Disiapkan Alat Pemindai Suhu Tubuh di Bandara Bandung
Pihak Bandara Internasional Husein Sastranegara, Kota Bandung, Jawa Barat, merencanakan memasang alat pemindai suhu tubuh thermal scanner untuk mengantisipasi penyebaran virus cacar monyet dari penumpang dengan penerbangan dari Singapura.
Oleh
SAMUEL OKTORA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Pengelola Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara, Kota Bandung, Jawa Barat, merencanakan memasang alat pemindai suhu tubuh thermal scanner untuk mengantisipasi penyebaran virus cacar monyet (monkeypox) dari penumpang yang menggunakan penerbangan dari Singapura.
Upaya ini dilakukan sebagai tindakan peningkatan pengawasan guna mengantisipasi kasus penyebaran virus ini di Singapura. Penyakit menular itu dibawa seorang pria (38) dari Nigeria. Laki-laki itu tiba di Singapura pada 28 April 2019. Pria tersebut mengalami gejala cacar monyet dengan gejala yang muncul berupa demam, benjolan di kulit, nyeri otot, dan kedinginan.
Pihak bandara menyiapkan alat pemindai ini mengingat pada Bandara Husein Sastranegara terdapat rute penerbangan Bandung-Singapura. Dengan demikian, daerah ini berpotensi terkena penyebaran virus monkeypox jika ada penumpang yang terjangkit.
”Saat ini sedang disiapkan peralatannya, ditargetkan Kamis sudah terpasang di terminal kedatangan internasional. Penumpang dengan penerbangan dari Singapura menjadi perhatian khusus,” kata General Manager PT Angkasa Pura II (Persero) Bandara Internasional Husein Sastranegara Andika Nuryaman di Bandung, Rabu (15/5/2019).
Andika juga menyinggung, petugas yang akan memantau kedatangan penumpang di terminal internasional dengan alat pemindai suhu tubuh ini dari Kantor Kesehatan Pelabuhan Bandara Internasional Husein Sastranegara.
Saat ini sedang disiapkan peralatannya, ditargetkan Kamis sudah terpasang di terminal kedatangan internasional. Penumpang dengan penerbangan dari Singapura menjadi perhatian khusus.
Secara terpisah, ketika dikonfirmasi, Kepala Sub-Bagian Humas dan Protokoler Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Bandung, Reny Meisuburriyani mengatakan, pihak RSHS juga sudah mengantisipasi jika terdapat pasien yang terjangkit virus tersebut.
”RSHS telah memiliki sarana, prasarana, dan prosedur pelayanan untuk menunjang tim penanganan infeksi khusus dalam menangani pasien dengan kasus cacar monyet,” ujar Reny.