peringkat ke-3 sebagai negara tujuan ekspor utama Indonesia dengan pangsa pasar sebesar 10,5 persen. Sementara Indonesia menempati urutan ke-3 sebagai pasar impor dari Jepang dengan pangsa sebesar 9 persen.